bukan.

22 2 0
                                    

"nama mu abadi dalam hidupku"

kini pria berusia 27 tahun tengah melamun duduk di sebuah bangku kosong taman rumah nya.

.....

11 tahun yang lalu.

musim hujan melanda sebuah daerah Yangsu. sebuah daerah yang terkenal dengan julukan "sejuta kebun teh" .

Kini seorang anak laki-laki tengah melamun menatap sebuah sungai di atas jembatan. mata nya terus mengarah sungai di bawahnya.

wajah anak laki-laki itu penuh dengan lebam keunguan. serta tangan kiri nya di tutupi sebuah perban putih yang mulai di penuhi beberapa noda.

anak laki-laki yang tengah melamun menatap derasnya aliran sungai saat itu. rambutnya, oh bahkan tubuhnya sudah basah akibat hujan yang terus mengguyurnya.

sungguh. Anak laki-laki itu penuh keputusan asaan. seperti sudah lelah dengan dunianya.

flashback on.

"kalau ga bisa dapet nilai sempurna buat apa kamu pulang kerumah! dasar anak ga tau diri!" suara teriakan seorang wanita paruh baya menggema di ruangan ini.

Kacau. ruangan itu sudah berserakan gelas yang pecah dimana mana.

Seorang anak laki-laki yang tengah menunduk menahan tangisannya itu hanya diam tak bersuara. tubuhnya terlihat sangat bergetar.

Plak. satu tamparan lolos di pipi anak laki-laki itu. sangking kencang nya tamparan itu wajah anak laki-laki itu sampai menoleh ke arah kirinya.

"Oliver handirvic Xen, kamu ga pantas di keluarga ini kamu sama sekali ga bisa membanggakan!" ucap kasar wanita paruh baya itu.

berulang kali wanita paruh baya itu berteriak, menampar, bahkan tak segan-segan melempar sebuah gelas ke arah anak laki-laki itu.

Oliver sudah terbiasa dengan hal tersebut. semenjak dia di lahir kan ke dunia semua adalah neraka bagi nya.

wanita yang tengah membabi buta didepannya itu adalah sang ibu. Risy Hilpa Xen. wanita paruh baya berumur 45 tahun yang sangat terobsesi akan sebuah nilai.

Semenjak usia Oliver menginjak usia 12 tahun ibu nya itu di diagnosa sakit jiwa. Lantas dimana ayah Oliver? orang tuanya berpisah saat Oliver berumur 10 tahun.

Sekarang entah kemana hilangnya ayah Oliver. tidak ada satupun keluarga nya yang mengetahui itu.

Oliver hanya tinggal bersama ibunya. rumah yang kecil di pekarangan kumuh. inilah tempat tinggal Oliver.

Oliver membalikkan badannya. ia mulai melangkah keluar rumah. di luar sudah hujan deras dari beberapa jam yang lalu. namun itu tidak menghentikan oliver untuk keluar.

Flashback off.

Kini oliver tengah berdiri di tengah hujan deras yang turun. ia begitu tidak memperdulikan penampilan nya yang sudah kacau. lagi pula tidak ada yang memperhatikan dia juga kan?

Jari jemari tangan Oliver mulai memegang perban tangan nya itu. Dengan kuat ia menarik perban yang terlilit.

mengakibatkan terjadinya goresan akibat tarik paksa perban itu. ini lah Oliver. menurut nya rasa sakit itu bisa menenangkan.

meskipun menyakitkan tapi menenangkan karena bisa memberikan kesadaran diri.

"mati ya mati" bibir Oliver bergetar menatap arus sungai yang mengalir dengan deras di bawah nya.

Oliver pun mulai membuang perban nya itu ke sembarang arah. Hingga ia memutuskan untuk menjatuhkan diri nya pada aliran sungai itu.

Grap. Tangan Oliver di tarik oleh seseorang. lebih tepatnya seorang wanita.

ibu Oliver? tidak mungkin.

Senja Evica diola. gadis yang kini berusia 16 tahun itu dengan cekatan menarik pergelangan tangan Oliver dengan kuat.

dimana itu membuat keduanya tersungkur kembali ke jalan.

Payung yang di pegang gadis itu pun terhempas begitu saja.

Oliver menatap senja dengan tatapan kesal. "apa sih Lo?!" ungkap marah Oliver.

"Lo gila! kalo bodoh, bodoh aja! ga usah korbanin diri!" senja kala itu langsung membenarkan posisinya sambil sedikit memaki anak laki laki di sampingnya itu.

"Lo mau gue hajar hah?!" tanya marah oliver.

"eh Lo mikir ga si?! Lo pikir hidup itu mainan yang kalo Lo udah bosen tinggal lompat ke sungai?!"

"Lo pikir hidup cuma candaan?! kalo udah garing ya di tinggalin!"

"ga usah macem-macem Lo, kalo bodoh ga usah bawa bawa nyawa" ocehan senja pun semakin membuat darah Oliver mendidih.

Saat hujan seperti ini?? bisa bisanya ada seorang gadis datang, menarik, dan memarahinya?? gila.

"Lo ga tau ga usah ikut campur" ucap tak terima Oliver.

"asal Lo tau hidup gue juga ribet tapi gue ga sebodoh itu Sampe bahayain nyawa"

Sontak ucapan senja berhasil membuat rahang Oliver mengeras. ucapan nya tentu saja benar, namun cukup sulit untuk di terima.

you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang