Jaemin melirik sang ayah sekilas, Berharap sang ayah tak melihat nya saat tak sengaja memeluk musuh pria itu tadi. Keheningan mengisi perjalanan pulang di dalam mobil mewah tersebut.
"Aku--akan kembali ke apart Jay," ucap Jaemin cepat.
Rean menoleh, tampak berpikir sesaat, "..baiklah, jangan lupa periksa ulang semua berkas nya."
"Iya, aku mengerti."
_________________________
Matt menghela nafas gusar kala tatapan sang ayah terus menyorotnya, "Apa dad? Berhenti menatap ku, aku tak membunuh orang."
Jeha meraup wajah nya kasar, "Kenapa kamu menyerang guru? Baiklah itu tak masalah, mama mu sudah menyelesaikannya."
Matt membalas tatapan sang ayah, "Aku bisa menyelesaikannya sendiri, tante Eugene tak perlu datang jika di hubungi pihak sekolah."
Eugene wanita cantik yang duduk di samping Jeha itu hanya tersenyum tipis, memaklumi Matt yang masih tak mau menerima nya.
"Aku akan kembali ke apart sekarang."
"Tidak, kamu harus tinggal disini selama seminggu, anggap saja hukuman karena kamu membuat keributan."
Matt mengernyit tak terima, raut tenang nya hilang dalam sekejap, "Aku tak mau, aku akan tinggal di apart ku sendiri."
"Matt, daddy bilang--"
"Sudahlah, biarkan Matt tinggal di apart. Tapi makan malam disini dulu ya? Baru Matt boleh pulang ke apart," Eugene menengahi kala merasa akan ada pertengkaran.
"Aku tak--"
"Apa?" Jeha menyela, menatap putra nya datar.
Decakan Matt terdengar, melirik sekilas pada Eugene yang kini tersenyum teduh padanya, "Baiklah, cepat."
____________________________
"Jaem?" Jay meletakkan gelas di tangannya, terkejut kala menemukan Jaemin masih duduk di sofa ruang tengah, di depan laptop yang di letakkan di meja.
"Hm? Kenapa bangun? Kau haus?" Jaemin menarik lengan Jay dengan pelan untuk duduk di samping nya.
"Eumm, kau? Belum tidur sama sekali?"
"5 menit lagi, ada beberapa hal yang harus aku periksa," jawab Jaemin seraya membenarkan letak kacamata nya.
Jam padahal sudah menunjukkan pukul setengah 2 pagi, tapi Jaemin masih tak beranjak dari posisi terakhirnya saat Jay tidur jam setengah 12 tadi.
"Mau ku buatkan jus?"
Jaemin menggeleng, "Tak perlu, sana lanjut tidur, besok kita harus sekolah."
Ting!
Felix
|Kau dmn? Cpt kesini, aku di clubJaemin nyaris meraih handphone nya jika saja Jay tak lebih cepat.
"Jay--"
"Jangan pergi kemanapun, apalagi ke club untuk menjemput nya. Dimana kau bertemu dengan nya siang tadi? Mansion mu?"
Jaemin menghela nafas pelan, "Itu tak sengaja--"
"Kau bohong pada ku, kau bilang kau ke rumah sakit, tapi aku jelas melihat foto mu di ring boxing dengan Felix. Kau membohongi ku?"
"Aku tak tau dia ada disana saat aku pulang, itu tak sengaja."
"Kau membohongi ku, Jaemin."
"Itu bukan masalah besar, abaikan saja. Lagipula aku tak mati--"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
Teen Fiction"Aku Jay, Jay Park" "Lee Jaemin" _______________ Bisnis, musuh, pewaris, pertemanan, semuanya menjadi satu. Pergi dari penderitaan lain menuju penderitaan lainnya, lantas Jaemin tak pernah menyangka akan menemukan seseorang yang benar benar mengulur...