krn aku memutuskan untuk hiatus, jadi yg ada di draft aku upp
komen yg banyak seng♡
___________________________
"Jay."
Jay yang duduk di balkon kamarnya menoleh, menatap sang ibu yang masuk, wanita itu masih mengenakan baju yang di pakai saat pemotretan.
"Mommy? kenapa?" tanya Jay dengan suara serak, susah payah menahan tangis dari tadi.
Rose tersenyum, berjongkok di hadapan Jay yang duduk di sofa, "Ya ampun putra mommy hampir menangis ya? sini sini biar mommy peluk."
Jay terkekeh, memeluk Rose sekalian menarik wanita itu agar duduk di samping nya, "Mommy, daddy membentak ku."
"Mommy tau, nanti kita tidur berdua ya? biar saja daddy tidur sendiri di kamarnya, jangan di tolong walaupun daddy di makan hantu."
Tangan Rose mengusap rambut sang putra, "Maaf ya, daddy pasti cuma takut karena teringat kejadian dulu. Jay kan tak diizinkan pergi ke club lagi."
Jay mengangguk, menarik diri dari pelukan, "Aku tau, tapi daddy tak percaya pada ku. Aku tak berbohong."
Rose tersenyum, "Jay ada masalah di sekolah?"
Jay mengangguk, "Tapi pasti akan di selesaikan oleh Matt dan yang lain, karena itu aku tak bilang."
"Mom tolong jangan biarkan daddy mengurus masalah ini, daddy pasti akan lebih mengekang ku lagi jika tau masalah ini."
Jay menatap Rose memohon, "Aku mohon, aku akan baik baik saja, mommy percaya pada Matt, kan?"
"Baiklah, mommy paham."
"Huhuu mommy baik sekali, nanti aku belikan kalung, tapi mungkin tidak terlalu mahal sih.."
Tawa Rose terdengar, "Bagaimana kalau temani mommy ke mall saja? biar mommy yang bayar semuaaa yang putra mommy ini ambil."
"..okay, setuju. Aku akan bersiap siap sekarang!" seru Jay riang.
____________________________
"Allen?"
"Oh, hai Jaem," Allen melambai, duduk dengan kaki tersilang di salah satu kursi di meja paling pojok cafe tersebut. Lelaki itu masih mengenakan kemeja putih dan celana bahan.
Jaemin juga sama, baru pulang dari perusahaan cabang, memilih mampir ke salah satu cafe dengan taxi, "Sendiri? boleh aku bergabung?"
"Boleh jika kau membayar kopi ku," jawab Allen membuat Jaemin tertawa, mendudukkan diri di hadapan lelaki itu.
"Keren, kan? Kita seperti pengusaha muda yang sukses jika duduk seperti ini."
Jaemin tersenyum geli, "Mungkin, kau dari perusahaan?"
"Ya, kehidupan kita memang sebatas itu, kan?"
Walau terlihat santai, Jaemin tau Allen sama tertekan nya, lelaki itu tampak amat muak dan lelah.
"Setelah ini kau punya jadwal lain?"
Allen menggeleng, "Tidak, aku akan menerima ajakan mu untuk jalan jalan."
"....aku tak mengajak?"
"Yasudah, cepat ajak sekarang."
"...."
Jaemin menggeleng pelan, "Aku tak paham bagaimana otak mu bekerja."
Allen tertawa pelan, melirik tangan Jaemin yang berada di atas meja, "Jari mu kosong, ayo beli cincin. Couple? aku yang bayar."
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Teen Fiction"Aku Jay, Jay Park" "Lee Jaemin" _______________ Bisnis, musuh, pewaris, pertemanan, semuanya menjadi satu. Pergi dari penderitaan lain menuju penderitaan lainnya, lantas Jaemin tak pernah menyangka akan menemukan seseorang yang benar benar mengulur...