Part 11

6.3K 206 1
                                    

Kharina pov.

Aku terduduk di sofa kamar dengan kaki menyilang panjang sambil menonton tv, menunggu kepulangan Zayn, karena tadi sewaktu di laundry dia menelopon kalau dia akan pulang malam lagi seperti biasa.

Terdengar suara seseorang menaiki tangga dari luar kamar, aku yakin itu suara Zayn, buru-buru aku matikan tv, dan pura-pura tidur di sofa. Tadinya mau di kasur biar punggungku tidak pegal, namun suara langkah kaki itu sudah hampir mendekati.

"Krek" terdengar suara seseorang membuka pintu, aku merasakan kalau itu adalah Zayn, wangi parfum mahalnya begitu menusuk hidungku, dan aku juga merasakan kalau dia sedang menatapku yang sedang berpura-pura tertidur.

"Bruk" terdengar dia menaruh sesuatu di meja di depan sofa, suara itu sedikit kasar, aku ingin melihat dia menaruh apa, tapi aku takut ketahuan pura-pura tidur.

"Heh! Jangan pura-pura tidur! Bangun cepat!"

Tiba-tiba suaranya mengejutkan diriku, dan membuat sedikit jantungku terpacu karena nada tingginya.

"Bangun cepat!"

Suara Zayn mendadak terdengar membahayakan, dengan mata masih tertutup aku coba pura-pura tidak mendengar teriakannya.

"Bangun atau aku akan..."

"Iya..iya..ok aku bangun!" dengan sigap aku segera bangkit dari sofa. Aku takut dia melakukan hal yang tidak ku inginkan.

"Lihat itu! Lihat!" tegasnya membentak

"Apa yang harus ku lihat?" tanyaku menyeimbangkan nada tingginya

"Buka amplop itu sekarang cepat!" bentak Zayn memuncak

Dengan sedikit hati ketar ketir aku coba melihat isi amplop yang semula sudah membuat sulutan api pada Zayn, aku penasaran dengan isi amplop berwarna coklat yang membuat diriku jadi di bentak oleh Zayn.

"Apa!" pekikku kaget tatkala aku melihat isi amplop coklat itu, ku jumpai dari dalam amplop beberapa lembar photo diriku bersama lelaki.

Aku tidak mengenal laki-laki itu siapa, namun aku tahu laki-laki itu yang tadi pagi di laundry. Dalam photo itu ada adegan yang sedikit panas, ketika dia menindih tubuhku dan mengelap payudaraku.

"Begitu ya kerjaanmu di laundry? Hebat!" dengus Zayn

"Ini, aku, aku.." mendadak lidah ini kelu ketika hendak memberitahukan hal yang sejujurnya.

"Aku apa? heuh?" Zayn mendengus kembali

Wajahku tiba-tiba memerah, karena di sebabkan oleh photo yang tidak jelas dari mana, aku seperti tersihir oleh amarah Zayn, aku menjadi diam dan tidak bisa bicara.

Aku tidak pernah melihat dia semarah itu, tidak pernah sama sekali, walau dingin dia tidak pernah sedikitpun membentak diriku. Disitu aku meraskan ada konspirasi yang terjadi sengaja ingin membuat hubungan kami berantakan.

"Zayn aku tidak..." kalimatku terpotong

"Tidak apa? Kau sama saja seperti wanita lainnya, sudah berkali-kali aku melarangmu untuk pergi ke laundry, kau selalu membantahku, sekarang aku tahu kau memiliki kekasih lain yang selalu menemuimu di laundry, makanya kau betah di sana !" tuduh Zayn

"Zayn jangan salah sangka dulu, kamu seharusnya bisa berpikir sebelum bicara!" ungkapku

Zayn tetap tidak percaya dengan penjelasanku, dia lebih percaya kepada photo yang mengulang adegan ketika di laundry. Aku tidak bisa jika aku di pitnah seperti ini aku tidak bisa!

Dengan wajah yang merah tersulut emosi, Zayn pergi menuju kamar mandi, entah untuk apa dia pergi ke kamar mandi di saat situasi tegang seperti ini. Di saat seperti ini, ingin rasanya aku memiliki kantong ajaib Doraemon, maka aku akan mengeluarkan mesin waktu dari kantong ajaib, dan Membawa Zayn pergi kepada kejadian beberapa waktu lalu.

Bukan istri pajangan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang