Jay masih duduk kendati jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, netra nya melirik kotak obat yang tadi di beri dokter pribadi keluarga nya, lantas beralih pada Jaemin yang kini terpejam.
"Jahat sekali," gumam Jay, menatap sedih pada luka di lengan Jaemin.
Itu--karena besi panas..
"Jay?"
Suara serak Jaemin membuat Jay dengan cepat ikut naik ke kasur dan mendekat, "Ya? kenapa? tangan mu masih sakit?"
Jaemin menggeleng, "Kenapa belum tidur?"
"Oh aku--tadi sedang membalas pesan mommy," elak Jay dengan senyum tipis.
"Jaem itu--karena ayah mu?" lirih Jay amat pelan.
Jaemin terdiam sesaat, "Ini salah ku, aku bilang aku akan kembali jam 5, ayah marah karena aku tiba tiba tak memberi kabar dan tak kembali."
Jay tiba tiba merasa bersalah, ini karena Sam dan Matt!
"Maaf ya merepotkan mu, aku tak tau harus kemana."
Jay menggeleng cepat, "Kau boleh kesini kapan pun, lagipula kau ingat sandi nya, kan? datang saja kapan pun kau mau, anggap saja apart sendiri."
"Baiklah ayo tidur, besok kita harus sekolah, kan? aku sudah menyuruh daddy untuk bilang bahwa kau menginap dengan ku malam ini pada ayah mu."
Jaemin menarik senyum tipis dengan bibir pucat nya, "Terimakasih."
"Ah kau ini seperti dengan siapa saja, jangan sungkan pada ku, kita kan teman," jawab Jay dengan nada riang.
"Oh, kau mau ku bacakan dongeng?"
Jaemin berusaha menahan senyum geli nya, "Baiklah, dongeng apa?"
Jay meraih handphone nya, "Emmm, oh! Jack dan pohon kacang!"
"Dulu di suatu negeri--"
Yaah, begitulah Jaemin menghabiskan malam nya di apart Jay hingga tertidur tanpa sempat mendengar dongeng Jay hingga selesai.
_____________________________
"Jaem aku tak bisa memasang dasi," ucap Jay, mendekat pada Jaemin yang sedang menuangkan jus ke gelas.
"Sini biar aku pasang kan."
Pagi ini keduanya sibuk, untung nya Jay punya seragam lain untuk di kenakan Jaemin ke sekolah, mereka akan berangkat bersama. Dan untung nya lagi! Ada Jaemin yang membangunkan Jay, alarm yang di hidupkan dari jam 5 sama sekali tak mempan untuk Jay yang tidur jam setengah 4 pagi.
"Kalau aku memeluk pinggang mu, kita akan jadi seperti suami istri di film lho," ucap Jay pada Jaemin yang sedang memasang dasi nya.
Jaemin terkekeh, "Oh benar, berarti kau harus mengirimkan aku uang karena aku adalah istri yang baik."
Tawa Jay mengudara, memeluk pinggang Jaemin sesuai yang ia katakan tadi, "Baiklah baiklah, aku akan membelikan kopi untuk mu nanti."
"Bukan tas atau perhiasan?" Jaemin malah meladeni tingkah lelaki itu.
"Matre sekali, aku masih pelajar tau," jawab Jay cepat. Ia meraih gelas jus Jaemin dan menyodorkannya pada Jaemin kala lelaki itu selesai memasang dasi nya.
Cklekk
Suara pintu terbuka membuat Jay menoleh, tak lama Matt masuk ke area dapur membuat Jay menatap lelaki itu malas.
"Ayo Jaem, sudah selesai, kan?" tanya Jay pada Jaemin yang kini meneguk habis jus nya, Jay ikut meraih segelas jus.
"Matt--"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Teen Fiction"Aku Jay, Jay Park" "Lee Jaemin" _______________ Bisnis, musuh, pewaris, pertemanan, semuanya menjadi satu. Pergi dari penderitaan lain menuju penderitaan lainnya, lantas Jaemin tak pernah menyangka akan menemukan seseorang yang benar benar mengulur...