"sayang maafin aku" ucap Chika dari sebrang sana
"..."
"Aku tadi baru ingat kalau ada rapat OSIS pagi ini"
"Berangkat jam berapa?" Tanya Aran datar
"J-jam 6 pagi"
"Sama?"
"S-sama temanku"
Tut Tut
Aran langsung menuju sebuah ruangan yang sepertinya kamar tidur, ada satu tempat tidur size king, meja rias kecil dan meja bundar kecil di sebelah kanan dan kiri tempat tidur tersebut
Aran langsung merebahkan tubuhnya dan menutup matanya, ia berencana tidur sekitar 2-3 jam saja, namun nyatanya ia tidur hingga jam 1 lewat
Aran terbangun karena merasa terganggu dengan suara ponselnya, ia melihat jam dan langsung mengangkat panggilan tersebut
"Halo ran, Lo nanti bisa datang ke sekolah kan?" Tanya Seseorang dari sebrang sana
"Hmm"
"Nanti datang ya, jangan telat soalnya kita mau ada pembinaan untuk olimpiade nya"
"Ya, udah?" Ucap Aran dan langsung mematikan panggilan tersebut karena tak ada jawaban dari sebrang sana
Aran memutuskan untuk keluar dari kamar dan langsung menuju rumah yang ada di sebelah bangunan tersebut
"Neeek" panggil Aran
"Nenek di belakang nak" jawab nek Siti
Aran menuju ke belakang lebih tepatnya dapur rumah tersebut, ia langsung duduk di salah satu meja makan dan memperhatikan wanita paruh baya yang sedang menata bumbu dan rempah rempah lainnya ke dalam kulkas
"Kamu makan dulu nduk, nenek sama kakek sudah makan" ucapnya sambil menatap Aran dengan senyuman
"Oke nek" jawab Aran semangat dan langsung mengambil nasi dan lauk yang tersedia
"Nenek cuma masak tahu tempe telur, kalo masak ayam kakek dan nenek gak bisa makan, soalnya dagingnya keras, biasa lah namanya juga sudah tua" ucap nek Siti membuat Aran tersenyum
"Gak papa atuh nek" jawabnya sambil tersenyum
"Eh..." Ucap nek Siti seperti mengingat sesuatu
"Kenapa nek?" Tanya Aran yang tak jadi menyuap nasi nya
"Tadi Bu Yanti kasih rendang daging sapi, efek penyakit lanjut usia ini, jadi pikun" ucap nek Siti sedikit tertawa dan mengambil mangkuk kecil di dalam kulkas
"Tapi udah dingin nduk, sabar nenek panaskan dulu" ucap nek Siti
"Ga usah nek" ucap Aran dan langsung mengambil mangkuk tersebut dan melanjutkan makannya
Ia makan dengan lahap menikmati semua makanan yang di masak nek Siti, nek Siti hanya tersenyum melihat Aran yang makan dengan lahap
Aran sudah selesai makan dan langsung membantu kek yon di kebun belakang yang sedang mengurus pohon cabai dan tomat yang tidak terlalu luas
Sudah setengah jam mereka mengurusi kebun dan Aran memutuskan untuk ke sekolah setelah berpamitan kepada kek yon dan nek Siti
Aran sudah sampai di sekolah dengan kondisi parkiran yang tidak terlalu ramai, semua orang yang ada di sana menatap Aran karena wajah Aran yang sedikit kotor dan seragamnya yang kotor karena pasir
Kini Aran sudah berada di lorong kelas dan menuju ke ruang khusus untuk olimpiade, ia memasuki ruangan tersebut yang sudah lengkap, semua menatap nya dengan tatapan penuh tanya, kondisi yang bisa di bilang berantakan
Aran langsung menuju ke tempat duduk eve dan langsung menyuruhnya pindah
"Lu di sebrang dan lu di sini" ucap Aran pada eve dan mirzan, eve dan mirzan langsung pindah ke sebelah Chika dan depan Chika
Sekarang posisi mereka eve yang berhadapan dengan Aran dan mirzan yang berhadapan dengan Chika sedangkan Jinan ada di antara mirzan dan Chika
Mereka menatap bingung pada Aran karena perubahan sikapnya, ia juga tidak masuk sekolah tadi, dan sekarang datang dengan keadaan berantakan dan menjaga jarak dengan Chika? Wah... Akan ada bencana kah?
Mereka telah selesai melakukan pembinaan dan juga sedikit latihan kekompakan, sekarang sudah menunjukkan pukul 16.15 dan mereka sudah berada di parkiran
"Lu ada minum obat?" Tanya eve pada Aran karena melihat wajah Aran yang pucat, Aran hanya menggeleng sebagai jawaban yang membuat eve kesal dan langsung menjitak jidatnya
"Awwss... Gila ya lu" ucap Aran sambil menggosok jidatnya yang terasa perih
"Lu yang gila, trus tadi kenapa gak masuk?" Tanya eve lagi
Aran hanya diam dan menatap Chika, ia langsung masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya dan langsung berhenti tepat di depan mereka berdiri
"Masuk" ucapnya tanpa menatap Chika, Chika langsung masuk tanpa penolakan
"Lu juga Jinan" lanjutnya
Kini mobil melaju dengan kecepatan standar memecah jalan kota, dengan keadaan di dalam mobil yang sangat sunyi dan hanya terdengar alunan musik untuk menemani mereka dalam keheningan
Jinan sudah di antar dan kini mobil hanya berisi mereka berdua, dan kondisi mobil tetap hening tanpa ada yang berbicara, hanya alunan musik yang terdengar
"R-ran" panggil Chika ragu memecah keheningan
"Hmm" hanya deheman saja jawaban dari Aran
"Kamu masih marah sama ku?" Tanya Chika namun tak ada jawaban dari Aran
"Sayang aku minta maaf, aku beneran lupa" ucap Chika sambil memegang tangan Aran
"Aku lagi nyetir, jangan ganggu" hanya itu yang Aran ucapkan
Chika menatap Aran sambil menahan air matanya menetes, ia tak mau terlihat lemah, ia mencoba menarik nafas beberapa kali namun tetap gagal, cairan bening itu tetap menetes dengan bebas melewati pipi mulus Chika
"Keluar" ucap Aran datar
Mereka sudah sampai tapi tidak di rumah Chika, di sebuah pantai yang sudah sepi pengunjung, dengan pemandangan matahari yang mulai terbenam dan suara ombak laut yang membuat tenang
"K-kamu mas-ihh marahh?" Tanya Chika sedikit sesenggukan saat mereka sudah berada di pinggir pantai di bawah pohon yang sudah tua
"Ceritakan semuanya dari pagi kamu pergi ke sekolah sampai aku datang" ucap Aran "tanpa di lebih-kurang kan" lanjutnya tanpa menatap Chika
"Aku cerita tapi kamu lihat aku dulu" jawab Chika
Aran menatap Chika yang membuat Chika semakin gugup
"Jadi..."
♦
♦
♦
♦
♦
HAI SEMUA GIMANA HARI INI?
♦
♦
♦
♦
♦
AKU RENCANA MAU BUAT CHIKA JUGA CEMBURU SAMA ARAN, TAPI GAK SAMA FIONY, KALO SAMA FIONY AGAK SUSAH KARENA ARAN ITU BENCI SAMA FIONY, JADI YA GITU DEH, OCEE👌
♦
♦
♦
♦
♦
JAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA
♦
♦
♦
♦
♦
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
pawang monster [chikara]
Teen Fiction"ran, tenangin diri kamu dulu"~c "tapi dia duluan Chik"~a "iya aku tau, udah ya nanti dia bisa mat! kalo kamu pukul terus"~c "iya"~a ini cuma khayalan dan fiksi, jangan di bawa ke dunia nyata, ini haluan aku aja