Jaemin melirik Jay yang duduk di sofa, dengan hati hati mendekat dan berlutut di depan lelaki itu, "Jay."
"H-huh?"
Jay tampak masih takut dan ling lung, berulang kali mengusap lehernya, tepat dimana Zin beberapa kali mendaratkan ciuman disana.
Jaemin yang membawa Jay pulang dengan taxi tadi, tak tau apa yang di lakukan 3 orang disana pada Zin. Yang jelas Jay harus di bawa pergi karena tampak ketakutan dan shock.
"Jay hentikan, leher mu bisa terluka," Jaemin menahan tangan Jay, menatap leher Jay yang kini memerah.
"A-aku, hahaha sialan. Kotor, di-disana kotor Jaem, dia men-cium ku," bisik Jay terbata.
Jaemin menghela nafas pelan, beranjak bangun dan duduk di samping Jay, "Dimana hm?"
Jay nyaris menangis, "Leher, pinggang, wajah bahkan bahu, atau bisa dimana saja saat aku belum sadar?"
Kedua tangan Jay yang di genggam Jaemin memberontak meminta di lepaskan. Lehernya terasa kotor, begitu juga bayangan saat Zin mencium leher dan bahu nya, terus terngiang membuat Jay kesal.
"Jaem lepas, leher ku--"
Jaemin mengusap leher Jay yang memerah, "Masih kotor?"
"Masih! Ah sial aku terus terbayang saat tadi, lelaki sialan itu mengotori leher dan bahu ku!"
Jaemin menatap Jay yang kini berteriak kesal, ia menahan kedua tangan Jay yang terus memberontak.
"Jay!" Jaemin menarik Jay dalam pelukan nya, mengusap punggung lelaki itu lembut.
"Dia juga mengusap punggung ku tadi!" seru Jay kesal.
Jaemin terdiam sesaat, menarik diri dan mengecup leher Jay yang memerah berulang kali, dapat Jay rasa hela nafas Jaemin yang berhembus di leher nya.
"Sudah, bersih kan sekarang? Tak ada lagi, kan?"
Jay mengernyit, "Bahu!"
Jaemin menghela nafas kasar, menarik sedikit kaos Jay dan kembali mengecup bahu lelaki itu, "Sudah, kan? Jangan di ingat lagi, ingat saja saat aku yang melakukan nya."
Hening sesaat, Jay menatap Jaemin lekat, sebelum kemudian menatap tangan nya yang di genggam Jaemin.
"Jaem, daddy--apa dia tau soal ini?"
Jaemin menggeleng, "Tidak, Matt sudah mengurus semua nya."
Jay menghela nafas lega, menyandarkan kepalanya ke bahu Jaemin dan memejamkan matanya.
"Tidur di kasur--"
"Tidak, aku mau tidur di sofa saja malam ini," sela Jay pelan.
Semoga dia tak bermimpi buruk karena ini..
____________________________
Allen menginjak rokok dengan geram, "Sialan, bajingan itu nekat juga."
Matt melempar selimut pada Allen, "Tenanglah, kita bisa mengurusnya kapan kapan."
"Kapan kapan itu kapan?"
"Ya kapan kapan," jawab Matt asal.
"Kenapa manusia gila seperti dia lahir dari keluarga berpengaruh dan terpandang?"
Matt terkekeh, membuat Allen menoleh pada nya, "Kau sedang menyindir diri mu sendiri, tuan Allen?"
Allen berdecih kesal, "Dimana Jay? sudah tidur?"
"Sudah, dia tidur di sofa, lalu Sam memindahkan nya ke kasur setelah dia tertidur," jawab Matt.
"Jaemin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Teen Fiction"Aku Jay, Jay Park" "Lee Jaemin" _______________ Bisnis, musuh, pewaris, pertemanan, semuanya menjadi satu. Pergi dari penderitaan lain menuju penderitaan lainnya, lantas Jaemin tak pernah menyangka akan menemukan seseorang yang benar benar mengulur...