49 ● Usai di Sini

100 9 3
                                    

P.S. Gua ngetik ini sambil dengerin lagu Usai di Sini milik Raisa. Enak banget suasananya malem-malem.

,,

"K-kau.. kau harusnya sudah mati." Azumi bergetar melihat sebuah sosok di depannya. Apakah ia sedang melihat hantu sekarang.

Pria itu menahan tawanya melihat ekspresi yang menurutnya lucu dari Azumi. "Jadi aku hantu?"

"Izuna..."

Azumi berlari namun berhenti ketika di depan pria itu, ia mencoba meraba nya dan ternyata berhasil. Seketika itu pula Azumi memeluk Izuna dengan sangat erat. Izuna yang tadinya terkejut kembali tersenyum.

"Kita harus bicara." Kata Izuna.

,,


Azumi menceritakan semua kejadian pada Izuna dan Izuna pun menceritakan semua kejadian saat Ayahnya membunuh Madara pada Izuna.

Kedua sahabat itu sama-sama terkejut. Namun mereka tidak mau menghabiskan waktu 'bonus' mereka hanya dengan saling terkejut.

"Aku awalnya bingung saat dibangkitkan kembali, namun aku senang sekarang. Aku bisa melihat sebuah desa akibat kerja sama Senju Hashirama dan kakakku. Terkadang aku kesal dengan dia, bisa-bisanya dia menyia-nyiakan semua ini padahal ia yang memperjuangkannya."

"Klan kita bukanlah klan jahat Azumi.." tiba-tiba suara Izuna menjadi sangat serius. Azumi menoleh ke arah pria itu. "Baik Uchiha maupun Senju hanya mempunyai ambisi masing-masing. Kita terpaku pada sejarah kita yang mengharuskan kita membunuh satu sama lain."

"Namun bukan itu yang berada di pikiran Kakakku dan Senju Hashirama. Mereka ingin melindungi sang 'Raja'."

Azumi terlonjak kaget, ia kembali mengingat percakapannya dengan Tobirama saat itu. Siapa Raja sebenarnya?

"Sang 'Raja' dari permainan Shogi? Siapa itu? Hokage kah?  Atau Daimyo??" Azumi dengan serius penasaran pasalnya apakah hanya ia yang tidak tahu? Mengapa dua rival ini membicarakan hal yang sama?

Izuna yang melihat hal itu gemas, lantas ia mencubit pipi Azumi dan tertawa geli. Azumi kesal lantaran tak mendapat jawaban dari pria ini.

"Melindungi 'Raja'. Hal yang dilakukan Ayahmu tadi, juga hal yang sama yang dilakukan Tobirama saat ini." Ucap Izuna menatap pemandangan did epannya, hal itu membuat perempuan itu melakukan hal yang sama.

Hiruzen menatap miris pada sang Hokage. "Sensei tidak sekarang! Kau berjanji untuk mengajariku lebih banyak sensei! Shinobi tidak boleh menunjukan emosinya, mengapa hal semacam itu terus berada di pikiranku sekarang? Mau menangis saja susah... " Hiruzen terus bercakap dengan dua orang di sampingnya menatap Tobirama yang perlahan kehilangan kesadarannya.

"Hiruzen diamlah, Hokage mati melindungi desa. Dia mati melakukan tugasnya. Kau tidak seharusnya menangisinya" ujar Danzo

Ya.. pemandangan itu yang dilihat oleh Izuna serta Azumi.


"Aku menolak mengatakan bahwa kakakku yang jahat. Seperti yang kukatakan tadi, sebelum perdamaian, kami hanyalah sebuah klan yang saling berperang. Namun tadi, saat aku melihat kakakku, aku menyadari bahwa ia bukan lagi kakakku. Ia menjadi jahat dan serakah."

Aktualisasi Konoha | TobiramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang