"Aku minta maaf, tapi semalam Jay memang menginap di apart ku dad, kami terlambat pulang dari rumah sakit," Jelas Matt pada Chanyeol yang duduk di sofa di hadapannya.
"Benar Jay? Kenapa hanya diam daritadi?"
Jay berdecak pelan kala Chanyeol beralih menatapnya, "Iya dad, aku kan sudah mengabari lewat hp Matt semalam, susah sekali sih percaya padaku."
"Oh halo Matt? Aduh kenapa jarang datang? Mommy rindu padamu tau," Ucap Rose yang baru turun, tersenyum manis pada Matt yang setia tersenyum daritadi.
"Ahaha sedikit sibuk akhir akhir ini, aku mengantar Jay, sekaligus menjelaskan kenapa dia telat pulang."
Rose mengibaskan tangannya, "Ya ampun tak masalah, asal bersama mu mommy percaya kok."
Jay berseru riang dalam hati, inilah guna wajah tenang Matt! Bisa mengambil hati siapapun dengan mudah.
"Nah sudah kan, aku pulang dulu ya Jay? Mama menghubungiku soalnya."
Jay mengangguk, membiarkan Matt beranjak bangun.
"Mom, dad, aku pamit dulu, sekali lagi maaf untuk semalam karena tak mengantar Jay tepat waktu."
Huh, sudah seperti membawa anak gadis orang saja..
Rose tersenyum, beda dengan Chanyeol yang masih menatap Jay.
"Daddy akan menyuruh orang untuk mencari tau itu benar atau tidak, ingat itu Jay."
Jay mengangguk, memang susah mendapatkan kepercayaan Chanyeol lagi setelah kejadian itu.
____________________________
"Saya Kim Mingyu, bodyguard sekaligus asisten anda."
Jaemin mengangguk, menatap pria di hadapannya lekat, "Lee Jaemin."
"Berkenalan saja dulu, ayah harus pergi rapat," Rean segera berlalu pergi dari ruang rawat Jaemin, meninggalkan keduanya yang sama sama terdiam.
"Emmm berapa usiamu?"
"Saya? 25 tahun."
Jaemin lagi lagi mengangguk, "Duduk saja, tak usah terlalu kaku."
Melihat bodyguard nya ini, Jaemin yakin Mingyu bisa melindunginya, sangat amat yakin, lihat saja otot dan tatapan tajam itu, mengerikan..
Jika Jaemin yang jadi musuh, ia pasti akan mundur hanya dengan melihat Mingyu.
"Anda berusia 16 tahun?"
"Iya, kelas 1 SMA. Bicara santai saja, aku tak terlalu nyaman berbicara formal."
Mingyu mengangguk paham, Jaemin tak seperti anak anak pengusaha kaya raya lainnya, tak sombong dan angkuh.
"K-kau tak ingin bertanya sesuatu? Jangan diam saja, ini sangat canggung," Ucap Jaemin pelan membuat Mingyu terkekeh.
"Apa keadaan mu sudah membaik?"
"Iya, aku baik baik saja."
"Sudah makan?"
"Heem, baru saja."
"Dokter sudah datang untuk memantau kondisi mu."
"Sudah, setelah makan tadi."
Mingyu berpikir sesaat, "Ingin jalan jalan ke taman?"
Netra hazel Jaemin berbinar, "Tentu!"
____________________________
"Mom, sampai kapan daddy akan curiga seperti itu padaku? Aku kan tak pernah lagi membuat masalah besar."
Rose tersenyum, mengusap rambut Jay lembut, "Butuh waktu, kamu tau sendiri seberapa marah dan paniknya daddy saat itu kan?"
Dulu saat pertengahan kelas 3 SMP, Jay ke club, tak cukup disitu, dia membuat keributan dan berkelahi, lalu setelah memukul sekitar 5 orang sampai terluka parah, Jay akhirnya kalah dengan luka cukup serius karena kepalanya terhantam meja bar.
Chanyeol yang mendengar itu tentu panik, apalagi Rose sedang berada di korea untuk pemotretan, Jay di bawa ke rumah sakit dan harus di operasi, lalu di nyatakan kritis untuk beberapa waktu.
Setelah kejadian itu, selama setengah tahun Jay tak diizinkan bergerak bebas lagi oleh Chanyeol, pergi dan pulang sekolah di antar serta di kawal bodyguard, lalu tak boleh kemanapun kecuali ke sekolah.
Namun syukurnya perlahan peraturan itu tak lagi di pakai setelah Jay cukup meyakinkan tak akan mencari masalah besar seperti itu lagi, namun tetap saja Chanyeol waspada dengan gerak gerik putra tunggalnya itu.
"Aku tau, aku minta maaf."
Rose terkekeh, "Kenapa minta maaf lagi? Daddy seperti itu karena khawatir padamu, jangan salah paham."
Iya, Jay tau Chanyeol hanya terlalu khawatir. Pria itu bahkan membatalkan kepergiannya ke China hanya untuk merawat dan tetap berada di samping Jay selama putranya itu di rumah sakit.
"Tapi kan tetap saja, sampai kapan daddy begitu, menyebalkan, aku bukan anak kecil lagi."
"Iya iya, Jay anak mommy sudah dewasa, sudah punya pacar juga kan."
"....ahahaha, kok mommy tau?"
"Oh tau dong, pacar mu cantik."
Jay sontak tertawa pelan, "Seleraku memang bagus, kan?"
"Bagus, tapi selera daddy mu lebih bagus." Ucap Rose seraya mengedipkan sebelah matanya
Aahh sifat Rose memang turun banyak kepada Jay.
____________________________
"Lihat siapa ini? Waah, tuan Felix Lee yang terhormat datang ke markas kita," Allen berseru dramatis seraya menepuk tangannya.
"Oh hai, silahkan masuk," Itu Matt, melambaikan tangan dengan senyum manisnya.
Rahang Felix mengeras, "Dimana Sam sialan itu?"
Allen melotot, "Kau juga menganggapnya sialan? Astaga kita sama, apa ini artinya kita harus berteman?"
Matt sontak tertawa, "Apa aku harus bergabung agar ramai?"
"Sam, kami sedang membuat perkumpulan yang mengatai mu sialan," Teriak Allen seraya melangkah mendekat pada Matt dan mendudukkan diri di samping lelaki itu.
"Dia di lantai 2, naik saja tak perlu sungkan," Ucap Matt tanpa menatap Felix, masih fokus dengan tayangan di tv.
Allen berdecak, "Kalian ini ya, hanya masalah membunuh orang saja sampai dendam dan ribut seperti ini bertahun tahun."
"Hm, membosankan sekali," Timpal Matt.
Felix abai, memilih melangkah ke lantai 2 dengan penuh amarah.
"Matt, bagaimana kalau Sam mati di pukul Felix?"
Matt tersenyum seperti biasa, "Apanya yang bagaimana, tentu saja di kubur."
"..oh, benar juga.."
Matt juga tak sewaras itu, yang paling tenang memang kadang paling gila....
____________________________
"Lakukan tugas mu dengan benar, pastikan setelah ini racunnya bekerja dengan cepat."
Wanita yang memakai pakaian suster tersebut mengangguk, "Saya mengerti, tuan."
"Cih perempuan sialan itu, apa tak cukup kakinya seperti itu? dia masih tak sadar situasi ya?"
hai hai hai haiiiiii
aku up~
komen yang banyakkk
di tiap paragraf
⚠️140 vote buat next secepatnya
⚠️JANGAN JADI SIDERS!!see u di next chap, lop u all
jangan lupa vote dan komen💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Teen Fiction"Aku Jay, Jay Park" "Lee Jaemin" _______________ Bisnis, musuh, pewaris, pertemanan, semuanya menjadi satu. Pergi dari penderitaan lain menuju penderitaan lainnya, lantas Jaemin tak pernah menyangka akan menemukan seseorang yang benar benar mengulur...