Flashback On
Setelah insiden kudeta yang dilakukan oleh Madara dan sekutunya, Hashirama berhasil mengusir Madara keluar dari desa. Namun saat itu Madara berjanji akan kembali. Beberapa perbaikan dilakukan salah satunya gedung yang dimiliki Sasuke Sarutobi, warga desa yang terluka pun diberikan fasilitas kesehatan. Untuk sementara waktu, mereka merasa aman.
Di suatu sore saat langit sudah siapp untuk tertidur, begitupun dengan unat manusia yang mulai menghentikan aktivitas mereka dan segera pulang ke rumah. Para pedagang yang tengah merapikan barang-barangnya, beberapa shinobi yang baru pulang dari misi, serta anak-anak kecil yang pulang dari kegiatan bermainnya.
"Sungguh aku tidak menyangka bisa tercipta sebuah dunia dimana hanya ada kedamaian." Ujar seseorang berambut panjang.
"Yah ini semua berkat kau, kak" Tobirama berkata memandangi kakak satu-satunya yang ia punya.
"Tidak hanya aku, ada seorang kawan yang––" omongannya berhenti tatkala ia memikirkan seseorang yang sangat dekat dengannya. Raut wajahnya berubah menjadi penyesalan. Andai saat itu ia bisa mengubah pemikiran Madara, maka Madara juga dapat menyaksikan desa yang menjadi impian mereka saat kecil.
Tobirama menyadari siapa yang dimaksud oleh kakaknya dan melihat perubahan ekspresi saat kakaknya menyebutkan kata itu. Ia merasa kakaknya masih menyalahkan dirinya atas kejadian itu.
Brakk
Tak lama kemudian ada suara orang terjatuh di depan kakak beradik yang sedang berbincang. Itu hanyalah seorang anak laki-laki biasa.
"Sakittt..." ringis anak itu. Hashirama berjalan mendekati anak itu sementara Tobirama hanya menghela napas.
Namun saat Hashirama ingin membantu, anak itu sudah berdiri duluan dengan muka marahnya menunjuk Hashirama.
"Heh, kau kan yang membuat aku terjatuh? Jutsu apa yang kau pakai?" Teriaknya dengan nada yang lucu sebenarnya. Hashirama cukup terkejut dibuatnya.
"Apa-apan kau ini? Kau tak bisa lihat bahwa kami bahkan hanya diam di tempat. Kau yang terjatuh sendiri. Dasar bocah ingusan!" Seru Tobirama dibuat kesal oleh anak kecil. Hashirama melihat hal itu hanya bisa tertawa dan menenangkan Tobirama.
Anak kecil tak melihat kehadiran Tobirama. Ia menengok ke arahnya dan menampilkan ekspresi terrkejut. Tobirama menyadari keterkejutan anak itu. Tak lama kemudian
Tringgg!!!
Dua buah shuriken menuju ke arah Tobirama, namun dengan mudahanya ia menangkap itu sehingga shurikken itu tergantung di dua jarinya. Ia dan Hashirama terkejut menatap hal itu, mengapa anak itu menyerang Tobirama?
"SUDAH KUDUGA, KAU MEMANG SANGAT KEREN!!!" Anak itu kini berteriak dengan gembira. Ia mendekat ke arah Tobirama "Tolong angkat aku jadi mudridmu!" Ia memohon dengan berlutut di depan Tobirama.
Kedua kakak beradik tersebut hanya bisa memandang satu sama lain sebab lagi-lagi mereka dibuat terkejut oleh anak didepan mereka ini.
"Tidak mau." Jawaban itu keluar begitu saja dari mulut lelaki berambut perak itu. Nampaknya hal itu membuat anak ini kesal dan kembali berdiri.
"Heh kau berani menolakku, kau tidak tahu siapa aku kah?" Tanyanya menantang. Ekspresi anak ini, sungguh ingin Tobirama hajar.
"Kau hiruzen Sarutobi, anak dari Sasuke Sarutobi. Benar begitu kan?" Tanya Hashirama tersenyum. Hiruzen tersenyum menampilkan jempolnya.
"Berapa umurmu?" Tanya Tobirama. "5 tahun" jawab anak itu.
"Dengar, bocah 5 tahun, aku tidak peduli kau anak siapa, bagiku kau hanya seorang bocah yang menjengkelkan." ajak Tobirama melangkah pergi meninggalkan anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktualisasi Konoha | Tobirama
Fantasía"apakah benar hokage kedua tidak mempunyai keturunan?" "Heh! jangankan keturunan, orang seperti dia tidak mungkin pernah merasakan cinta." Mungkin inilah pendapat orang-orang desa mengenai hokage yang dijuluki "The Creator" tersebut, namun mereka b...