"Kita butuh 1 anggota lagi, karena 1 tim terdapat 5 anggota" ucap ucap Bu vania
"Jinan" gumam Aran yang masih bisa di dengar oleh yang lainnya
"Oke deh, nanti coba bapak tanya jinan aja" ucap pak Dion
Selama 2 jam mereka hanya membaca buku untuk olimpiade. Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, dan mereka semua memutuskan untuk pulang, eve bareng mirzan dan Chika bareng Aran
Di tengah jalan, Chika merasa jika itu bukan jalan menuju rumahnya "mau kemana?" Tanya Chika sedikit teriak
"Kamu nya gak sibuk kan?" Bukannya menjawab Aran malah bertanya balik
"Nggak, kenapa emangnya?" Jawab Chika
"Kita makan dulu" jawab Aran dan Chika hanya nurut
"Mau di mana?" Tanya Aran
"Terserah" jawab Chika
"Kita ke cafe kak Feni aja ya" ucap Aran dan Chika hanya mengangguk
Sesampainya di cafe kak Feni mereka langsung memesan makanan dan minuman, sambil menunggu makanan datang mereka ngobrol dan sedikit bercanda
"Ran, kamu punya pacar gak?" Tanya Chika mendadak
"Enggak, kenapa Chik?" Tanya Aran
"Gapapa, takutnya nanti aku di labrak, kan gak lucu kalo aku di bilang pelakor" jawab Chika dan mereka berdua tertawa
"Permisi kak" ucap pelayan dan langsung menaruh makanan mereka
"Iya, silahkan" jawab Chika
Mereka makan dengan tenang, setelah selesai makan mereka lanjut ngobrol hingga ada seseorang yang menggebrak meja mereka
Brakk
"Heh lo siapa hah?" Tanya orang tadi dengan nada membentak sambil menarik kerah baju Aran "ngapain lo ngajak Chika jalan, gak sayang nyawa lo?" Lanjutnya
"Santai dong bro" jawab Aran santai "Lo siapanya Chika emang?" Tanya Aran
"Ya pacarnya lah" jawabnya lantang
"Ga usah ngaku' Lo" sangkal Chika
"See?" Ucap Aran "jadi mending Lo lepasin kerah baju gw dan pergi dari sini" ucap Aran
Tanpa aba-aba orang tadi menyeret Aran keluar dari cafe dan langsung memukul Aran
Bughh
Bughh"Vin cukup, VINO" teriak Chika pada orang tadi yang bernama vino "Vin lo apa-apaan sih?" Tanya Chika dengan nada tak bersahabat sambil menjauhkan Aran dari vino yang di bantu beberapa penghuni cafe
"Lepas Chik" ucap Aran lembut
"Ran?"
"Santai, aku gapapa kok" jawab Aran sambil tersenyum menatap Chika dan dengan berat hati Chika melepas genggamannya di lengan Aran
"Lu ga usah belagu, siapa nama lo? Vino ya?" Ucap Aran sambil tersenyum miring dan mendekat ke arah vino "vino garhalind putra, anak dari culnaser garhalind dan Dwi Anggraini kato" ucapnya sambil mengelap dari di sudut bibirnya dan langsung menjilat darah dari sudut bibirnya sambil menyebut nama lengkap serta nama kedua orang tua vino yang membuat vino dan Chika kaget bukan main
"Dah lah ayok pergi" ucap Aran dan langsung menarik tangan Chika lembut
Aran dan Chika pergi dari sana setelah mengambil barang mereka
"Aran" panggil Chika sedikit teriak saat diperjalanan
"Kenapa Chik?" Tanya Aran yang juga sedikit berteriak
"Kenapa kamu tau nama lengkap dan nama orang tua vino?" Tanya Chika
"Rahasia" jawab Aran sedikit bercanda
"Isss" Chika memukul pelan pundak Aran menggunakan tangan kanannya karena tangan kirinya memeluk pinggang Aran
"Dah sampai" ucap Aran
Mereka masuk ke dalam rumah Chika, sebenarnya Aran ingin pulang tapi ia di tahan Chika dengan alasan lagi mendung
"Assalamualaikum mami, adek" panggil Chika sedikit teriak
"Mami lagi keluar kak" jawab Tian yang datang dari arah dapur "eh ada pak boss, gak ke markas bang?" Tanya Tian
"Suruh aja mereka ke sini" jawab Aran
"Siap laksanakan komandan" jawab Tian sambil berpose hormat
Tian sudah mengabari di grup mereka untuk datang ke rumahnya, mereka bertiga duduk di ruang tamu dan fokus pada ponselnya masing', tak berselang lama terdengar suara mobil yang terparkir di halaman rumah Chika
"Assalamualaikum wahai para penghuni surga" teriak Olla dari arah pintu
"Jangan berisik" ucap Aran tegas dan dingin membuat Olla dan Adel reflek membekap mulut Lulu yang ingin berteriak juga
Mereka berjalan beriringan seperti anak ayam dan mengendap-endap seperti maling yang di pimpin oleh mirzan, mereka semua duduk tanpa mengeluarkan suara bahkan eve yang suka membantah Aran pun ikut nurut
Sudah hampir setengah jam mereka diam dan tak ada yang berani membuka suara dan hingga pada akhirnya Aran meletakkan ponsel nya dan memijat pelipisnya
"Dah selesai?" Tanya eve dan di balas anggukan dari Aran
"Kita ujian kapan?" Tanya Aran pada Chika
"Mungkin 3 bulan lagi" jawab Chika sedikit berfikir dan Aran hanya menganggukkan kepalanya
Selanjutnya mereka bermain dan menonton TV dan tak lupa juga mereka untuk makan malam. tak terasa sudah larut malam dan mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing
Sesampainya ia di rumah, ia langsung di interogasi oleh muthe
"Koko dari mana? Sama siapa? Dan kenapa pulangnya larut begini? Sudah makan belum? Obatnya di minum gak?" Tanya muthe tanpa jeda
"Koko harus jawab yang mana dulu dedek?" Tanya Aran yang bingung harus menjawab yang mana dulu
"Terserah" ucap muthe dan melipat kedua tangannya di depan dada
"Huffft..."Aran menghela nafas panjang "Koko dari mana? Koko pulang sekolah tadi main ke cafe kak dulu trus ke rumah Chika, sama siapa? Ke cafe sama Chika dan pas di rumah Chika Koko bareng anak JMT ada eve juga kok, kenapa pulangnya larut? Karena kami ke asikan nonton, sudah makan? Pastinya sudah tadi bareng anak JMT, obatnya di minum atau enggak? Koko minum kok obatnya" ucap Aran panjang kali lebar kali tinggi
Muthe yang mendengar itu mengangguk kecil dan langsung memeluk erat Koko kesayangannya itu "Koko bikin kami khawatir aja tau gak sih, kalo Koko pulang telat tuh kabarin ke rumah" ucap muthe yang ngomel seperti emak' sambil nangis di pelukan Aran
"Iya iya, Koko minta maaf ya, lain kali Koko kabarin ya, Koko janji kok, udah ya jangan nangis" ucap Aran meminta maaf sambil mengusap lembut kepala muthe "Uda sekarang bobok ya, dah malam, dedek dah makan?" Tanya Aran dan di balas anggukan dari muthe
"Ya udah ayo bobok" ucap Aran dan menggendong muthe kekamar muthe
DAH SEGINI DULU YA MANTEMAN, MAAF JUGA KALO BANYAK TYPO
♦
♦
♦
♦
♦
SELANJUTNYA KALO GAK BESOK BERARTI LUSA
♦
♦
♦
♦
♦
JANGAN DI LUPA VOTE
KAMU SEDANG MEMBACA
pawang monster [chikara]
Teen Fiction"ran, tenangin diri kamu dulu"~c "tapi dia duluan Chik"~a "iya aku tau, udah ya nanti dia bisa mat! kalo kamu pukul terus"~c "iya"~a ini cuma khayalan dan fiksi, jangan di bawa ke dunia nyata, ini haluan aku aja