"Hahaha, ya udah, dia pacar aku" jawab Aran berbohong
"Ouh, oke" jawab Chika dengan muka sedih, Aran dapat melihat muka Chika dari kaca spion sebelah kiri, walaupun hanya nampak mata nya saja, karna Chika menggunakan helm full face nya Aran
"Knp? Kok sedih gitu?" Tanya Aran sok polos
"Ah, gapapa" ucap Chika dan langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, Chika sedikit melonggarkan pelukannya pada perut Aran
"Kenapa pelukannya longgar?" Tanya Aran
"Gapapa, takutnya nanti ada yang liat, trus aduin ke dey" jawabnya ketus, hal itu mampu membuat tawa Aran pecah
"Hahaha, aku hanya bercanda tadi, dia udah ku anggap sebagai KK aku" ucapnya
Aran dapat melihat perubahan ekspresi Chika, ia tersenyum saakan tau perasaan Chika padanya, tapi ia belum bisa memastikan perasaannya pada Chika
Sesampainya di rumah Chika, Aran memutuskan untuk izin dan meminta maaf kepada mami Chika
"Assalamualaikum mami, adek" salam Chika sedikit berteriak
"Mami di dapur kak" jawab Aya "sebentar ya" lanjutnya
Tak berselang lama Aya datang ke ruang tamu, ia hanya melihat seseorang yang asing baginya sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya
"Siapa ya?" Tanya Aya
"Aran tan, teman Chika" jawab Aran yang langsung menyalam mami Chika
"Ouh, Chika nya mana ran?" Tanya Aya
"Tadi katanya mau bersih' dulu tan" jawab Aran
Mereka kembali duduk, Aya menatap Aran penuh selidik
"Kamu beneran temen Chika kan?" Tanya Aya "atau kamu sebenarnya pacar nya Chika?" Lanjutnya
"Beneran cuma teman Chika tan, soalnya belum jadian" ucapnya sambil sedikit berbisik membuat Aya terkekeh
"Ouh, tapi kok kalo diliat' kamu mirip sama pak Gracio yak?"
"Memang iya tan, tapi jangan kasih tau Chika ya" ucapnya
"Aman itu" jawab Aya
"Kalian kenapa bisik' gitu?" Tanya Chika dari arah tangga
"Eh, dah siap Chik? Ya udah kalo gitu aku pulang dulu ya tan, Chik, maaf ngantar Chika nya agak sore tan, tadi kami main dulu" ucap Aran yang tidak menjawab pertanyaan dari Chika
Setelah Aran berpamitan dengan Aya, ia langsung di antar Chika keluar dan menuju parkiran "aku pulang dulu ya" ucapnya sambil memakai helm nya
"Iya" jawab Chika
"Bye Chik" ucapnya sambil mengacak pelan rambut Chika
"Iss araa" rengek Chika
"Udah ya aku balek dulu, Jan kangen karna kangen itu berat kata dilan" ucapnya lembut sambil membantu Chika merapikan rambutnya
"Jangan ngebut' " ucap Chika
Aran hanya mengangguk dan langsung menancap gas motor
Sesampainya ia di rumah nya, ia langsung membersihkan tubuh nya, selesai ia bersih', ia langsung ke dapur untuk makan malam
"Di liat' ada yang lagi punya gebetan nih" ucap muthe sambil menunggu Shani selesai masak
"Siapa dek?" Tanya Gracio sok kepo
"Itu loh yah, salah satu anak motor yang paling di takuti pada masanya sih katanya" jawab muthe sambil melirik Aran
Aran tak ingin ambil pusing karna dah biasa bagi dia, di kerjain adik dan ayah nya kalo masalah cewek
Aran berdiri dan langsung mendekati Shani "Bun ada yang bisa Koko bantu?" Tanya Aran
"Eh, kenapa gak duduk aja ko?" Tanya Shani
"Soalnya pas aku duduk tadi kayak ada yang ngomong, padahal kan Bun ya, aku cuma sendiri di situ" ucapnya sambil memeluk dirinya sendiri seakan akan sedang ketakutan
"Wah, parah banget si Koko yah" ucap muthe yang tak terima di bilang hantu, walaupun tanpa sadar
"Wah, ayah juga gak terima nih, di gini in" ucap Gracio
"Jadi ada yang perlu dibantu gak Bun?" Tanya nya lagi
"Angkat yang ini aja ko" ucap Shani
Aran dan Shani berjalan menuju meja makan, dan mereka langsung makan dengan keadaan muthe masih ngambek sama Aran, bahkan yang awalnya muthe duduk di samping Aran, langsung pindah dan jauh dari Aran, Aran tak ambil pusing karna dia tau kalo adiknya itu akan luluh ketika di bujuk oleh nya
setelah selesai makan, mereka berkumpul di sofa depan TV dengan keadaan masih sama, dengan posisi muthe di tengah' Shani dan Gracio, sedangkan Aran di sebelahnya Shani
"Dedek sini sama Koko" ucap Aran lembut sambil menarik lembut tangan muthe, dan seperti biasa mereka berantem, muthe akan selalu luluh jika Koko nya itu sudah mengeluarkan suara lembutnya
Muthe duduk menyamping di pangkuan Aran, dan ia menyandarkan kepalanya di dada bidang Aran
"Udah ya ngambek nya, Koko cuma bercanda tadi" ucapnya sambil mengelus lembut rambut muthe, muthe hanya mengangguk menghilangkan rasa kesalnya kepada Koko nya itu
Tak berselang lama, muthe ngadu ke Aran jika ia sudah ngantuk
"Ko dedek ngantuk"ucapnya
"Ya udah kekamar sana" ucapnya lembut
"Temaniii..."
♦
♦
♦
♦
♦
MAAF YA KALO MAKASIH GAK NYAMBUNG, SOALNYA AKU AMATIR, INI CERITA PERTAMA KU
♦
♦
♦
♦
♦
AKU GAK MAKSA KALIAN BUAT NGEVOTE, TAPI KALO KLEN BERBAIK HATI, BOLEH LAH DI VOTE
♦
♦
♦
♦
♦
KALO ADA YANG KURANG PAS, LANGSUNG KOMEN AJA YA
♦
♦
♦
♦
♦
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
pawang monster [chikara]
Teen Fiction"ran, tenangin diri kamu dulu"~c "tapi dia duluan Chik"~a "iya aku tau, udah ya nanti dia bisa mat! kalo kamu pukul terus"~c "iya"~a ini cuma khayalan dan fiksi, jangan di bawa ke dunia nyata, ini haluan aku aja