Part 24

5.4K 192 4
                                    


"Ferry?"  kaget Mulan dan Diana ketika melihat sosok yang menyapanya tadi

"Mau ngapain kamu kesini? Dimana Mulan? Kok gak ikut?"  tanya Diana terlihat bingung

Ferry duduk di kursi kafe sebelah Andin, Andin menggeser kursinya agar tidak terlalu dekat dengan Ferry. Andin dan Diana belum mengetahui kabar buruk yang terjadi kepada pasangan suami istri itu. Karena Mulan tidak memberi tahu kedua temannya. Rasa gengsi masih menyelimuti hati Mulan.

"Fer, mana Mulan? Kok kamu gak jawab sih??" tanya Diana lagi. Andin mengangguk mengihkan

"Aku justru ingin tanya sama kalian, apa kalian mengetahui Mula dimana?" pertanyaan di jawab pertanyaan kembali

Andin menupuk jidatnya bingung, Diana mengangkat sebelah alisnya aneh.

"Memang apa yang udah terjadi sampai kalian  tidak bersama-sama? Kalian kan sudah seperti panci sama tutupnya?"  konyol Andin

"Hey, apa kalian tidak mau memesan minuman untukku?"  tanya Ferry. Andin dan Diana saling menatap berdebat mata. Sepertinya laki-laki ini tengah mengalihkan pertanyaan dari kedua sahabat istrinya

▫▫▫

Kharina pov.

Seusai pulang dari Mall, aku langsung mandi dan berganti pakaian, aku merasa lelah hari ini dan hendak tidur. Namun sial! Mulan sudah berdiri di hadapanku seperti security saat ini.

"Heh mau kemana kau nonya Zayn Khalik?" tanyanya sambil bertolak pinggang

"Mulan, aku lelah mau tidur..."  jawabku lemas

Aku menjatuhkan tubuhku ke atas kasur berukuran king size di Villa. Dan menutup tubuhku penuh. Cuaca Bandung memang enak untuk selimutan menuju malam hari. Tapi sial! Mulan menyibak selimutku, membuat aku melotot karena tingkahnya. Aku bangkit dari tidurku dan duduk dengan rambut acak-acakan akibat sibakan selimut. Ku tiup anak rambut yang menghalangi wajahku dengan mata menyorotkan amarah padanya. Hanya kesal saja.

"Heh, sebesar apapun kau memelototkan matamu, aku gak bakal takut padamu. Sekarang cepat bangun dan minum vitamin-vitamin ini dari dokter! Apa kau ini tidak sayang ama tuh si jabang bayi?"  ocehnya sudah seperti ibu mertua yang galak. Tapi sayang aku tidak memiliki ibu mertua.

"Mulan, besok aja yah..aku ngantuk!" kataku menolak. Aku hampir menjatuhkan kembali tubuhku ke kasur namun tidak jadi, karena mulan menarik lenganku.

"No-way!" katanya seperti ibuku saja

"Ayo cepat minum dulu semua obatmu! Aku tidak mau terjadi sesuatu pada ponakanku gara-gara emanya gak mau minum nih vitamin!"  omelnya sambil menyodorkan air mineral dan obat-obatan

"Okeh okeh.. Bawel! Sini mana obat dan vitaminya!". Kataku mengalah. Dan Mulan kini sukses telah membuatku seperti orang ayan karena menahan bau obat yang menusuk hidungku. Jujur saja, aku benci dengan bau obat-obatan.

"Nah! Gitu dong! Kan jadinya beres, ayo kita tidur!"  ujarnya sambil menjatuhkan tubuh di kasur samping diriku. Kami tidur salam satu ranjang. Dan dia dengan liciknya menggulung selimut sendirian sehingga aku tidak kebagian.

"Mulan, aku gak kebagian, sinih selimutnya." kataku berusaha menarik selimut.  Mulan hanya menjawab dengan gumaman saja. Dan terjadi saling tarik menarik selimut di atas ranjang. Mengingatkanku pada kenangan 7tahun lalu saat kami menginap di rumah Diana. Ah, jadi rindu sama tuh duo kutil kembar. apa kabarnya ya??

▫▫▫

Author pov.

"Apa? Jadi kamu ketauan Mulan sedang...."  pekik Andin kaget setengah mati saat Ferry sudah menceritakan semuanya pada Andin dan Diana

Bukan istri pajangan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang