bagian 34

25 2 0
                                    

Oliver berlarian menyusuri lorong bawah tanah.

10 menit yang lalu. Oliver menemukan lorong bawah tanah. dari lorong itu terdengar beberapa teriakan senja yang membuat nya semakin panik.

Dengan nafas yang tersengal-sengal Oliver berhasil menyingkirkan Penculik yang tengah menjaga senja.

Sial. nafas Oliver bergemuruh usai melihat sang wanita nya mengalami beberapa luka lebam.

Sontak ia langsung menoleh ke arah orang yang menculik senja. mata Oliver mulai menggelap. warna mata asli nya kini mulai tertutupi dengan emosi yang sudah memuncak

Oliver menarik kerah baju penculik itu. ia membanting tubuh penculik itu. dengan tangan yang mengepal kuat, berkali kali ia meninju pria yang menculik senja itu.

para penjaga juga di hajar Oliver yang membabi buta saat ini. mereka semua bukan tandingan Oliver, dengan mudahnya Oliver menumbangkan tiga orang pria.

tanpa ampun Hingga pria itu sekarat. darah sudah dimana mana. bahkan tangan Oliver sudah penuh dengan darah yang kental.

Oliver segera melepaskan jas yang di kenakan. mengelap tangannya yang penuh darah.

ia mulai mendekati senja yang sudah tertunduk pingsan. kenapa senja bisa begini? apa yang terjadi?.

Flashback on.

"serahkan tubuh mu maka aku akan melepaskan mu" ucap salah satu pria yang ada disana.

kini tepat di hadapan senja berdiri 3 orang pria besar. Salah satu pria duduk di bangku sementara dua lainnya di belakang pria itu.

"bangsat! gue ga akan sudi--"

Plak. belum selesai senja menamatkan ucapan satu tamparan mendarat di pipi kiri senja.

Sangat kencang hingga membuat pipi mulus senja memerah.

"bangsat!" Umpat senja.

Plak. satu tamparan kembali mendarat di pipi mulus milik senja.

"hanya serahkan saja, aku tidak akan menjual mu" ucap pria itu santai.

Sementara dua pria yang tadi berada di belakang pria yang tengah terduduk itu kini berdiri tegap di hadapan senja. guna menampar senja tentu nya.

"mati pun ga Sudi ngasih tubuh gue sama iblis kayak Lo"

Sontak omongan Senja menyulut emosi pria yang tengah terduduk itu. pria itu segera bangkit dari kursinya berjalan mendekati senja yang terduduk di lantai dengan kaki dan tangan terikat oleh tali dengan kuat.

Jari jemari pria itu mulai menyentuh wajah senja. senja yang merasakan itu langsung mengalihkan pandangan nya guna melepaskan sentuhan pria itu.

Senja menatap dengan jijik pria di depannya ini. ia tidak lebih dari sampah busuk yang menjijikan.

"maka mati pilihan mu" sontak omongan pria itu membuat dua pria disisi senja mulai menampar, menjambak senja tanpa ada sedikit pun ampun.

hingga senja terkapar lemah dengan keadaan yang mengenaskan.

tubuhnya penuh lebam, tangan dan kaki nya masih terikat dengan sempurna.

Flashback off.

Kini Senja sudah di rawat di rumah sakit. keadaan yang cukup terjaga.

lalu bagaimana dengan Ara? Ara baik baik saja dan kembali dengan selamat pada keluarga nya.

Sama dengan senja. Sienna kini di rawat, namun sayang nya dia mendapatkan perawatan lebih karena luka di lehernya.

........

Zeyden menghela nafas kasar. berulang kali ia juga menyenderkan tubuhnya di tembok rumah sakit itu dengan keadaan fisik yang lelah.

Tangan kanan nya di perban oleh kain putih. karena saat ia menyelamatkan Sienna dirinya tersayat oleh pisau yang di gunakan lawan itu.

"maaf? tuan keluarga dari nona yang ada di dalam" dokter keluar menatap Zeyden tengah duduk di kursi rumah sakit itu.

"saya kekasih nya" sontak tubuh Zeyden langsung berdiri dengan tegap. tatapannya mengarahkan lebih.

"nona di dalam sudah sadar kan diri" ucapan dokter itu sontak membuat Zeyden mendelik tak percaya.

"can i? maaf bisakah saya melihatnya??" perasaan senang mengisi hati Zeyden.

"tentu silahkan" dokter mu mempersilahkan Zeyden untuk masuk ke ruangan rawat milik Sienna.

Langkah kaki Zeyden pun mengayun segera memasuki ruangan rawat itu. mata menatap Sienna yang kini duduk bersandar pada bangkar nya.

Tubuh Zeyden bergetar. bahkan tangan tangan kekar nya itu menahan bibir untuk tidak mengucapkan sepatah kata apapun.

iris mata hitam nya menangkap sosok wanita yang ia sayangi tengah bersandar dengan leher yang di balut dengan perban.

"kenapa?"

suara lembut wanitanya itu berhasil lolos mengguncang gendang telinga nya.

Langkah kakinya semakin mendekat. sampai berhenti tepat di samping wanita itu.

Tangan Zeyden menggenggam tangan Sienna dengan erat. ia memandang tak percaya.

"gapapa.. aku gapapa Zeyden"

suara lembutnya. argh itu membuat gila.

Zeyden hanya bisa mengerang dalam dirinya. detik ini juga kalau ia bisa dia sangat ingin memeluk erat tubuh mungil Sienna.

membawa dirinya di dekapan Zeyden. jangan lupakan aroma yang akan menghiasi indra penciuman Zeyden.


you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang