Akumi berjalan-jalan di dekat pusat keramaian desa. Ia bertaruh bahwa desa ini merupakan wilayah dengan pertumbuhan ekonomi serta kesehahteraan masyarakat palig cepat dimanapun, ini masih bisa terhitung hari sejak perjanjian damai itu, namun pembangunan fasilitas terhitung sudah sangat banyak, kesejahteraan ekonomi, tingkat konsumsi masyarakat, dan lainnya yang menandakan desa ini sudah maju.
Ia berdiri di tengah keramaian namun ia merasa kesepian. Hatinya kalang kabut, pikirannya kacau. Ia resah. Keluarganya tak kian membaik, ditambah permasalahan ayahnya. Jujur ia sangat ketakutan, karena firasatnya mengatakan bahwa hal tidak baik akan segera terjadi. Ia menghawatirkan kakaknya, ibunya dan keluarganya. Tentu ia menghawatirkan ayahnya juga, namun tentu ia tidak lupa bahwa ayahnya lah salah satu faktor pendukung pemberontakan itu.
Ia merasa sangat hina karena hanya bisa diam dan melihat warga disini, sementara ia tahu bahwa akan terjadi kekacauan. Bibir wanita itu mengkerut. Orang-orang mungkin berpikiran bahwa ia adalah gadis periang dan mudah berteman dengan semua orang. Namun sekali lagi, Akumi sangat pandai memainkan perannya, bahkan dari orang-orang terdekatnya sekalipun.
Saat tengah berpikir dsn melamun, bahunya tak sengaja tertabrak atau ditabrak entah ia tak tahu, ia sedang melamun bodoh ! seseorang.
Langsung saja gadis itu terjatuh hingga ia terduduk di tanah yang permukaannya kasar. Rasasakitnya tak seberapa, namun malunya tak bisa dibendung lagi. Orang-orang lantas memperhatikannya dan bagus, ia menjadi tontonan orang-orang sekarang !
"Maaf, maaf sekali aku tidak sengaja. Aku mohon maafkan aku" Suara seorang gadis. Ia mengulurkan tangannya membantu Akumi berdiri.
"Ahh tidak apa-apa, aku juga bersalah melamun tadi" Seru Akumi menepuk-nepuk pakaiannya sambil menyengir memperlihatkan giginya.
Ia menatap gadis yang berdiri didepannya, pakaiannya sederhana namun terlihat sangat cocok bagi wanita itu, ditambah rambut ungu dan mata putihnya. Oh tunggu ! Ia adalah seorang hyuga bukan ?
"Sekali lagi maafkan aku umm... " Gadis itu tampak bingjng menyebutkan namanya, tentu karena mereka belum berkenalan. Akumi yang lupa menepuk jidatnya lantas terkekeh kecil.
"Uchiha Akumi" Serunya tersenyum lebar menyodorkan tangannya yang lalu dibalas dengan senang hati. "Namaku, Ikka Hyuga, senang berkenalan denganmu"
"Oh ya Ikka, tadi kau tampaknya berjalan-jalan agak terburu-buru. Kau bisa lanjutkan tidak apa-apa" Akumi baru ingat bahwa gadis itu tergesa-gesa dalam caranya berkenalan. Ikka sangat bersyukur Akumi peka terhadap sesuatu.
"Umm sekali lagi maafkan aku Akumi, tapi aku harus menyusul temanku. Senang bertemu denganm––" Ucapan yang tak enak itu terpotong saat keduanya mendengar ledakan dari bangunan tak jauh dari mereka.
Mereka berdua sangat kaget, menengokan kepalamya ke sumber ledakan. Orang-orang berhamburan sangat kepanikan akan kekacauan yang tengah terjadi sekarang.
Akumi baru tersadar, bahwa peperangan telah dimulai. "Ikka, Apa yang kau kihat di bangunan tersebut ?!! " Pekik Akumi.
Ikka yang tadi sedang memfokuskan maanya ditengah keramaian orang-orang setelah beberapa lama ia melihat satu benda yang menjadi kata kunci dibalik semua ini.
"Aku melihat.. "
"Sharingan"
--------
Azumi memutuskan untuk pulang ke rumahnya, ia masih lesu mendengar kabar bahwa Tobirama sakit. Entahapa yang ada di pikirannya mengapa ia memperdulikan laki-laki itu ? Tak terasa kakinya melangkah ke depan rumahnya. Iamenarik napas panjang sebelum memasuki rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktualisasi Konoha | Tobirama
Fantasy"apakah benar hokage kedua tidak mempunyai keturunan?" "Heh! jangankan keturunan, orang seperti dia tidak mungkin pernah merasakan cinta." Mungkin inilah pendapat orang-orang desa mengenai hokage yang dijuluki "The Creator" tersebut, namun mereka b...