51] Plan A

1K 250 100
                                    

"Satu suapan lagi."

Jay mencebik, namun tetap menurut dan menerima suapan dari Jaemin. Ia menatap lekat Jaemin yang kini menyodorkan segelas air pada nya.

"Jaem."

"Hm? telan dulu makanan di mulut mu," sahut Jaemin seraya menegur.

"Setelah keluar dari RS, kau akan ke apart ku, kan? Kau tinggal disana, kan?"

Jaemin terdiam sesaat, "Tidak, aku akan di mansion selama beberapa minggu."

Jay menggeleng tak setuju, "Daddy sudah membicarakannya, cukup dua hari, lalu kau bisa tinggal di apart bersama ku."

Waah, Jay selalu cepat jika masalah begini..

BRAKK

"HALO SAYAAANGG!"

Jay dengan cepat mengusap bahu Jaemin yang tampak amat kaget kala pintu ruang rawat Jay di buka kasar.

Pelaku nya siapa lagi, tentu saja Allen si manusia bar bar dan menyebalkan itu.

Allen melotot, berlari mendekat pada Jaemin, "Astaga my honey tampaknya sangat terkejut, huhuu maafkan aku sayang."

"Ew, kau gila ya?! Kenapa mendadak ucapan mu menjijikkan sekali?!" Jay berseru geli seraya menatap Allen seolah anak itu manusia paling aneh.

Matt menghela nafas jengah, memilih duduk di sofa tepat di samping Sam.

"Jaem, sudah sarapan?" tanya Matt melihat hanya ada satu mangkuk di nakas.

"Sudah--"

"Belum, dia hanya menyuapi ku tadi. Dia bilang dia tak selera makan, ayo semua, demo Jaemin agar dia mau sarapan," sela Jay cepat.

Sam menjentikkan jari nya, "Pas sekali, aku sudah memesan makanan. Siapa yang tak makan harus di lindas truk."

Jay melotot, menatap Matt dengan horor, "Matt, kenapa Sam dan Allen gila sekali hari ini? Cepat hubungi RSJ!"

Helaan nafas kasar Jaemin terdengar, lelaki itu memilih meraih sebotol air mineral dan membukanya untuk di minum, mengabaikan keributan dari manusia manusia paling berisik ini.

"Kenapa--tak meminta bantuan Xiumin saja?"

Jaemin mengusap lengannya, mendadak merasa perih dan panas kala memikirkan luka luka di tubuhnya.

Jay menangkap gelagat aneh Jaemin, ia berpikir sesaat sebelum menoleh pada Matt, "Matt, tolong ambilkan air es. Ah, handuk dan baskom kecil juga."

Lantas Jay mengusap tangan Jaemin lembut, "Tak apa, semuanya akan baik baik saja."

Allen ikut menyodorkan kipas mini di tangannya dan menghidupkannya tepat di samping wajah Jaemin, "Naah, dingin kan? Tunggu sebentar ya, Matt pasti tak lama, kok."

Jaemin menggenggam erat tangan Jay, berusaha tak menangis hanya karena masalah kecil seperti ini.

____________________________

Rean mengerjap kala memasuki ruang rawat sang putra, kosong, "Dimana Jaemin?"

"Astaga, anak itu kemana sih. Apa dia tak sadar dengan keadaannya? Kenapa tak beristirahat," gumam Rean geram. Pria itu memilih masuk dan duduk di sofa ruang rawat Jaemin.

Ting!

Jack
|Kita telat, Xiumin telah lebih dulu
membeli lahan tersebut

"Aish sialan! Kenapa dia terus mencari masalah dengan ku?!"

"Ayah?"

Jaemin mengerjap, mencengkram erat tiang infusnya, netra hazelnya menatap sang ayah yang duduk di sofa dengan cemas.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang