74 ● Pertempuran di ambang Krisis

48 6 0
                                    

Di suatu pagi yang masih redup, Azumi bergegas merapikan pakaiannya, bersiap untuk hari kerja. Begitu ia sampai di ruang tamu, matanya tertuju pada adik perempuannya, Akumi, yang sudah siap dengan tas besar di pundaknya."Apa yang kamu lakukan dengan tas besar itu, Akumi?" tanya Azumi, sedikit terkejut.

"Ah, ini untuk misi di perbatasan. Aku akan kembali dalam 4-5 hari," jawab Akumi sambil menata pakaiannya.

Azumi mengangguk, "Baiklah, hati-hati di luar sana ya."

Namun, Akumi memperhatikan penampilan kakaknya yang siap bekerja begitu awal. "Eh, tapi bukankah ini terlalu pagi untuk berangkat bekerja? Kenapa kamu sudah siap seperti akan berangkat?"

Azumi menjelaskan, "Oh, tentang itu, sebenarnya aku mengambil pekerjaan tambahan di rumah sakit sebagai ninja medis."

Akumi terkejut mendengarnya, lalu tersenyum bangga pada kakaknya. "Wah, itu sangat keren, Kakak! Semoga sukses dalam pekerjaan barumu!" Akumi selesai dengan pakain ninjanya, semua sudah siap.

Wanita itu berdiri dan menghampiri Azumi yang masih melihat dirinya di pantulan kaca. "Kau sudah cantik kok kak, kau selalu cantik" ujarnya memegang kedua bahu kakaknya. Ia membalikkan badang Azumi dan tersenyum, lantas memeluknya.

Azumi sedikit terkejut dengan perbuatan Akumi, ia tertawa renyah "Hahahah adikku biasanya adalah orang yang sangat gengsi menunjukan sayangnya. Pasti ada maunya ya?"

Akumi melepaskan pelukan mereka dan tertawa tanpa rasa bersalah, azumi sudah mengerti hal itu. "Aku hanya ingin kakak, ibu, dan aku bisa bahagia seperti ini selalu. Layaknya keluarga." tiba tiba tiba perempuan itu merubah rautnya menjadi serius.

"Akumi.." sang kakak tidak dapat melanjutkan perkataannya. "Kakak janji ya, tidak akan pernah berubah lagi apapun yang terjadi?" matanya menatap mata azumi, kedua mata hitam yang cantik.

"Jangan pernah meninggalkan kami lagi" ujar Akumi di ujung kalimatnya. Azumi menatap tegas mata itu dan mengangguk. "Tidak akan" jawabnya tegas.

Tiba-tiba suara renyah tawa Akumi kembali terdengar. "HAHAHAH kak, kau terlihat aneh saat serius" ucapnya menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. Azumi jengkel akan sikap adiknya yang cepat merubah suasana. Setelah itu Akumi memasukan sebuah foto ke dalam sakunya, foto yang menjadi "barang penting" dirinya tiap misi.

Mereka berdua berpamitan, masing-masing menuju tempat tujuannya: Akumi ke gerbang Konoha, dan Azumi ke Rumah Sakit. Kedua kakak beradik itu sama-sama berdedikasi untuk kebaikan desa mereka.  

_______

Di sebuah ruangan kecil di Rumah Sakit Konoha, Azumi, seorang dokter yang ramah dan penuh kasih, sedang sibuk merawat seorang pasien anak laki-laki. Pasien kecil itu, bernama Haruto, seorang anak yang ceria namun tampak lemah karena masalah jantungnya. Azumi dengan lembut memeriksa jantung Haruto, yang tampaknya tidak bekerja dengan baik.

"Baiklah, Haruto-kun, sekarang kita perlu minum obat kita," kata Azumi dengan senyum lembutnya.

Haruto mengerucutkan bibirnya, "Tapi, Dokter Cantik, saya tidak suka minum obat. Bisa tolong disuapin seperti biasa?"

Azumi tertawa kecil, "Tentu saja, Haruto-kun, tapi kali ini saya punya ide yang lebih baik. Bagaimana kalau kita berpikir bahwa obat ini adalah ramuan khusus yang akan membuatmu menjadi ninja hebat seperti Hokage kedua?"

Haruto menatap Azumi dengan mata berbinar-binar, "Beneran, Dokter Cantik?"

Azumi mengangguk serius, "Tentu saja! Obat ini akan membuatmu semakin kuat, sehingga kamu bisa bermain dengan teman-temanmu lagi dan bahkan menjadi ninja hebat seperti Tobirama-sama!"

Aktualisasi Konoha | TobiramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang