"Apa Jay marah?" bisik Jaemin pelan pada Sam yang kini mengobati luka luka dulu yang belum sembuh di lengan Jaemin.
"Dia akan berlari jika kau meminta bantuan, dia akan datang kapan pun jika kau memanggil nya, apa yang membuat mu tak ingin meminta tolong pada nya? Jay pasti merasa tak berguna, dia juga pasti ingin menolong mu karena kau selalu menolong nya. Mudah bukan cara berpikir ku? Kau harusnya berpikir seperti itu, saling membantu dan menguntungkan, anggap saja begitu."
Jaemin mengerjap, baru pertama kali mendengar Sam berbicara sepanjang ini.
"Aku tak ingin merepotkan Jay," Jaemin merasa serba salah, dia tak ingin Jay kerepotan dengan banyak nya masalah Jaemin.
"Saat dia bilang dia siap di manfaatkan, itu berarti dia tak merasa repot, kau harus berpikir seperti itu, Jaemin."
Cklekk
"Kenapa lama sekali? Jaemin harus istirahat," ucap Jay dengan wajah datar, berdiri di pintu seraya meneliti luka luka di tubuh Jaemin.
"Aku tak perlu dokter, ku mohon," Jaemin lebih dulu menyela saat menyadari tatapan Jay.
"Terserah, cepat Sam, dia harus beristirahat, ini sudah larut," lantas Jay kembali menutup pintu kamarnya begitu saja.
Sam berdehem, "Dia marah, itu pertama kalinya dia bicara dengan nada dingin begitu pada mu, kan?"
"Aku tau aku salah, aku akan meminta maaf nanti."
Sam dengan gemas menyentil amat pelan kening Jaemin, "Dia tak butuh permintaan maaf, Jaemin. Dia hanya ingin melindungi mu, coba pahami dengan perlahan apa yang harus kau lakukan agar Jay tak marah."
"..meminta nya untuk melindungi ku?"
_______________________
"Waahh ada apa ini? Putra dari musuh ku datang langsung ke perusahaan ku?" Xiumin tersenyum pada Jaemin yang berdiri di hadapannya dengan wajah datar.
Jaemin menarik nafas dalam, berusaha yakin dengan tindakannya ini.
"Aku ingin memberikan tawaran."
Xiumin menatap asistennya dan seorang pria yang datang bersama Jaemin, "Kalian keluarlah."
"Mingyu, keluarlah," Titah Jaemin, tau Mingyu tak akan pergi begitu saja.
"Tapi--"
"Ini perintah, aku cuma memerlukan waktu 10 menit untuk bicara."
Xiumin terkekeh. "Tak bisa, aku ingin berbicara banyak, bagaimana jika satu jam?"
Jaemin menatap pria itu jengah, menyebalkan!
"Mingyu, keluarlah."
Asisten Xiumin ikut melangkah keluar di belakang Mingyu, menyisakan Xiumin yang duduk di kursinya dan Jaemin yang masih berdiri. Lelaki itu masih memakai jas, tampaknya baru saja rapat di tempat yang tak terlalu jauh dari sini.
Jaemin berpikir sesaat, bagaimana jika ada kamera? ada yang mengintai dari gedung sebelah? "Pukul aku."
Xiumin mengerjap, beranjak bangun kala paham situasi, ia menyeringai lebar, tanpa kata segera mencekal lengan Jaemin kuat hingga lelaki itu meringis, Xiumin menariknya mendekat.
"Seharusnya kau bisa lepas dari suruhan ayah mu saat kesini, tapi tak apa, aku pintar bermain drama."
"Tak ada penyadap suara bukan?"
Jaemin menggeleng, menggigit bibir bawahnya menahan ringisan.
BRUKK
Tubuhnya di dorong kasar hingga jatuh ke sofa, Xiumin mendekat dengan wajah angkuh nya, menarik dagu Jaemin dengan kasar, memaksa Jaemin menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Teen Fiction"Aku Jay, Jay Park" "Lee Jaemin" _______________ Bisnis, musuh, pewaris, pertemanan, semuanya menjadi satu. Pergi dari penderitaan lain menuju penderitaan lainnya, lantas Jaemin tak pernah menyangka akan menemukan seseorang yang benar benar mengulur...