Keheningan menyelimuti keluarga Butsuma di pagi hari. Hanya suara sendok dan garpu yang terdengar saat sarapan pagi. Sedari dulu memang tidak ada kehangatan dalam keuarga itu, namun kematian ibu mereka semakin memperparah kondisi.
"Ekhm" Butsuma berdehem. "Hashirama." Hashirama yang mendengar namanya dipanggil segera menoleh kearah ayahnya, begitu pula dengan Tobirama. "Akhir-akhir ini kau sering sekali meninggalkan rumah saat siang menjelang petang hari. Kemana saja kau?" Tanya ayahnya yang penuh dengan tuntutan.
Tobirama bisa melihat Hashirama yang terihat gelisah. Dengan sedikit menunduk ia bisa melihat kakaknya mempermainkan tangannya dibawah kolong meja. Sejujurnya ia tahu ada yang Hashirama sembunyikan.
"A-aku--"
Ting tong
Suara bel berbunyi menyelamatkan Hashirama dari pertanyaan ini. "Hei kau, buka pintu itu!" Suruh Butsuma pada Tobirama, memang selalu seperti itu. Selalu Tobirama yang akan menjalankan semua tugas, itu karena kebencian Butsuma pada dirinya bahkan semenjak ia lahir.
Tobirama dengan patuh membuka pintu dan terlihat seoarang pria seumuran ayahnya dengan memakai ikat kepala Senju disana. "Halo Tobirama, apakah ayahmu ada?" tanya pria itu ramah.
Tobirama tidak menjawab melainkan langsung membukakan pintu mengibaratkan orang itu langaung masuk.
Kedatangannya disambut oleh Bustuma. "Koroachhii, kau selalu datang tepat waktu. Mari ke kantorku" Butsuma mengajak sang tamu untuk pergi ke ruangannya.
Tobirama kembali ke meja makannya dna mengemasi piring-piring disana. Makanan ayahnya bahkan tidak dihabiskan, sungguh malang.
"Biar kubantu Tobirama--"
"Jangan." Hashirama yang tadinya berniat membantu tiba tiba terhenti. "Dia akan marah, biar aku saja." Tobirama berlalu membawa semua piring menuju ke dapur, sedang Hashirama menatap Tobirama dengan perasaan tak tega.
Hari - hari terus berlalu keluarga Senju perlahan mulai terbiasa dengan keadaannya sekarsng tanpa perempuan ditengah-tengah mereka. Tobirama yang selalu menjadi pelampiasan Butsuma serta yang selalu mengerjakan semua urusan rumah. Tobirama tak apa dengan itu, namun sikap Bustuma yang merendahkan ia yang membuat kadang dirinya tak nyaman dengan itu. Jika egois, tobirama mungkin akan meninggalkan keluarga itu, ya pergi jauh memulai pelarian di usia mudanya dan berjerih payah untuk sesuap nasi mungkin akan lebih baik dibanding hidup berkecukupan di keluarga nomor 1 di klan Senju tersebut.
Namun tiap kali memikirkannya, terlintas pikiran tentang saudaranya, Hashirama yang mungkin akan jauh lebih ditekan oleh ayahnya untuk menjadi pemimpin. Belum lagi adiknya yang masih berusia 1 tahun dan adik mungilnya itu, Tobirama harus berjuang demi saudara-saudaranya.
Untuk mengatasi ini Tobirama tidak harus merubah keputusannya, melainkan sistemnya. Ia akan tinggal di rumah tersebut sebagai anak dari keluarga Senju, putra dari Butsuma Senju. Ia akan melihat
Akhir-akhir ini Hashirama mempunyai kebiasaan baru dimana ia selalu pulang saat matahari terbenam. Tentu ayahnya tidak suka akan hal itu. Perilaku Hashirama yang tadinya hanya sekali-dua kali seminggu kian meningkat hingga setiap hari berujung pada kecemasan Butsuma.
"Dasar anak bodoh! Kemana saja ia pergi selama ini? Anak itu harus diawasi!" Bustuma mengoceh sendiri.
"Dengan hormat, aku siap mengawasinya ayah." Tobirama tiba tiba muncul di ruang kerja Butsuma membuat pria itu kaget.
Butsuma tidak percaya akan anak itu. "Kau pikir aku percaya padamu?" Bustsuma sejujurnya tidak 100% ragu terhadapnya, karena ia bisa melihat beberapa potensi anak itu saat dia berlatih.
"Saya yakin akan kemampuan saya, ayah" Tobirama berharap ayahnya percaya, karena hanya dengan ini ia bisa hidup di rumah ini dengan tenang. Butsuma akhirnya menghela napasnya dan menganggukan kepalanya.
Mulai dari hari itu, Tobirama selalu menguntit Hashirama yang sedang bermain dengan Madara. Hal itu pula lah yg membuat kepercayaannya pada Hashirama semakin meluntur dikarenakan kekecewaannya. Sebaliknya, ia mulai sedikit demi sedikit mempercayai Tobirama. Bahkan tidak jarang Tobirama diajak berdiskusi mengenai strategi saat ayahnya ingin berperang dengan Uchiha.
Misi Tobirama sudah sukses, namun kebenciannya pada ayahnya tetap berakar didalam hatinya. Beberapa kali tiap malam, ia kembali ke sungai pada masa kecilnya saat ia mendengar kabar yg merubah hidupnya. Memandangi pantulan dirinya di permukaan air diumurnya yang ke-14.
Ia membuang napas kasar, dan segera bergegas dari sana karena besok adalah hari yang penting. Perang pertama melawan Uchiha yang akan ia hadapi sebagai seorang Senju. Kisahnya sebagai seorang petarung, dimuai dari sini.
_____
Hehehehehehe peace. Makasih yg udh setia nungguin. Kalian terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktualisasi Konoha | Tobirama
Fantasia"apakah benar hokage kedua tidak mempunyai keturunan?" "Heh! jangankan keturunan, orang seperti dia tidak mungkin pernah merasakan cinta." Mungkin inilah pendapat orang-orang desa mengenai hokage yang dijuluki "The Creator" tersebut, namun mereka b...