"hidup itu hanyalah sebuah proses berdampingan, dengan hal yang tidak kita sukai atau hal yang kita sukai. jika kamu memiliki rasa sakit maka berjalan lah beriringan dengan rasa sakit itu karena seberapa jauh kamu berlari rasa sakit tidak akan bisa di hindari".
........
Tangan penuh luka. beberapa goresan masih jelas terlihat. Pria ini tidak menyerah sedikit pun.
ia masih terus memanjat tebing meskipun ia telah beberapa kali hampir jatuh dari tebing ini.
Genofez. daerah terpencil yang berada di barat daya kota Zemoz. Daerah ini cukup miskin, karena di huni hanya sedikit orang. Genofez terkenal dengan hutan penuh pepohonan hijau nya. Lalu tebing curam yang ada di beberapa titik salah satu nya adalah tebing kapur Cihri.
Tebing tinggi yang terdapat di dalam hutan itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menempuh nya. tebing tinggi ini di kenal sebagai tebing tinggi yang menakjubkan. karena pemandangan nya dari atas sana tidak main main.
Hamparan hutan bahkan pantai yang tak jauh dari sana bisa terlihat sangat cantik dan memikat. namun sayang nya karena Medan yang curam banyak orang yang kewalahan dengan tebing ini, Zeyden adalah salah satunya.
Pria yang sudah di banjiri keringat ini sama sekali tidak menyerah memanjat tebing ini. Wajah sudah terlihat cukup lelah. namun ia masih terus berusaha.
tangannya sudah lecet karena bertemu dengan tebing kasar ini. meskipun tebing ini, adalah tebing kapur sangat berbeda dengan tebing sebelumnya.
tebing sebelumnya adalah tebing kapur yang rapuh, itu menjadi tantangan terbesar nya. sedangkan tebing kapur yang saat ini adalah tebing kapur kasar yang menyakitkan. karena menggores kulit dengan mudah.
"ga bisa, gue nyerah" ucap Zeyden dengan lelah.
Nafasnya sudah tersengal sengal. akhirnya dia menyerah dan memutuskan untuk turun. ini pertama kali nya Zeyden merasakan tubuhnya benar-benar tidak bisa menahan kelelahan nya.
dengan kecewa Zeyden memutuskan untuk segera turun.
......
usai di bawah. Zeyden mendudukkan dirinya di rerumputan hutan itu. Hutan hijau yang menenangkan. sejujurnya dia tidak begitu tertarik pada alam. dari remaja, Zeyden hanya menunjukkan ketertarikannya pada tebing.
Untuk alam... yang lebih tertarik adalah Sienna. bodoh Zeyden menggelengkan kepalanya. benar! selama ini dia meninggalkan Sienna hanya untuk memanjat tebing.
Bahkan sekarang pikiran nya sudah mulai membaik. kini ia akan kembali mengejar cinta pertama nya itu. tidak akan melepaskan nya dengan mudah.
kini ia membangkitkan diri nya, dan berjalan merapihkan Peralatan panjat tebing nya. ia segera memasukkan nya kedalam tas hitam yang sudah di sediakan.
usai rapih, Zeyden mulai mengayunkan langkah nya mulai menjauhi tebing kapur itu. berjalan menuju keluar dari hutan pepohonan ini.
.......
10 menit berjalan. Langkah kaki nya mulai berhenti pada sebuah bangunan Villa yang besar.
Jari jemari Zeyden pun membuka Villa tersebut. Kini ada seorang Wanita paruh baya yang berlarian dari dalam Villa tersebut menuju ke arah Zeyden.
Zeyden pun mengangkat alisnya, Ketika Wanita paruh baya itu menghentikan langkahnya tepat di depan tubuh Zeyden.
Nafasnya tersengal-sengal. Wanita paruh baya itu berusaha untuk mengembalikan nafasnya ke semula.
"ada apa?" ucap Zeyden, bertanya pada wanita paruh baya didepannya ini.
"maaf tuan muda, saya tidak sempat membukakan gerbang nya" balas wanita paruh baya itu dengan suara yang masih tersengal-sengal.
Zeyden menggelengkan kepalanya. Kaki nya mengayun menuju pintu masuk bangunan villa itu.
"masuk, di luar mau nungguin siapa?" suaranya terkesan tegas, namun sejujurnya ia tidak peduli bahwa ada pembantu yang membukakan gerbang untuk nya atau tidak.
Zeyden mendongakkan pandangan nya. ia melihat Villa lantai dua ini sudah begitu tua namun masih terawat dengan baik.
Saat dirinya Remaja ia sering kali kesini, saat merasa sendirian. Bahkan ia dulu pernah berjanji pada seorang anak perempuan bahwa ia akan menunjukkan tempat ternyaman menurut nya.
namun mengenaskannya adalah, belum sempat ia menunjukkan, ia harus berpisah dengan cara menyedihkan dengan anak perempuan itu.
Pandangan nya kembali lurus. dengan wajah datarnya ia mulai memasuki Bangunan Villa itu.
Udara dingin menyambut kehadiran nya. Dia sudah terbiasa dengan udara ini. entah mengapa Villa ini seperti Villa yang mati. dingin mencekam Jangan lupakan kesunyiannya.
Villa ini hanya diurus oleh 3 orang pembantu. salah satunya adalah bi Mira. Wanita paruh baya yang kini sudah menginjak usia 57 tahun.
bi Mira adalah pembantu kepercayaan keluarga Zeyden untuk merawat Villa ini. Dari kecil lah yang selalu Zeyden temui saat ia bermain ke villa ini, bi Mira.
Zeyden mendaratkan tubuh nya ke kasur empuk milik nya. ia menghela nafas berat sebelum ia membangkitkan diri membuka ponselnya.
Semenjak 2 hari berada di sini Zeyden sama sekali tidak menyentuh ponsel nya itu. 2 hari ia disini. kemarin sahabat dekatnya itu memutuskan untuk pulang setelah selesai panjat tebing.
Oliver mengeluh badan nya yang terasa sakit akibat panjat tebing itu. Berbeda dengan Zeyden ia malah merasa baik baik saja.
Zeyden tersenyum kala membuka ponselnya. ia mendapatkan pesan dari wanita idamannya.
Sienna my gf.
Zeyden
Aku minta maaf
omongan aku nyakitin kamu ya?
.......
pesan itu baru saja di kirim tadi pagi. Zeyden merasa puas, padahal rencananya membuat wanita itu merasa bersalah harusnya lebih lama.
Zeyden hanya membacanya. ia terkekeh geli bagaimana reaksi bersalah wanita nya itu.
pikiran liar mulai bermunculan dari pikiran Zeyden. Ia mulai menyeringai, ia mulai bangkit dari kasur nya itu. mengayunkan kakinya menuju ke sebuah ruangan.
haiii haiii udah lama ga nyapa kaliann. gimana kabar kalian!! semoga sehat selalu yaa. jangan lupa vote, kalau ada saran boleh komentar aku dengan senang hati akan merespon nya!!! sampai jumpa di bagian selanjutnya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
you and me
Teen Fiction"she is mine, only mine." Terjatuh dari tangga justru membuat Sienna melompati waktu ke masa depan dengan jarak 5 bulan?!? Dan sekarang tiba-tiba ia menjadi seorang pacar dari pria aneh itu?!? selamat membacaa >~< wajib follow ig!! @acapellav._ ...