19] Allen

1.2K 260 150
                                    

sesuai janji, double upp

tapi next harus sampe target guysss

_____________________

"Ada apa?" Tanya Jaemin, menatap Felix yang duduk di atas brankar. Memainkan pisau lipat di tangan nya.

Felix berdecih, tatapannya terlihat kesal, "Mendekat."

Jaemin melangkah mendekat, tersentak kaget saat Felix mencengkram kerah seragam nya, "Kau gila?!"

Rahang Felix mengeras, "Jauhi Sam."

"Apa?"

"JAUHI SAM!"

Jaemin memejamkan mata kala Felix berteriak keras, ia berusaha sabar, melawan hanya akan membuat nya kian terpojok oleh Rean nanti nya, ayah nya akan marah besar.

"Kenapa?" tanya Jaemin akhir nya.

Felix tak menjawab, dengan kasar merobek seragam Jaemin, tangan nya gemetar menahan amarah melihat ukiran di dada kiri Jaemin.

"Kau gila?! Apa yang--" Jaemin mengerjap kaget, ikut menatap goresan di dada nya dengan bingung.

Sam Hwang

A-apa apaan ini..

BRUKK

"Arghh--" Jaemin mengerang kala tubuhnya di banting ke atas brankar dalam sekejap, netra hazelnya membalas tatapan penuh amarah yang di layangkan Felix yang kini berada di atas nya.

"Felix--"

Nafas Jaemin rasanya tercekat kala pisau lipat di tangan Felix berada tepat di atas dada kirinya.

"Felix--a-apa yang kau lakukan? jangan gila," bisik Jaemin gemetar.

"Haah Sam Hwang sialan itu, dia--benar benar ingin mati ya.." desis Felix murka.

"FELIX!" Jaemin menutup matanya erat kala Felix mengangkat tangan kirinya seolah berancang menusuk jantung Jaemin.

Hening, tak sakit..

Jaemin dengan ragu membuka mata nya, hal pertama yang menyambut nya adalah tatapan tajam Felix.

"Jaemin," Felix berbisik dengan nada rendah, masih menatap Jaemin tajam.

Ia kembali meletakkan pisau lipat nya di atas dada kiri Jaemin, "Aku--akan menusuk mu tepat disini."

"Tapi nanti, setelah aku membunuh pengkhianat sialan itu."

Jaemin menahan nafas, kedua tangannya gemetar kala Felix menarik seringai lebar.

"Lalu aku akan menusuk jantung mu, tepat di atas nama bajingan ini."

"Ingat itu."

_____________________________

"Minggir--"

"Kita harus bicara, sebentar saja ya?"

Jay berdecak kesal dalam hati, melangkah mundur kala Zin mendekati nya. Ia melirik sekitar yang sepi karena bel pulang sudah berbunyi sejak 20 menit lalu, niat nya menunggu Jaemin yang berbicara dengan Felix. Jay ke toilet sebentar, siapa sangka saat keluar Zin sudah menunggu nya?

"Zin aku harus kembali, kita bicara kapan kapan saja," Jay memberanikan diri untuk pergi namun Zin malah mencekal tangan nya.

Jay kian was was saat Zin menyudutkan nya ke dinding, "Zin aku sungguh sibuk--"

"Sibuk apa? aku hanya perlu waktu sebentar untuk bicara dengan mu."

Jay meneguk ludah nya kasar, jaraknya dan Zin hanya terpaut selangkah, Jay bahkan bisa mencium wangi parfume lelaki tampan itu.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang