Sudah hampir 1 jam mereka berbincang dan sekarang langit sudah hampir gelap, mereka memutuskan untuk mandi, saat ingin memasuki lift Aran melihat Chika sedang ngobrol dengan Shani di dapur
"Koko" panggil Shani dari dapur
"Kenapa Bun?" Tanyanya dan menghampiri mereka
"Kamu temani Chika ambil baju di kamar bunda ya, Chika pakai baju bunda aja" ucap Shani "dan kamu lihat adek' kamu lagi ngapain" lanjutnya
Aran hanya mengangguk dan menarik tangan Chika untuk ikut dengannya
Sekarang mereka sudah berada di dalam kamar Shani dan gracio untuk mencari baju, setelah mendapatkan baju yang cocok mereka langsung menuju kamar muthe, Aran dan Chika memasuki kamar muthe dan yang mereka lihat adalah muthe dan Tian yang tidur dengan posisi yang tidak beraturan, kaki ketemu Kepala
"Astaghfirullah... dek bangun, kamu mandi dulu" ucap Aran lembut sambil menggoyangkan pelan badan muthe
"Tian bangun, ayok mandi dulu" lanjutnya dan tidak ada jawaban dari dua orang tersebut
Tanpa aba-aba Aran langsung mengangkat tubuh muthe dan membuatnya berdiri, ia juga melakukan hal yang sama dengan Tian
"Sekarang kalian berdua mandi" ucapnya dengan nada yang tak ingin dibantah
Muthe langsung ngacir ke kamar mandi karena takut kokonya marah begitu juga dengan Tian, Tian pergi ke kamar yang ada di sebrang kamar muthe, kamar yang biasa ia tempati dulu jika ia menginap di sini
Aran memutuskan untuk menyiapkan baju muthe dan juga baju untuk Tian, setelah selesai ia.dan Chika langsung pergi ke lantai 4, Chika melihat bagaimana patuh nya Tian dan muthe pada Aran, mereka melakukan apa yang di suruh Aran tanpa bantahan ataupun penolakan
Kini mereka telah sampai di kamar Aran dan mereka langsung sibuk dengan kegiatan masing-masing, Chika yang memutuskan untuk langsung mandi sedangkan Aran merapikan meja belajarnya
Kini Chika dan Aran sudah selesai mandi dan langsung menuju ke lantai dasar, mereka langsung ke meja makan yang di mana sudah di tunggu oleh yang lainnya
"Ayok sini sayang langsung duduk aja" panggil Shani dan menarik tangan Chika
"Eh iya makasih bunda" ucap Chika dan duduk di sebelah Shani sedangkan Aran di sebrang nya
Mereka makan dengan tenang tanpa ada yang berdebat ataupun berbicara, setelah selesai makan Shani dan gracio memutuskan untuk langsung ke kamar
"Kalian berdua nginap aja ya, Tian seperti biasa" ucap Shani dan menatap Tian
"Aman bunda, asal ada nama ko Aran langsung di kasih itu" balasannya sambil mengacungkan jempolnya
Aran tahu betul apa yang di maksud dari pembicaraan Tian dan Shani, tapi ia tak ambil pusing karena dulu sudah biasa hal ini terjadi
"Tapi Chika belum izin sama mami bunda" ucap Chika tiba-tiba
"Tian" ucap Shani
"Sudah kak, sudah aman" ucapnya yang mengerti akan panggilan dari Shani
Chika tak percaya akan apa yang sedang terjadi, setahu nya maminya tidak akan mengizinkan dirinya untuk menginap di rumah orang, apalagi sekarang ia sedang berada di rumah pacarnya yang notabene nya adalah seorang laki-laki, bagai mana mungkin?
"Udah biasa, lagian mami kamu juga pasti pulang lama" ucap Aran yang seakan tahu bahwa Chika sedang bertanya-tanya dalam hati
kini mereka sedang berkumpul di ruang tamu dengan Chika dan Aran duduk bersebelahan sedangkan Tian dan muthe berbaring di karpet bulu tebal, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, Chika yang sedang memainkan hp Aran, Aran sibuk dengan laptopnya sedangkan Tian dan muthe sibuk dengan buku bacaan mereka
"Kamu kenapa sayang, kok kayak lagi pusing gitu?" Tanya Chika pada Aran
"Aku lagi pusing banget, saham' besar di perusahaan ayah di tarik semua, jadi ada kemungkinan perusahaan ayah gulung tikar" jawab Aran dan memeluk manja pada Chika
Lagi-lagi Chika melihat sisi lain dari Aran, sikap manja dan lucu yang membuat ia gemas sendiri melihatnya
"Nanti pasti ada jalannya kok" ucap Chika sambil mengelus lembut kepala Aran
Tiba' ada suara notifikasi dari hp Aran, Chika melihat nama eve tertera di layar ponsel Aran
"Siapa Chik?" Tanya Aran dan melihat layar ponselnya "apa katanya?" Tanyanya lagi
"Ran, perusahaan ayah lagi ada masalah ya? Katanya" jawab Chika
"Balas aja, bilang gini 'ini Chika, kata Aran memang lagi ada masalah di perusahaan pusat ayah' bilang gitu aja" ucap Aran karena ia tak ingin eve menyebut sesuatu yang membuat ia di interogasi oleh Chika
"Udah di balas eve, katanya gini 'bilang sama Aran bantuin ayah, jangan ayah aja yang nyelesaiin masalahnya sendiri, jadi anak jangan durhaka bilang ke si Aran Aran itu' katanya ran" ucap Chika sambil menahan tawanya
"Wah parah banget, bilang sama dia kalo aku gak durhaka, trus pap kan aku lagi pegang laptop ayah" ucapnya seakan tak terima di katain durhaka
"Santai aja sayang, kamu kan gak durhaka, masak kesayangan aku durhaka sih kan gak mungkin" ucap Chika lembut yang membuat Aran salting parah
Tiba' Tian dan muthe menimpa tubuh Aran
"Kenapa kalian timpa pacar kesayangan aku" ucap Chika yang sengaja bilang 'kesayangan aku' dan membuat Aran tambah salting
"Biar gak terbang kak, soalnya ko Aran ini kan bucin sama kk, jadi sekali nya kakak puji dia langsung terbang, kalo dia nanti terbang susah nangkapnya" jawab Tian dan di angguki muthe
Tiba' ada yang menelepon Aran menggunakan nomor yang tak di kenal, mereka semua diam dan Chika langsung mengangkat panggilan tersebut
"Halo sayang"
♦
♦
♦
♦
♦
NAH LOH SIAPA TUTCH
♦
♦
♦
♦
♦
SEKIAN DULU YA MANTEMAN
♦
♦
♦
♦
♦
JAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA YA
♦
♦
♦
♦
♦
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
pawang monster [chikara]
Teen Fiction"ran, tenangin diri kamu dulu"~c "tapi dia duluan Chik"~a "iya aku tau, udah ya nanti dia bisa mat! kalo kamu pukul terus"~c "iya"~a ini cuma khayalan dan fiksi, jangan di bawa ke dunia nyata, ini haluan aku aja