Jeongharu - obsession

11.4K 88 0
                                    

Haruto menatap Jeongwoo dengan perasaan kesal, rivalnya itu tengah memberikan pidato di depan murid baru sekolah mereka. Sebagai seseorang yang ambisius Haruto sangat tidak menyukai Jeongwoo karena merasa pemuda bermata serigala itu adalah hambatan untuknya. Siapa yang tidak mengenal mereka berdua? Rival dalam merebutkan rangking di sekoah, dan Haruto selalu berada di posisi kedua sejak Jeongwoo ada. Iya, Jengwoo adalah murid pindahan, dia pindah saat kelas 2, dan hingga kini dirinya dan sang rival kelas 3, satu kalipun Haruto tidak pernah menang melawan Jeongwoo, dirinya selalu di posisi 2.

Berbeda dengan Haruto, Jengwoo tidak pernah menganggap si manis sebagai rival, Jeongwoo malah mengagumi Haruto, dirinya suka saat melihat si manis mengoceh dan marah padanya saat si manis kalah akan sesuatu, bahkan tidak ada satu hari pun Jeongwoo tidak memikirkan Haruto, di dalam kamarnya tertempel banyak sekali foto si manis, bahkan Jeongwoo sering berfikiran mesum tentang Haruto tanpa si manis tau.

"ngapain lo senyum-senyum, ngehina gue karena kalah dari lo lagi?"

"saya tidak pernah berfikiran begitu"

"halah, bilang aja kan lo ngeremehin gue, emang anjing lo, ngapain sih lo harus pindah kesini, harusnya posisi satu itu punya gue bukan lo"

"sebagai pemimpin dalam rumah tangga kita nanti, saya memang harus nomor satu manis"

"apa sih lo gak jelas!"

Begitulah keduanya, tiada hari tanpa tidak beradu mulut, walau semuanya haruto yang memulai, namun Jeongwoo selalu menanggapi tingkah kesal si manis pujaan hatinya. Jeongwoo memang bertingkah mengesalkan, selalu mengikuti si manis kemanapun dan bersikap protektif, jika ada laki-laki dominan yang mencoba mendekati Haruto keesokan harinya orang itu akan memasuki rumah sakit, Jeongwoo sudah bukan di tahap menyukai saja tapi juga terobsesi memiliki Haruto untuk dirinya sendiri, tapi si manis tidak peka sama sekali.

Hari ini lagi-lagi Jeongwoo harus menggeram marah, baru saja miliknya ditinggal dua hari karena ia sibuk mengikuti kejuaran memanah, dirinya sudah mendengar kabar kalau si manis berpacaran dengan Junkyu, kakak kelas mereka dulu. Informasi ini Jeongwoo dapatkan dari orang-orang kepercayaannya yang memang ditugaskan Jeongwoo untuk memantau si manis.

"kamu hanya milik saya haruto, orang lain tidak"

Di meja itu, terdapat berpuluh-puluh potret Haruto yang tengah berkencan dan tersenyum manis pada sang kekasih, membuat urat kemarahan Jeongwoo terlihat dengan jelas, merasa kesal dia melempar semua foto itu sembarangan arah dan mengambil ponsel miliknya untuk menelpon seseorang.

"laksanain hari ini, saya gak mau tau, pokoknya malam ini dia harus sudah di kamar saya"

Selesai menelpon Jeongwoo menatap potret besar Haruto di kamarnya dan mengelus foto itu dengan sayang, seakan-akan potret itu adalah si manis. Merasa membutuhkan pelampiasan Jeongwoo mengambil setelan hitam dan pisau lipat kesayangannya, mengambil kunci mobil dan beranjak keluar.

****

Pukul satu malam, si manis terbangun dari pingsannya, berusaha untuk membuka mata dan menahan pusing, Haruto menatap ke seluruh ruangan di kamar mewah ini, dirinya tidak tahu sekarang ada dimana, seingat dia, sebelumnya dia tengah berkencan dengan Junkyu dan sang pacar mengantarnya hingga ke dalam apartemen, namun tiba-tiba ada yang membiusnya saat di dalam apartemen.

Menatap ke sekeliling berusaha memindai satu-satu di tengah cahaya lampu temaram, Haruto melihat sosok tegap tengah menatapnya dengan tajam dan seperkian detik akhirnya dia sadar kalau itu adalah sang rival, Park Jeongwoo. Haruto berusaha beranjak namun dirinya tidak bisa, tangan dan kakinya terborgol pada masing-masing kayu ranjang. Jeongwoo yang sadar pergerakan si manis berjalan mendekat, ternyata Jeongwoo tengah bertelanjang dada membuat Haruto melotot kaget.

"anjing lo, lo apain gue bangsat! Kenapa gue disini, kenapa tangan gue di borgol! Lepas gak"

"sstt.. jangan berisik sayang, ini sudah pukul satu malam, nanti bawahan saya terbangun"

"anjing gak peduli, cepat lepasin, lo mau apa dari gue!"

"saya mau apa? Bukannya sudah jelas manis, saya mau kamu, kamu punya saya, tapi kamu malah berpacaran dengan orang lain?"

"apa sih gak jelas! Serah gue mau sama siapa aja, lo gak berhak ngatur anjing! Lo bukan siapa-siapa gue!"

"saya suka sama kamu dari awal! Dan kmau punya saya, itu sudah jelas"

"gila! Gue gak suka sama lo anjing! Gue pacar kak junkyu, gue benci sama lo park, kita rival kalo lo lupa!"

"hanya kamu yang menganggap begitu, tapi saya tidak. Dan sekarang saya akan menghukum kamu karena sudah lancang berpacaran dengan orang lain, kamu harus dihukum agar sadar kamu punya siapa"

"gila gak mau! Tolong! Siapapun!"

"percuma manis, mereka tidak akan menolong kamu"

Jeongwoo menaiki ranjang, mengukung si manis yag beringsut mundur karena takut dengan tatapan tajam Jeongwoo. Haruto berusaha menghindar dan menendang Jeongwoo, tapi karena kakinya terikat dia tidak sebebas biasanya, ditambah tenaga Jeongwoo sangat luar biasa besar membuat Haruto terpojok antara ranjang dan Jenongwoo, tangan si manis menahan dada bidang Jeongwoo yang terus menghimpitnya.

"please woo, jangan hiks, gue minta maaf karena ganggu lo selama ini, hiks gue janji bakalan berubah hiks, tolong lepasin gue, gue mau pulang"

"sstt.. jangan nangis sayang, air mata kamu ini berharga dan saya tidak ingin melihat kamu menangis sekarang, menangislah saat saya menghancurkan kamu nanti"

Ucapan Jeongwoo semakin membuat Haruto takut, tubuhnya bergetar, ditambah setelah dia melihat jelas se isi ruangan terdapat banyak sekali foto dirinya bahkan Haruto tidak tau kapan Jeongwoo memotret. Haruto menatap lamat-lamat pada sang rival berusaha meminta ampunan, namun Jeongwoo yang sudah di kuasai emosi tidak akan pernah luluh pada tatapan si manis. Jeongwoo membelai wajah ayu itu, mengusap dengan perlahan dari dahi dan berahir di bibir tebal Haruto, menekan bibir merah itu sedikit kuat membuat Haruto merintih.

"cantik, semua yang ada di kamu sempurna"

Haruto memalingkan wajahnya berusaha tidak menatap Jeongwoo yang terlihat sangat menakutkan. Belaian di bibir merah itu terhenti, Haruto membuka matanya yang sempat ia tutup karena takut, namun ternyata semua itu salah, Jeongwoo masih belum berhenti, elusan itu makin turun menjelajahi leher si manis dan tanpa di duga Jeongwoo mencekik Haruto hingga si manis melotot dan bergerak berantakan berusaha melepaskan cekikan di lehernya, namun Jeongwoo hanya menatap datar Haruto, Jeongwoo terlihat seperti pembunuh.

"akhhh akhhh lepashhh akkhh"

Jeongwoo semakin mengencangkan cekikannya di leher si manis, Haruto merasa nafasnya akan segera habis, air matanya mengalir dengan deras, dia menangis dan bertanya dalam hati apa kesalahannya begitu besar hingga Jeongwoo berniat membunuhnya, saat dirinya pasrah dan akan menutup mata, Jeongwoo melepaskan cekikan itu, meninggalkan bekas merah disana. Haruto terengah-engah dan menatap Jeongwoo berkaca-kaca.

"bagaimana rasanya di ambang kematian sayang? Kamu takut? Itu akibat kalau kamu melawan saya"

"hiks, gue salah apa woo, hiks kenapa lo giniin gue"

"salah kamu karena berpacaran dengan bajingan itu! Kamu milik saya haruto, selamanya akan begitu"

Jeongwoo yang emosi kembali, menjambak rambut panjang si manis, mencium bibir itu dengan kasar, Jeongwoo menyesap bergantian bibir tebal itu, menggigit hingga berdarah dan menerobos mulut si cantik, mengeksplor seluruh isi mulut Haruto hingga saliva mengalir deras di leher Haruto. Si manis berusaha mendorong dada bidang Jeongwoo, nafasnya hampir habis tapi jeongwoo masih bernafsu menyesap lidah dan bibirnya.

"mmphhh cpkkkh anghhhh lwepashhh mmmpphh woohh"

Merasa si manis akan pingsan karena ciumannya, Jeongwoo dengan tidak rela melepas ciuman kasar itu, menatap wajah cantik yag tengah memerah dan terengah karena perbuatannya. Ia membelai wajah ayu itu mengusap air mata si manis dengan lembut, membuat Haruto memejamkan mata menikmati usapan lembut itu.

"saya cinta sama kamu haruto, saya sangat cinta"


a/n: full akses di biooo yawww

oneshoot twoshoot Bp  (Treasure) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang