"Ran udah ran" Chika berusaha melerai Aran dan vino
Guru' datang untuk melerai mereka, tetapi langsung di cegah oleh anak JMT, karena mereka tau jikalau ada yang berani mengganggu Aran saat berkelahi maka Aran akan menyimpulkan bahwa orang itu mau ikutan juga
Tanpa di duga anak JMT Aran diam saat di tarik oleh Chika "ran udah, okey, tenangin diri kamu dulu" ucap Chika menatap mata Aran
"Gak bisa Chik, dia duluan yang mulai" jawab Aran dengan nada menahan amarah dan tatapan tajam menatap vino
"Iya aku tau dia yang mulai, tapi kamu mau bunuh anak orang?" Tanya Chika karena melihat vino sudah tidak bisa berdiri, bahkan untuk duduk saja sangat susah
JMT kaget bukan main saat melihat Aran mengangguk nurut pada Chika, pasalnya Aran akan melakukan apapun agar emosi dan dendamnya terbalaskan, tetapi... Ia memilih untuk nurut pada Chika? Wah sesuatu yang sangat ditunggu tunggu bagi anak JMT, seseorang yang bisa menenangkan Aran kecuali bunda dan muthe
Aran langsung menarik tangan Chika pergi dari sana, karena ia takut tak bisa terkontrol lagi, mereka pergi ke taman belakang sekolah dengan bergandengan tangan
"Kenapa taman belakang sekolah sih ran?" Tanya Chika kesal, pasalnya Aran membawa ia ke taman belakang dengan kondisi wajah babak belur
"Emang salah ya kalau aku bawa kamu kesini?" Tanya Aran sambil menundukkan kepalanya
"Bukan gitu Aran, kamu habis berantem bukannya langsung di obati di UKS malah langsung pergi ke taman belakang" omel Chika seperti emak'
"Ga usah di obati" celetuk Aran dan langsung mendapat cubitan di perutnya "awww sakit Chik sakit" ucap Aran sambil mengusap perutnya
Chika hanya diam melihat Aran yang sedang mengecek perutnya, bukannya memalingkan wajahnya, Chika malah terus terusan melihat perut Aran yang memiliki sixpack, Aran melihat ke arah Chika yang sedari tadi menatap perutnya
"Mau pegang?" Tanya Aran yang membuat Chika langsung memalingkan wajahnya "gapapa kalau kamu mau pegang" ucap Aran dan Chika langsung menatap mata Aran seakan akan meminta izin, Aran hanya mengangguk tetapi karena belum ada pergerakan dari Chika, Aran langsung mengambil tangan Chika dan mengarahkan ke perutnya, Chika dengan senang hati mengusap perut Aran dan tanpa sadar ia mengusap area sensitif yang ada di perut Aran yang membuat adik kecil Aran bangun
Aran hanya memejamkan matanya agar adiknya itu tidak makin bangun "yang di sini jangan di usap ya" ucap Aran sambil menunjuk perut bagian bawah nya
"Kenapa?" Tanya Chika heran
"Ada yang berdiri" jawab Aran memalingkan wajahnya yang sudah merah "bentar ya" ucap Aran dan berdiri
"Mau kemana?" Tanya Chika pada Aran
"Mau nuntasin sesuatu" jawab Aran buru buru
Aran pergi dari sana menuju toilet, setelah selesai urusannya dengan adik kecilnya ia langsung balik ke tempat ia dan Chika duduk
"Ayok masuk kelas" ucap Chika dan langsung mendapat gelengan kepala dari Aran "kenapa?" Tanya Chika dan Aran hanya menunjukkan wajahnya yang memar "ya udah, kita ke UKS ya" ucap Chika dan Aran hanya mengangguk
Chika dan Aran sudah sampai di UKS, dan Aran sudah duduk di atas bangsal dan Chika mengambil kotak P3k, sedari tadi Aran menghindar dari kapas dan obat merah yang ada di tangan Chika
"Isss Aran, kamu diam dulu" ucap Chika kesal
"Perih Chik" ucap Aran
"Terus kalo gak di obati gimana sembuh nya araaaan" ucap Chika makin kesal pada Aran
Tanpa di duga Chika, Aran menunjuk ke arah pipinya
"Apa?" Tanya Chika
"Cium aja, nanti sembuh kok" jawab Aran santai sambil terus menunjuk pipinya
Chika yang mendengar itu kaget bukan main, ini di luar dugaan nya, tapi karena ia melihat Aran yang mencolek colek tangan Chika sambil menunjuk pipinya membuat Chika melihat ke sekitar memastikan tidak ada orang, setelah ia rasa aman, ia langsung mencium pipi Aran cepat lalu melihat sekeliling memastikan lagi jika hanya mereka berdua saja yang ada di dalam UKS
"Dah sembuh?" Tanya Chika dan di balas gelengan kepala dari Aran "kok belum?" Tanya Chika heran
"Karena yang sebelah belum di cium" jawab Aran "yang sebelah iri tau" lanjutnya dengan muka cemberut yang membuat Chika gemes sendiri
Chika kembali melihat ke sekitar dan setelah ia rasa aman ia langsung mencium pipi Aran dengan cepat lalu tersenyum menatap Aran
"Udah?" Tanya Chika dan Aran hanya mengangguk "Ya udah, ayo balik ke kelas" lanjutnya dan langsung mendapat gelengan kepala dari Aran
"Kita bolos aja" saran Aran yang membuat Chika menggelengkan kepalanya
"Ayo balik ke kelas" ucap Chika dan menarik Aran, Aran hanya pasrah tetapi ia langsung tersenyum saat melihat tangannya dan tangan Chika yang dimana saling menyelipkan jari antar jari
Sesampainya di depan kelas Chika izin kepada guru yang mengajar dan masuk bersama Aran sambil bergandengan, tiada mata yang tidak melihat ke arah mereka berdua termasuk guru yang sedang mengajar, mereka duduk dengan keadaan seisi kelas menatap ke arah mereka, Chika yang merasa risih di tatap langsung menunduk kan kepalanya
"Ekheem" deheman Aran dengan menatap tajam seisi kelas yang membuat mereka semua mengalihkan pandangan mereka terutama anak JMT, karena mereka tau bagaimana Aran jika orang yang membuat ia tersenyum di buat tidak nyaman/risih
HALO SEMUA, GIMANA KABARNYA HARI INI? CAPE GAK? KALO CAPE, JANGAN LUPA ISTIRAHAT YA 🙂
♦
♦
♦
♦
♦
FYI HARI JUMAT ATAU SABTU AKU BAKALAN UP ANTARA 3-4 BAB KARENA AKU MAU MUDIK, JADI BELUM JELAS NANTI AKU BISA UP 2 HARI SATU KALI ATAU ENGGAK KALAU LAGI MUDIK 😁
♦
♦
♦
♦
♦
MAAF YA MANTEMAN KALO MAKIN GAK NYAMBUNG♦
♦
♦
♦
♦
JANGAN LUPA VOTE NYA
♦
♦
♦
♦
♦
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
pawang monster [chikara]
Teen Fiction"ran, tenangin diri kamu dulu"~c "tapi dia duluan Chik"~a "iya aku tau, udah ya nanti dia bisa mat! kalo kamu pukul terus"~c "iya"~a ini cuma khayalan dan fiksi, jangan di bawa ke dunia nyata, ini haluan aku aja