63 ● Orang baru

95 13 3
                                    

Sesampainya di rumah dalam keadaan kurang begitu baik, Azumi mengetok pintu dengan tergesa-gesa sedang lria tadi sudah pergi lama. Ia tidak terlalu memperdulikan siapa pria itu karena dirinys tengah kedinginan luar biasa hebat.

Krekkk...

"Azumi? Mengapa baru pulang jam segini?" Tanpa mendengar ibunya menyelesaikan kalimatnya, perempuan itu masuk segera.

Sekarang dirinya tengah duduk dengan handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya, ia baru saja selesai mandi agar tidak demam karena esok ia masih harus bekerja.

Ibunya menatalnya dengan tatapan menuntut penjelasan sedang wanita itu hanya bisa tersenyum. Tak lama adiknya, Akumi datang sengean secangkir cokelat panas memberikannya kepada sang kakak. Ia menatapnya prihatin.

"Dasar, magang di kantor Hokage tidak membuatmu lebih baik dibanding saat kau disiram air saat di pasar. Kau tampak sangat kacau. Apa Tobirama memberimu tugas yang terlalu banyak hingga tak mengizinkanmu beristirahat begini?"

"Akumi!" Tegur ibunya, adiknya langsung menutup mulutnya.

Ibunya menarik napas panjang, ini masih adalah sesuatu yang baru di keluarga mereka setelah kehipangan sang ayah, tentu mereja masih harus beradaptasi. Tentunya dengan peran sang ibu yang kini menjadi kepala keluarga.

"Azumi, ibu sudah memutuskan. Kau tidak bisa dibiarkan terus seperti ini." Azumi menengadah menatap heran ibunya. "Maksud ibu?"

"Kau butuh seseorang yang menuntunmu, memimpinmu, dan menjagamu." Akumi yang mendengar perkataan ibunya tersenyum. "Woooww aku sepertinya tahu arah perbincangan ini."

Sang kakak menaikan alisnya. "Aku bisa menjaga diri bu, tenang saja."

"Azumi, satu-satunya alasan ibu mengizinkanmu bekerja dengan Senju itu adalah karena ia adalah orang yang bisa yang bisa melindungimu."

"Mata itu... Pastilah banyak yang ingin memiliki mata itu Azumi. Ibu sudah tua dan renta, ibu tidak bisa melindungi kalian." Jelasnya panjang dan lebar.

Baik Azumi maupun Akumi terdiam. Mereka kembali mengingat hal tentang malam itu saat Azumi menggunakan kekuatan matanya. Perempuan itu berdiri dan memegang pundak sang ibu. "Aku bisa menjaga diri bu, dan aku pasti akan melindungi Akumi." Ia menoleh ke arah adik perempuan satu-satunya.

Ibunya tersenyum mendengar janji anaknya. "Ibu percaya. Tapi ibu juga tetap akan menjodohkanmu

"BINGO!"

"Aku sudah menunggu lama sampai ibu mengatakan itu. Kalian terlalu berbelit-belit." Akumi tersenyum sangat lebar dan langsung dihadiahi tatapan tajam ibunya.

"A-apa? Apa yang ibu bilang tadi?? Di-dijodohkan??!!" Azumi bahkan tidak bisa berpikir untuk beberapa waktu. Dirinya masih memproses ucpn ibunya.

"Dia dan keluarganya akan datang lusa, saat kau libur dari kerjaanmu. Persiapkan dirimu." Ibunya langsung berbalik menuju kamarnya.

"Buuu kita tidak bisa bicarakan tentang hal ini terlebih dahulu?? Tolong buu." Azumi berteriak memohon namun sang ibu berpura purs tidak mendengar.

"Sudahlah kak, kita ini keluarga yang semuanya keras kepala. Tidak ada gunanya kau membujuknya." Akumi menepuk-nepuk pundak kakaknya dan langsung ditepis.

"Kau pasti sudah mengetahui ini jangan bohong!" Tunjuk Azumi pada saudaranya, mukanya menahan kesal. Sedang adiknya mengangkat kedua tangannya sebagai pembelaan.

Azumi membuang napas kasar. "Oh ayolah! Kukira kita akan saling beekrja sama menjadi dinamis duo seperti yang kau bilang itu."  Rengeknya.

"Dynamic duo kak." Ucapnya malas, kakaknya sebenarnya bisa atau tidak sih dalam berbahasa inggris?

Aktualisasi Konoha | TobiramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang