64 ● Keraguan

74 10 1
                                    

Sebuah lipatan kertas dijatuhi dengan sengaja oleh burung elang yang terbang tepat diatasnya. Hachiro yang melihat itu menangkap kertas itu dan mulai membacanya.

Sore ini, makan bersama. Boleh?

-I

Pria itu menundukan kepalanya dan membuang napas kasar. Masalah akan semakin rumit jika tidak di selesaikan dengan cepat.

Sementara itu Ikka yang sedang berada di ruang guru akademi tersenyum sambil menengok keluar jendela, berharap pesan untuk kekasihnya tersampaikan.

____

Kembali ke rumah Uchiha, Azumi yang kaget luar buasa setelah mendengar perkenalan diri pria tersebut secara tidak sengaja mengaktifkan sharingan miliknya dan melisht memori masa lalu pria ini.

Flashback On

Azumi kecil begitu bersemangat untuk pergi ke taman menemui teman kecilnya. Ia baru saja menyelesaikan buku yang anak itu pinjamkan kepadanya. Tak sabar untuk menceritakan semuanya.

Sesampainya di taman betapa senangnya Azumi kecil saat melibat temannya sudah berada di sana menunggunya. Ia berlari dan memeluk anak itu.

Flashback Off

"Kau..." Gumamnya setelah melihat ingatan pria itu.

"Hmm Mangekyo Sharingan. Menarik." Ujarnya tersenyum simpul.

Pikiran Azumi berkecamuk, apakah pria ini benar seseorang dari masa lalunya? Ia mencengkram kerah pria tersebut dan membalikan keadaan memojokannya pada tembok.

"Jawab aku, apakah kau benar anak itu? Anak laki laki yang selalu bermain denganku di Taman Shinjuku?" Kini rautnya berubah menjadi semakin serius.

Pria itu tersenyum semakin membuat Azumi kesal. "Beginikah yang ayahmu ajarkan saat pertama kali bertemu seseorang? Masuk dengan paksa ke dalam ingatan seseorang dan melakukan ini ?"

Sadar akan perbuatannya sekarang dan takut ada orang yang melihatnya ia melepas cengkeramannya. Pria tersebut merapihkan kembali pakaiannya.

"Untuk memjawab pertanyaanmu, ya itu benar." Jawabnya seraya merapihkan pakaiannya.

BUGH

Azumi yang tadinya tenang setelah mendengar jawaban itu langsung memukul wajah pria tersebut.

"Aw?" Ringisnya dengan tatapan bertanya-tanya.

Azumi menetralkan napasnya yang diburu. "Untuk apa itu?" Tanyanya sambil menyeka darah yang keluar dari bibirnya, tampak membiru daerah tersebut.

"Mengapa kau tidak datang saat itu?" Suara Azumi tampak berbeda, kali ini dengan lirih. Kojiro yang awalnya tidak fokus kali ini melihat perempuan di depannya mengatakan hal itu sudah dengan bergelinang air mata.

"Mengapa dia tiba-tiba berubah jadi seperti ini?" Pikirnya. Perasaanya menjadi tidak enak hati.

Aktualisasi Konoha | TobiramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang