31 ● Memory turns into a bad dreams (2)

154 15 2
                                    

'Kak ! Ayo tendang bolanya, cepat!" Tobirama kecil berusia 3 tahun dengan kakaknya Hashirama nampak sefang bermain bola di halaman rumah mereka yang luas. Butsuma sang pemimpin hanya duduk di teras menyeduh kopi dan membaca korannya. Sedang Viola bersama anak ketiganya Itama dan valon buah hatinya di ruang tamu memperhatikan anaknya sefang bermain di halaman. Begitulah suasana petang hari di kediaman sang pemimpin klam tersebut.

Viola senang akan hal ini, ia mengucap syukur atas segalanya mempunyai keluarga dan merasakan momen momen bahagia dalam hidupnya.

"Aku tak bis Tobirama, aku tak tahu cara menendang" sayup-sayup terdengar suara teriaka dari luar. Hashirama lah pelakunya membuat Ibunya tertawa kecil sambil megelus perutnya yang tengah membesar. Ia menoleh mendapati Itama ternyata sudah tertidur dengam botol susu masih menempel di mulutnya. Viola dengan hati-hati melepas botol susu tersebut agar tidak membangunkan putranya.

"Ayolah kak, kau hanya menendangnya saja." Seru Tobirama tidak sabar, bagaimana ia yang masih muda sudah tau cara bermain bola sedang kakaknya yang lahir lebih dahulu darinya tidak tahu?

BRAKK

Hashirama berniat menendang namun ia malah tergelincir dan terjatuh.

Baik Tobirama, Viola maupun Butsuma sama sama menengok ke arah lapangan. Mereka melihat Hashirama sudah kotor karena terkena lumpur. Butsuma Senju menghentakan koran dan berlari menuju Halamann dan mengecek keadaan Hashirama.

"Ouh, terima kasih ayah" Sang ayah tidak menghiraukannya dan malah berbalik kearah Tobirama dengan kepalan tangannya.

Baik Viola maupun Hahsirama tahu akan warning tersebut, segera berlari menuju Butsuma. Tobirama menatap hal tersebut dengan penuh ketakutan, badannya bergetar.

"AP YANG KAU LAKUKAN PADA PUTRAKU MONSTER?!!?" Butsuma menarik kerah Tobirama. "A-aku tidak melakukan apa-apa ay-ayah.." dalih Tobirama.

"Hentikan ayah, ini bukan salah Tobirama, aku sendiri yang terjatuh!" Hashirama berusaha menghentikan tangan ayahnya namun ia malah dihentak kebelakang sehingga ia terjatuh. "Kakak!!" Tobirama spontam berlari menuju kakaknya namun dihantam oleh pukulan sangat kuat dari ayahnya.

BUGHHH

"TIDAK PUAS KAU MEMBERI PENGARUH BURUK PADA PENERUS KELUARGA INI, HAH?!!" Butsuma berapi-api, ia tidak puas akan satu pukulan. Segera ia berjalan mendekati anaknya itu.

"ITAMA DIA MENJADI KOTOR KARENA KAU! KARENA GEN KAU RAMBUTNYA.. RAMBUTNYA!" Butsuma mengangkan Tobirama yang sudah terkapar dan memukulnya kembali. Masih belum terpuaskan, Ia kembali mendekat.

"Jangan berani kau memberi pengaruh buruk pada Hashirama, pada PENERUS KLAN INI! KAU MENGERTI MONSTER?!!"

Saat itulah dia dihadang oleh Viola. Perempuan itu sudah tidak kuat akan semua perlakuan Butsuma pada anak keduanya.

"Minggir." Seruan dingin keluar dari mulut Butsuma melihat istrinya ikut campur. Ada aura membunuh dari kata-kata tersebut. Viola tidak gentar akan hal itu, ia menengok ke belakang dan melihat Tobirama sudah babak belur berusaha berdiri untuk melindungi ibunya. Viola melihat hal yang sama pada Hashirama, kedua anaknya telah didewasakan oleh waktu. Belum saatnya mereka melihat hal ini. Melihat itu Viola teriris hatinya.

"Cukup." Viola akhirnya berani menantang Bustuma. "Tobirama, anak itu lahir karena kita yang menginginkan dia. Bukan pilihannya untuk lahir tidak seperti yang kau inginkan. Tobirama, dia sudah menjadi yang terbaik dengan caranya sendiri." Membuat Butsuma terkejut.

"Mama..." Tobirama juga terkejut mendengarnya.

"Hashirama adalah anakmu, kau menginginkan dia menjadi penerusmu, namun dia sekarang bukanlan ketua klan Senju!" Membuat Butsuma lagi lagi terkejut. " Dia hanya anak laki-laki berumur 5 tahun Butsuma, biarkanlah ia bertumbuh wajar seperti anak anak seusianya."

"Tahu apa kau mengenai semua ini huh? Dasar Imigran!" Butsuma kembali emosi dan menampar istrinya yang tengah mengandung anaknya hingga tersungkur jatuh.

Aktualisasi Konoha | TobiramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang