Sahibby - pacar cuek

9.1K 66 2
                                    

Sadewa mengetuk pintu di depannya dengan brutal, ia tahu bahwa Harvi tengah berada di dalam sana. Tidak hanya mengetuk, sejak tadi ia berusaha menelfon pacar cantiknya itu, namun sepertinya si cantik benar-benar marah kali ini. Harvi benar-benar kesal, padahal ia sudah berusaha untuk bersembunyi tapi kenapa Sadewa bisa menemukannya, tanpa si cantik sadari Sadewa adalah anak dari seorang pengusaha kaya, ditambah orang tuanya ada yang berkebangsaan jepang dengan latar belakang yakuza, selain itu hotel yang dia tempati sekarang adalah milik Sadewa.

"harvi buka pintunya, atau kakak dobrak!"

Harvi berteriak kesal, sungguh Sadewa sangat menyebalkan, dengan langkah tergesa-gesa dengan bathrobe yang masih di pasang, dia bergegas membuka pintu yang diketuk kasar oleh sang "mantan pacar".

"apa sih kak! Kenapa masih ganggu aku, aku udah lepasin kakak"

"coba ngomong langsung di depan kakak, kalau kamu mau putus", Sadewa menatap tajam mata sang kekasih, matanya berkilat mendengar bahwa Harvis sudah melepaskannya, ditambah sejak tadi matanya tidak fokus melihat bagaimana penampilan pacarnya itu yang begitu menggoda.

"aku bilang aku mau putus, kakak puas sekarang?! Aku. Mau. Putus!"

BUG

Bunyi tembok yang ditinju oleh Sadewa membuat tubuh Harvi bergetar, sungguh kenapa sang pacar sekarang terlihat berbeda? Sadewa biasanya terlihat malas dan tidak peduli, namun kini ia melihat sosok yang berbeda, kilatan tajam penuh amarah dan kepalan tangan yang menonjolkan urat-urat Sadewa membuat Harvi takut, dia tidak pernah melihat sisi ini sebelumnya, berusaha menguatkan dirinya dia menatap sang mantan kekasih, balik menatap tajam.

"kakak gak pernah setuju, kamu akan tetap jadi pacar kakak"

"aku gak mau! Aku udah capek, aku capek sama kakak, aku mau putus hiks, mending aku jadian sama hares aja hiks dia perhatian, mending sekarang kakak pulang, aku capek mau istirahat"

Harvi berniat untuk masuk dan menutup pintu, namun tangan Sadewa mencegahnya bahkan sepertinya cowok cuek itu tidak peduli kalau tangannya sekarang memar karena menahan pintu kamar Harvi, ia mendorong pintu itu dengan keras dan merengsek masuk ke dalam. Menutup pintu itu dengan keras, menguncinya dan melempar kunci itu keluar melalui balkon, Harvi hanya menatap tidak percaya apa yang dilakukan mantan pacarnya itu.

"kakak apa-apan sih! Sekarang gimana caranya kita keluar? Hiks kakak emang selalu gini!"

"capek? Kamu kira kakak gak capek? Kakak cemburu setiap saat sama temen-temen dan orang-orang sok kegantengan itu, kamu punya pacar bukannya berhenti malah masih centil sana-sini!"

"itu semua buat narik perhatian kakak! Hiks kakak gak pernah peduli sama aku!"

"kakak peduli! Kamu yang gak peduli sama kakak"

"pembohong, sana pergi hiks! Aku gak mau sama kakak"

"gak mau?kalau gitu kakak paksa!"

Sadewa menarik tangan si cantik dengan kasar bahkan mungkin memerah sekarang. Harvi berusaha memberontak namun entah kenapa tenaga Sadewa sangat besar padahal terlihat kurus, dengan amarah Sadewa melempar si cantik ke atas kasur hingga terlentang, melepas jaket kulitnya asal dan mengukung Harvi yang mulai ketakutan. Harvi yang sadar dirinya dalam bahaya pun berusaha menendang segara arah berusaha lepas dari sang mantan pacar, namun sia-sia. Sadewa yang melihat tingkah berontak kekasihnya mengambil tali yang sudah ia siapkan sejak tadi di dalam celana, mengikat kedua tangan kekasihnya di atas kepala dan menekan tubuh sintal itu lebih kuat agar tidak bisa bergerak.

Harvi lagi-lagi menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan Sadewa masih berusaha untuk berontak membuat Sadewa kesal, ia mencengkram rahang si cantik dan mencium bibir itu dengan kasar, melumat dan menggigitnya hingga berdarah membuat Harvi semakin menangis keras, dia tidak mau seperti ini.

"mpphhh cpkhhh hiks mmphh lwepashhh hiks"

Ciuman kasar itu terlepas, namun hanya berselang seperkian detik, karena setelah sang mantan kekasih bertelanjang dada ia kembali mencium Harvi bahkan lebih kasar dari sebelumnya. Sadewa menghisap bibir atas dan bawah si cantik bergantian, menggigit bibir yang terluka itu menuntut si cantik untuk memberikan akses, Harvi yang merasa bibirnya perih pun dengan refleks membuka mulutnya, membuat Sadewa makin leluasa untuk untuk mengeskplor mulut si cantik.

Darah bercampur saliva mengalir di sela-sela bibir Harvi, mengalir hingga leher, Sadewa tidak berniat menghentikan ciumannya padahal si cantik sudah terlihat sangat kewalahan. Saat di ambang kesadaran, baru Sadewa melepas ciumannya, menjilati sisa saliva miliknya dan bergerak untuk menjilat leher si cantik, kini leher jenjang itu yang menjadi sasaran. Ruam-ruam keunguan dan bekas gigitan membuktikan bahwa Sadewa melampiaskan rasa marahnya pada Harvi.

"ahhhh anghh hiks berhentihh ahh kakak hiks ga mauhh ahhh"

"semakin kamu berontak, semakin kakak kasar, kamu harus dihukum karena sikap kamu udah bikin kakak marah"

"ahhhh hiksh anghh gak mauhh nyahh lepashhhh nghhh"

Harvi berusaha memberontak kembali, tenaganya benar-benar terkuras, namun ia masih berusaha, ditambah kini Sadewa tengah membuka bathrobenya hingga ia telanjang namun bathrobe itu masih terpasang, kini tidak hanya kilat marah yang terlehat tapi juga kilat nafsu. Sadewa menekan pucuk dada yang sudah menegang itu, warnanya cantik, coklat kemerahan ditambah kulit seputih susu Harvi menambah kesan seksi. Si cantik yang merasakan sang mantan bermain di dadanya tentu saja mendesah keras, dada adalah salah satu titik sensitifnya dan kini Sadewa tengah bermain-main disana, membuat memeknya tanpa disadari semakin becek dan basah.

"anghhhh ahhh jangann ahh dicubithh anghh"

oneshoot twoshoot Bp  (Treasure) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang