Jaemin terdiam tak percaya, menatap satu koper kecil di depan sofa.
"Apa ini?"
Jay tersenyum, "Kau akan tinggal di apart ku selama sebulan. Dan aku--hanya membawa beberapa baju mu, kita akan membeli lain nanti. Semua yang kau butuhkan."
"Jay, apa--yang kau bicarakan dengan ayah?"
Jay meletakkan buku nya dan beranjak bangun, menatap Jaemin yang masih terdiam tak percaya, seakan masih ling lung bahwa sang ayah melepaskan nya begitu saja.
"Rahasia, apa kau masih punya urusan?"
Jaemin mengangguk, "Maaf, aku akan ke mansion untuk mengambil beberapa hal di kamar ku. Aku akan kembali sebelum jam 10 malam, bolehkan?"
"Tentu, tepati ucapan mu. Lalu kita akan menonton, bagaimana?"
"Baiklah, silahkan pilih film yang kau mau, aku akan pergi dan kembali secepatnya."
__________________________
"Tuan muda, ada yang mengikuti kita."
"Huh?" Jaemin berbalik, benar saja, beberapa motor mengikuti mobil mereka.
"Ah kita juga mengambil jalan lain, disini sepi, bagaimana ini?" Jaemin menatap Mingyu panik.
"Tak apa, saya akan melindungi anda."
Jaemin berusaha yakin pada Mingyu, kedua tangannya saling meremat sebelum kemudian dengan panik berpegangan erat pada handgrip kala mobil melaju kian cepat.
Ckittt
"Mingyu!"
Mingyu mengumpat, menatap motor motor yang kini mengepung mobil mereka, "Tuan muda, tetap disini. Jangan turun."
Jaemin mengangguk, membiarkan Mingyu turun. Memilih menunduk daripada menatap perkelahian di depan sana.
Namun dari belakang, seseorang berlari mendekat seraya membawa tongkat besi.
PRANGH
"Arghh!" Jaemin memejamkan matanya kala kaca jendela mobil di sampingnya pecah.
Dan ia sama sekali tak bisa mengelak saat tubuhnya di tarik keluar setelah pintu di buka.
"Ayo bawa dia pergi."
Jaemin dengan cepat menyikut perut lelaki yang menahannya, lantas menarik kepala lelaki itu dan menghantamnya ke pintu mobil.
Namun sialnya ia tak tau atau bahkan di beri kesempatan menghindar, kepalanya di hantam begitu saja, mengundang dengingan kencang yang mengganggu.
BRUKK
"Tuan muda!"
____________________________
"Mingyu--Jaemin?! Dia kenapa?"
Jay menatap khawatir pada Jaemin yang di papah, kepala lelaki itu di balut perban.
"Ada penyerangan di jalan saat kami hendak kembali kesini, tuan muda sudah saya antar ke rumah sakit, namun bersikeras untuk pulang karena anda menunggu nya."
Jay seketika terpaku, merasa bersalah pada Jaemin yang kini duduk seraya bersandar di kepala ranjang. Ah dia ikut membuat Jaemin tertekan tanpa sadar.
"Kau boleh pergi."
Mingyu membungkuk singkat sebelum segera pergi dari kamar dan unit apart Jay. Meninggalkan keduanya yang kini sama sama terdiam.
Jay dengan cepat mendekati Jaemin, "Kenapa pulang? Apa dokter bilang kau harus di rawat inap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Teen Fiction"Aku Jay, Jay Park" "Lee Jaemin" _______________ Bisnis, musuh, pewaris, pertemanan, semuanya menjadi satu. Pergi dari penderitaan lain menuju penderitaan lainnya, lantas Jaemin tak pernah menyangka akan menemukan seseorang yang benar benar mengulur...