"Bang, bisa bicara bentar" ucap Aldo berdiri saat melihat Aran yang melewati mereka begitu saja
"Hmm?"
"Sebelumnya makasih udah izinin aku main sama muthe, dan seperti yang Abang bilang tadi, muthe harus udah pulang sebelum Abang pulang, dan aku dah antar muthe pulang dengan selamat juga sebelum Abang pulang, jadi karena ini dah lumayan gelap aku mau sekalian pamit pulang bang" ucap Aldo sopan
"Ya, hati hati" ucap Aran lalu meninggalkan mereka berdua di ruang tamu
"Yang sabar ya, Koko emang gitu, dia belum terbiasa aja sama kehadiran kamu" ucap muthe saat melihat ekspresi lesu pacarnya
"Iya sayang, mungkin bang Aran belum terbiasa" ucapnya sambil tersenyum menatap muthe
"Di rumah ini kamu gak boleh manggil Koko dengan panggilan bang Aran, harus pake Koko, tapi kalau di luar rumah ya sebebasnya kamu" ucap muthe sambil menatap Aldo
"Iya cantik, ya udah kalo gitu aku langsung pulang aja ya" ucap Aldo
Muthe berinisiatif mengantarkan pacarnya itu ke depan pintu, setelah itu ia langsung masuk kedalam rumah dan menuju kamar Koko nya
"Koo..." panggil muthe pelan saat sudah memasuki kamar kokonya itu
"Kenapa?" Tanya Aran tanpa menoleh pada muthe, ia sedang belajar di meja belajarnya
"Koko masih marah?" Tanyanya pelan dan berdiri di depan pintu Aran
"Masuk, jangan berdiri di situ" ucap Aran dan masih fokus pada buku pelajaran nya
"Koko masih marah ga sama dedek" ucap muthe saat sudah menutup pintu kamar Aran
Aran menghentikan kegiatannya dan menatap deretan buku yang ada di depannya, setelah itu ia menatap muthe yang langsung menunduk saat Aran melihatnya
"Kenapa nunduk, emang Koko ada di lantai ya?" ucap Aran yang membuat muthe langsung menatap nya
"Emang Koko pernah marah sama kamu?" Tanya Aran lembut "sini dekat Koko" ucapnya
"Koko bukan marah sama kamu, tapi Koko kesel karena kamu gak ada cerita sama Koko soal si Aldo Aldo itu" ucap Aran saat muthe sudah berada di pangkuannya
Ia mengusap lembut kepala muthe, menunjukkan bahwa kasih sayang yang ia miliki sangat besar untuk muthe
"Tapi Koko beneran gak marah kan sama dedek" tanya muthe dan menatap mata Aran
"Enggak dedek kesayangan Koko" ucap Aran
"Sekarang kamu bobok" ucap Aran sambil merapikan anak rambut muthe
"Mau bareng Koko" manja muthe sambil memeluk Kokonya itu
"Tapi Koko mau beresin baju dulu" ucap Aran dan muthe langsung mengangguk
Muthe berjalan menuju tempat tidur, sedangkan Aran menyiapkan perlengkapan untuk lomba besok, mulai dari baju, peralatan mandi, buku pelajaran, dan bahkan sampai obat miliknya juga di masukkan ke dalam koper, setelah selesai ia langsung menyusul muthe ke alam mimpi
Skip paginya
"Semua perlengkapan kamu sudah za?" Tanya Gracio
"Sudah yah" jawab Aran
Kini mereka sedang berada di meja makan dan sedang menunggu si bungsu kesayangan mereka
"Maafin bunda ya ko, kemarin bunda gak bisa bantuin Koko beres' perlengkapan" ucap Shani sambil mengusap lembut kepala putra sulungnya
"Gapapa bunda, bunda ga perlu minta maaf, kan Koko mandiri jadi Koko bisa siapin kebutuhan Koko sendiri lah, kalo Koko ga bisa baru minta bantuan bunda sama ayah" ucap Aran sambil memegang tangan bundanya yang berada di kepalanya
"Eh sudah lepas itu, ayah cemburu" ucap gracio yang panas melihat anaknya seperti sedang merebut istri nya
"Wajar ayah cemburu bunda, takut bunda kepelet sama kegantengan Aran, soalnya Aran lebih ganteng dari pada ayah" ucap Aran PD
"Dih? Keren begitu?" Ucap gracio tak terima
"Memang saya keren, bundanya aja keren begini, kalo bundanya keren tapi anaknya kerong, kan bahaya, perlu di pertanyakan itu" ucap Aran yang membuat gracio tertawa
"Good morning my family" ucap muthe dari arah tangga
"Good morning too unfortunately brother" ucap Aran
Setelah itu mereka melakukan sarapan bersama, selesai sarapan Aran langsung pamit berangkat duluan karena ia juga ingin menjemput kekasihnya
Saat sampai di depan rumah, ia melihat mobil yang terparkir rapi di parkiran halaman rumahnya, Aran yang bingung langsung mendatangi mobil tersebut dan mengetuk kaca mobil tadi
tok tok tok
"Eh kenapa bang?" Tanya orang di dalam tadi
"Ngapain?" Tanya Aran
"Jemput muthe bang" ucapnya dan keluar dari mobil
"Gw belum bisa sepenuhnya percaya sama lo, tapi tolong jaga adik kesayangan gw baik', awas dia sampai ngadu sambil menangis dan ternyata perlakun itu adalah diri lo, gw pastikan Lo sekeluarga gak bakalan bisa hidup tenang" ucap Aran panjang lebar
"Koko udah ih, mending Koko berangkat sekarang, nanti kalo kak Chika nunggu lama kan gak paten ko" ucap muthe dan mendorong Aran peran
SEGINI DULU YA
♦
♦
♦
♦
♦
HAI, GIMANA HARI INI?
♦
♦
♦
♦
♦
SEGINI DULU YA MANTEMAN
♦
♦
♦
♦
♦
JAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA
♦
♦
♦
♦
♦
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
pawang monster [chikara]
Teen Fiction"ran, tenangin diri kamu dulu"~c "tapi dia duluan Chik"~a "iya aku tau, udah ya nanti dia bisa mat! kalo kamu pukul terus"~c "iya"~a ini cuma khayalan dan fiksi, jangan di bawa ke dunia nyata, ini haluan aku aja