40 ● Tujuan tersirat

114 12 2
                                    

Ayam berkokok membuat seorang lelaki bangun dari tidurnya, ia merasakan sensasi berbeda saat tidur dan baru menyadari bahwa ia tidur di kasur yang berbeda dari biasanya.

Ia menengok sedikit ke arah jendela dan rupanya matahari baru saja terbit. Tobirama bangun dari kasurnya dan melihat ke arah bawah. Seorang wanita di ujung ruangan tidur hanya beralaskan sebuah kain. Ia nampak tak tega melihatnya. Tak ia sangka bahwa kini ia tinggal satu atap dengan seorang wanita.

Azumi terbangun setelah mendengar ada pergerakan. "Oh kau sudah bangun rupanya." Tanyanya sambil bangun dan melipat kain yang ia gunakan sebagai alas. "Maaf ya, karena aku kau jadi tidur dibawah" sesal Tobirama.

"Tak apa." Ia menjulurkan tangannya membantu Tobirama berdiri. "Aku penasaran, orang hebat mana yang bisa membuatmu seperti ini? Setahuku kau adalah orang yang terkuat di desa, berarti kalau begitu, dia bukan orang biasa bukan?" Azumi mengatakannya tersenyum. Tobirama tidak menjawab pertanyaan Azumi.

,,

Hachiro nampak tidak mendapatkan begitu banyak jawaban selain hal bahwa Fuji, karyawan magangnya terlibat dalam hal ini. Tetapi hal itupun belum dapat divalidasi mengingat bahwa ia pun tidak tahu dimana keberadaan orang itu.

Saat berjalan melewati desa, orang-orang  nampak sedang berbicara satu sama lain. Tak sengaja ia mencuri dengar perkataan itu.

"Kau tahu kabar bahwa sekarang Konoha dipimpin oleh seorang Uchiha?"

"Iya, entah karma apa yang kita dapatkan dari Kami-sama sekarang."

"Namun aku masih penasaran. Apakah Nidaime itu benar-benar mati terbunuh atau masih hidup?"

"Atau jangan-jangan ia masih hidup dan sengaja menyelamatkan dirinya dengan meninggalkan desa?"

"Woaahhhh, aku tidak menyangka Nidaime se-pengecut itu."

Hachiro yang mendengarnya mengepalkan tangannya. Ia berbalik menuju arah kedua lelaki itu dan menarik kerah baju salah satunya. Mereka tampak terkejut melihat ada Penasihat Hokage disitu.

"Jaga bicaramu atau akan ku robek mulut kotormu" Hachiro tidak peduli tatapan terkejut dari para warga yang berkumpul. Ia hanya ingin menghajar si brengsek ini.

"Sudah Hachiro, tidak perlu seperti ini." Suara seseorang menghentikan Hachiro. Ia menengok dan mendapati Ikka disana. "Tolong turunkan pria itu" pinta Ikka dengan lembut. Emosi Hachiro perlahan menurun. Ia menurunkan pria itu.

Ikka memutuskan untuk mengajak Hachiro berbicara hanya berdua saja. Disinilah mereka berada, duduk di sebuah kursi taman yang sepi.

"Maaf, aku terlalu terbawa emosi tadi" ujar Hachiro menunduk. Ia tak tahu dimana temannya berada dan hasil penyelidikannya sia-sia. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Tak apa, kau tidak perlu meminta maaf. Aku mengerti perasaanmu." Jawab Ikka dengan lembut. Hachiro menoleh ke arah Ikka.

"Temanmu dalam bahaya, bahkan kau tidak tahu ia masih hidup atau tidak. Desa pun tidak sama baiknya dengan kehilangan pemimpinnya dan musuhmu ada disana mengambil jabatan itu. Ditambah rumor yang beredar itu." Ikka menjelaskannya.

"Tobirama adalah ninja yang hebat. Ia tidak mungkin kalah secepat ini. Dan jangan lupa, ia adalah ninja yang sangat pintar. Ia pasti sudah memikirkan ini."

"Lalu mengapa ia tidak kembali ke desa?" Tanyanya

"Menurutku, mengapa saat ini Tobirama memiih untuk tidak kembali ke desa, adalah karena ia ingin menyelamatkan desa. Ia tahu betapa kuatnya musuh saat ini. Aku mungkin berpikir bahwa Tobirama tidak dalam kondisi baik baik saja." Jawab Ikka. "Bagaimana kau yakin tentang hal itu?"

"Jika musuh tidak terlalu kuat, maka ia akan kembali ke desa dan membuat benteng pertahanan atau strategi penyerangan. Namun jika musuh sangat kuat, ia berpikir jika ia kembali ke desa, maka musuh akan mencarinya dan desa dalam bahaya. Itu sebabnya ia memilih untuk menyelamatkan desa."

"Jika seperti itu, mengapa musuh tidak menyerang desa saja lalu menyerang Tobirama yang ada di dalamnya?" Hachiro bertanya lagi.  "Mungkin tujuan utama musuh sebenarnya adalah Tobirama itu sendiri, bukan desa."

Hachiro terkaget. Ia kembali mengingat saat Tobirama mendapat undangan itu.
"Saat itu, Tobirama berkata kepadaku bahwa ia diundang rapat oleh daimyo, namun aku merasa curiga karena daimyo mempunyai jadwal tetap yaitu setiap bulan tanggal 25. Tobirama tetap kekeuh dan bilang bahwa permasalahannya mendadak. Aku sebenarnya bingung, tidak biasa Tobirama seperti ini. Ia adalah orang yang mempunyai rasa curiga nomor satu." Hachiro menjelaskan.

"Ia memutuskan mendatangi rapat "palsu" itu sendiri demi desanya bukan? Ia sudah tahu apa yang akan terjadi." Jawab Ikka mantap

Hachiro yang mendengar itu tersenyum, temannya terlihat sangat keren dimata dia saat ini. "Tobirama mungkin lebih ingin kau membantunya menyelamatkan desa dibanding mencari kehadirannya. Aku yakin ia akan muncul pada saat yang tepat." Ikka memegang bahu Hachiro memberi semangat. Benar juga apa yang Ikka katakan.

"Pelindung desa adalah orang orang desa itu sendiri. Orang orang yang yakin dan cinta akan tanah kelahirannya. Mereka yang akan berjuang untuk desa ini."

Tobirama pernah mengatakan hal itu padanya. Tobirama telah mempercayakan pada dirinya sekarang.

Hachiro tersenyum pada Ikka. "Ikka, terima kasih banyak ya!" Senyum yang akhirnya ia bisa tunjukan pertama kalinya pada seseorsang dalam hari yang kacau ini. Dan orang itu adalah Ikka.

,,

"Pelan pelan saja Tobirama." Azumi nampak sedang membantu Tobirama mengajarkannya berjalan lagi. Ia sudah bilang untuk tidak buru-buru karena kakinya sedang dalam masa pemulihan, namun lelaki itu nampaknya keras kepala. Ia berkata bahwa desanya membutuhkannya sekarang.

"Lepaskan peganganmu perlahan, Azumi" pinta Tobirama, ia merasa sudah lumayan kuat. Namun tak beberapa lama kemudian Tobirama terlihat oleng dan hampir jatuh jika tidak ditahan oleh Azumi.

"Sudah kubilang pelan pelan saja––" perkataan Azumi terpotong saat menyadari bahwa jarak keduanya cukup dekat. Saat alam sadar mereka kembali mereka melepaskan tatapan masing masing dan mencoba untuk mengusir suasana canggung ini.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Azumi seraya menyerahkan tongkat Tobirama kembali. "Hn, terima kasih."

Krekk

"Sepertinya aku harus menjahit lukamu itu lagi ya" ucap Azumi malas, sudah kedua kalinya luka Tobirama terbuka kembali, yang kali ini karena Tobirama memaksa belajar berjalan. "Maaf ya" ucap lelaki itu tidak enak.

Aktualisasi Konoha | TobiramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang