50] Gelap

1.1K 260 103
                                    

"Jaem, astaga kau darimana saja?!" Jay berseru panik kala Jaemin masuk di ikuti Mingyu.

"Mingyu panggil dokter!" Titah Jay kala melihat punggung tangan Jaemin yang berdarah, lelaki itu sepertinya melepas paksa infus nya.

Mingyu menurut, segera berlalu keluar sekaligus memberi ruang untuk keduanya. Jay pasti bisa menenangkan Jaemin, karena nyatanya sebuah keajaiban saat Jaemin tak jadi melompat karena beberapa kalimat kaku Mingyu yang tak pernah membujuk orang.

"Duduk dulu, kau darimana? Ya ampun tangan mu dingin sekali, kau darimana sih?" Jay menggenggam kedua tangan Jaemin erat, berusaha menyalurkan rasa hangat dari tangannya.

"Jay."

"Iya? Ada apa? Ada yang sakit? Katakan saja," sahut Jay cepat.

Jaemin tampak ragu, mengerjap pelan sebelum menggigit bibir bawahnya kalut, lantas dengan perlahan memeluk Jay, "Aku--tak akan mengucapkan terimakasih karena kau sudah menolong ku. Aku hanya akan berterimakasih karena kau ada disini."

Kini Jay yang mengerjap, menunduk menatap Jamein yang duduk di ranjang rumah sakit seraya memeluk nya, ia dengan lembut mengusap punggung Jaemin, "Tentu. Jadi kau harus tetap hidup, karena aku akan terus berada di samping mu selama kau hidup, maaf jika aku egois karena memaksa mu untuk tetap hidup."

Hening, tak ada jawaban. Namun pelukan Jaemin semakin erat, Jaemin--benci setiap dia ketakutan seperti ini, Jaemin benci saat ia terus di hantui kemarahan Rean, Jaemin benci karena ia terus terjebak dalam rasa takut nya.

"Jangan takut, aku ada disini, kau tak lupa, kan?"

___________________________

"Oh, ini--bentuk love, pintar kan? Aku susah payah memotong wortel agar jadi seperti ini, jadi kau harus makan dengan lahap," seru Jungwon riang.

Pagi ini ruangan Jaemin ramai karena anak anak ENHY yang datang.

"Apaan, itu tak sama! Masa love nya besar sebelah, tak ikhlas ya?" celetuk Sunoo dengan wajah tengil.

"Jangan ribut, Jaemin lelah mendengar suara kalian," lerai Sunghoon saat sadar Jungwon dan Sunoo sudah bersiap untuk saling mengatai.

Sementara Jaemin hanya diam menyaksikan, menerima suapan dari Jake dengan tenang.

"Jay kemana ya? Dia lama sekali," gumam Ni-ki merasa aneh. Katanya hanya akan mengangkat telepon, tapi ini sudah setengah jam lebih?!

Cklekk

"Ni-ki, bisa ikut dengan ku?" Jay muncul, tersenyum manis pada Jaemin sebelum mengode Ni-ki agar keluar.

Heeseung menyikut pelan lengan Sunghoon yang duduk di samping nya.

"Apa?" tanya Sunghoon malas.

"Ini tak seperti yang aku pikir, kan?" bisik Heeseung.

Sunghoon mengerjap, "Astaga, kau bisa berpikir?"

"Sialan!"

________________________

Ni-ki menatap Jay tak percaya, "S-sebentar, Jay kau tau apa yang baru saja kau katakan."

"Hm," Jay mengangguk tenang.

"Ini masalah nyawa!"

"Astaga Ni-ki, apa menurut mu ini masalah besar? Kau sering mendengar nya, kan? Ayolah, bunuh membunuh itu hanya hal kecil di keluarga mu," Jay menyeringai remeh.

"Itu memang hal kecil bagi ku, tapi kau--sejak kapan kau punya pikiran mengerikan seperti itu?"

Jay mendengus, merogoh hp di saku celana nya, "Kau akan mengerti setelah melihat semua--"

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang