Matt tersentak saat rokok di tangannya di tarik begitu saja, ia mendongak, menemukan Sam kini dengan raut datar menginjak puntung rokok tersebut.
"Apa?" tanya Sam membalas tatapan Matt.
Matt memilih menggeleng, kembali menatap langit malam dengan jengah. Nyaris satu bulan sudah berlalu, Jaemin sibuk dengan terapi atau apapapun itu, dan Allen--
--masih belum bangun..
"Jaemin sepertinya bisa kembali berjalan, Jay yang bilang," ucap Sam seraya mendudukkan diri di samping Matt.
"Syukurlah, dia bicara dengan mu?"
"Jaemin? Lumayan, dia sudah mau berbicara setidaknya, yaa walaupun hanya singkat," helaan nafas kasar Sam terdengar.
Nyaris sebulan ini, Jaemin jarang membuka suara, jika di jenguk pun hanya diam seraya terus menatap keluar jendela.
"Sudah makan? Ayo ke resto di depan," ajak Matt, namun tak beranjak, menoleh pada Sam yang mengangguk.
"Setelah ini kau pulang?"
"Tidak, aku akan menggantikan mami menjaga Allen."
Sam berdecak, "Si berisik itu tak bangun bangun, aku akan tertawa jika nanti dia tak bisa berjalan karena terlalu lama tidur."
Matt sontak terdiam, "..benar juga, dia pasti kesusahan jika tidur terlalu lama."
Kekehan Sam mengudara, "Aku akan menikung Danielle, jika dia tak bangun berarti dia merelakan pacar nya untuk ku."
Matt dengan gemas menyentil kening Sam, "Danielle tak akan mau, kau tak lihat seberapa sering dia datang untuk menjenguk Allen?"
"Makanya, si berisik itu bodoh sekali, apa dia tak melihat pacarnya sedih?"
Matt tersenyum miris, "Biarkan saja dia dulu, dia juga butuh istirahat."
Allen--juga tak sebaik yang semua orang lihat..
Anak itu juga tak baik baik saja berada di bawah kekuasaan ayah nya selama ini.
__________________________
Jaemin mengernyit kala mendengar suara pintu terbuka, ia segera membuka matanya, menemukan seorang lelaki yang mengenakan jas putih ala dokter masuk, namun--tampak mencurigakan..
Dan tepat saat lelaki itu hendak menyentuh selang infusnya, Jaemin menahan tangan lelaki itu, "Siapa? Ini jam 3 pagi, kau buta? Kau mengganggu tidur pasien."
Lelaki itu tersenyum, "Saya dokter, saya hanya ingin menyuntikkan vit--"
Netra hazel Jaemin dapat menangkap sebelah tangan lelaki itu yang merogoh sesuatu di saku jas putih tersebut.
PRANGG
Jaemin dengan cepat beranjak bangun, ia melotot kala melihat pisau yang kini tergeletak di lantai, bertepatan dengan lekaki itu yang tersungkur karena dorongannya.
Dimana semua bodyguard yang berjaga di depan?!
"MINGYUU!"
"Ah sayang sekali, semua yang di depan sana sudah di bereskan, siapa yang bisa menyelamatkan mu, tuan muda yang lumpuh?
Rahang Jaemin mengeras, benar, bagaimana dia bisa melawan dengan keadaan seperti ini.
"Ayo mati dengan tenang--"
Jlebbb
Nafas Jaemin tercekat, tak berani menoleh untuk melihat siapa pelaku yang melempar pisau yang kini menancap tepat di leher dokter palsu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Teen Fiction"Aku Jay, Jay Park" "Lee Jaemin" _______________ Bisnis, musuh, pewaris, pertemanan, semuanya menjadi satu. Pergi dari penderitaan lain menuju penderitaan lainnya, lantas Jaemin tak pernah menyangka akan menemukan seseorang yang benar benar mengulur...