Sudah tengah hari menjelang malam namun ia malah dipanggil kakaknya untuk menemuinya. Hal itu membuat Tobirama gusar, ia masih sedikit marah pada kakaknya akibat hal kemarin. Ia menghela napas kasar, kepentingan desa adalah hal terpenting, ia tidak bisa mencampur aduk urusan pribadi dengan desa.
Nampaknya pekerjaan kakaknya sudah selesai karena Hashirama memintanya menemui dirinya di rumah pribadinya. Ia telah sampai pada rumah yang cukup besar, karena Hashirama sendiri yang membangunnya menggunakan jurus mokuton.
Sehabis melepas alas kaki diteras, ia masuk ke dalam rumah dan hal yang pertama ia lihat membuat ia terkejut. Apa ini ? Masayuki, anak Hashirama sedang bersama dengan seorang wanita sebayanya berbincang. Tobirama menaikan alis, karena anak itu baru berumur 16 tahun.
"Pasanganmu, Masayuki ?" Tobirama berdehem membuat Masayuki merasakan eksistensi pria yang merupakan adiknya sedang berdiri menyender pintu sambil melipat kedua tangannya di dada . Masayuki yang tadinya memegang tangan gadis itu sontak melepasnya.
"E-eh iya paman. Perkenalkan dia Mitsuha. Mitsuha perkenalkan dia pamanku, Tobirama." Mereka berdua berdiri dan Mitsuha membungkukan kepalanya. Masayuki tidak berhasil menahan rona merah di wajahnya, karena baru kali ini ia tertangkap basah oleh pamannya yang sangat tegas itu. Berbeda dengan kedua orang tuanya yang sangat senang akan kehadiran Mitsuha. Dengan segenap kekuatan Masayuki menelan ludah kasar melihat tatapan tajam yang Tobirama berikan padanya.
Tobirama tidak menanggapi mereka berdua. Tanpa mau berlama-lama ia berjalan ke ruangan kerja Hashirama dengan mencibir. Masayuki dan Mitsuha melihat kepergian Tobirama merasakan perasaan lega luar biasa. Hal itu dikarenakan aura yang sangat mencekam dari pria itu dan akan sangat canggung jika memulai pembicaraan.
Tobirama telah sampai di ruangan kakaknya dan langsung menutup pintu, ia tahu masalah ini pasti sangat serius. Terlihat dari gerak-gerik Hashirama yang tidak tenang mengigit jarinya menatap ke luar jendela. Ia bahkan belum menyadari kehadiran pria itu setelah Tobirama menunggu cukup lama.
"Ehm" Tobirama berdehem dan membuat kakaknya menenngok kaget.
"Tobirama, kau mengagetkanku." Pekik Hashirama, Tobirama yang tidak mau berdebat lama langsung maju untuk mendengarkan apa yang ingin Hashirama katakan.
"Baiklah, sebelumnya aku ingin minta maaf keparamu kemarin karena tidak memberi tahumu––"
"Langsung ke topik saja kak" Potong lelaki itu, ia tampak tidak bersahabat dengan topik tersebut. Hal itu membuat Hashirama mendesah pelan, ia sangat memahami karakter adiknya yang satu ini.
"Sepertinya Madara sudah memulai pergerakannya. Aku mendengar dari mata-mata bahwa ia membunuh kedua pelayannya demi mendapatkan mata yang begitu special, lebih kuat dari Sharingan biasanya"
"Mangekyo Sharingan ? Bukankah ia sudah mendapatkan itu saat adiknya meninggal ?" Tobirama bertanya.
"Eternal Mangekyo Sharingan" Hashirama menuturkan tegas. "Lebih kuat dan tentunya harus ada pengorbanan akan hal itu." Tambahnya membuat Tobirama berpikir.
"Aku rasa bukan itu penyebabnya kak. Kematian pelayan setianya hanya hanya pemicu kak. Alasan utama ia membangkitkan hal itu karena...
... Ia harus berpisah untuk kedua kalinya denganmu."
Hashirama terkaget dengan kalimat yang barusan ia dengar. Untuk kedua kalinya ia harus berpisah dengan Madara, mengambil jalan berbeda. Dan untuk kedua kalinya ia membuat Madara membagkitkan suatu kekuatan dari dirinya yang ternyata Madara pergunakan tidak untuk kebaikan. Ia merasa ia yang menjadi alasan utama dibalik semua kekacauan ini.
Tobirama merasa ia mengatakan hal yang salah, tidak seharusnya membahas hal ini dihadapan kakaknya. Raut sedih terpancar dari wajah kakaknya. Pastinya Hashirama akan merasa ia penyebab semua hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktualisasi Konoha | Tobirama
Fantasia"apakah benar hokage kedua tidak mempunyai keturunan?" "Heh! jangankan keturunan, orang seperti dia tidak mungkin pernah merasakan cinta." Mungkin inilah pendapat orang-orang desa mengenai hokage yang dijuluki "The Creator" tersebut, namun mereka b...