Jaemin termenung, tatapannya kosong, masih tak bisa terima dengan keadaannya sendiri. Suara pintu yang terbuka sama sekali tak bisa menarik atensi nya.
"Jaemin--"
"Aku mohon jangan katakan apapun, ayah. Sekali saja, tolong biarkan aku sebentar," sela Jaemin pelan tanpa menoleh.
Rean menghela nafas kasar, menatap lekat Jaemin yang termenung dengan pandangan keluar jendela. Wajah anak itu pucat, rautnya terlihat kacau, menyedihkan..
"Jaemin dengarkan ayah. Ayah sudah menghubungi beberapa dokter, mereka bisa menyembuhkan mu."
Jaemin terpaksa menoleh kala Rean memegang kedua lengannya.
"Lagipula dokter tak mengatakan bahwa kondisi mu tak bisa di sembuhkan, dokter tak bilang bahwa kau lumpuh total, dokter hanya bilang MUNGKIN kau tak akan bisa berjalan, kita bisa berusaha," jelas Rean tegas. Menatap tepat pada manik hazel Jaemin.
"Aku--bisa berjalan lagi?"
Rean mengangguk cepat, "Bisa, makanya kita harus berusaha. Kau harus yakin pada dirimu sendiri, sekarang jaga kondisi dan makan dengan teratur, lalu kita akan bertemu dengan dokter dan membicarakan masalah ini. Mengerti?"
Jaemin terdiam sesaat, namun netra kelam Rean tampak sangat yakin, penuh ambisi dan percaya diri seolah Jaemin benar benar bisa sembuh, maka dengan ragu Jaemin mengangguk membuat senyum lebar Rean terbit.
Rean berdehem pelan dan menarik diri, "Jangan takut, kau akan baik baik saja."
___________________________
"Allen--"
"Mami, jangan pikirkan aku. Aku akan menyusul, pokoknya mami harus sampai ke bandara dan pergi, disana akan ada teman ku yang menjemput mami, mengerti, kan?"
Jisoo menatap Allen yang kini terlihat panik menghubungi seseorang, lantas melirik kopernya yang ternyata juga telah di siapkan sang anak.
"Ah iya, uang nya juga sudah Allen letakkan di brankas rumah disana, sandi nya tanggal lahir kak Arleen, mungkin itu cukup untuk 2 tahun. Semua perhiasan mami ada di koper dan juga tas tas mami."
Allen meraih kedua tangan Jisoo, "Maaf, jika perlu uang mami bisa menjual tas mami. Kita--akan membeli nya lagi lain kali, Allen minta maaf karena membuat mami harus menjual--"
"Allen, mami tak mau pergi. Mami tak mau pergi jika kamu tak ikut!" Jisoo menggeleng cepat.
"Mami--"
"Bagaimana mami bisa hidup saat kedua putra mami tak ada?!"
Nafas Jisoo menderu, tangannya gemetaran, "Cukup Arleen, mami tak mau kehilangan mu."
"Mami ayolah, percaya pada ku ya?"
"Mami, tolong percaya padaku. Aku akan baik baik saja, untuk mami dan untuk Allen."
Tidak..
Mereka berbohong..
Putra putranya berbohong..
Jisoo menatap lekat putra bungsu nya, "Kalian bohong, kalian membohongi mami."
Allen meraup wajahnya kasar, hal seperti ini hanya akan menghabiskan waktu dan membahayakan Jisoo.
"Mami ku mohon, percaya padaku ya? Aku berjanji akan baik baik saja."
"Tidak--"
"Jika mami memang ingin aku baik baik saja, tolong jangan membuang waktu disini. Aku mohon, mami harus pergi sekarang."
Kedua tangan Jisoo terkepal erat.
Cklekk
"Tuan muda, semuanya sudah siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Teen Fiction"Aku Jay, Jay Park" "Lee Jaemin" _______________ Bisnis, musuh, pewaris, pertemanan, semuanya menjadi satu. Pergi dari penderitaan lain menuju penderitaan lainnya, lantas Jaemin tak pernah menyangka akan menemukan seseorang yang benar benar mengulur...