"If you stop hitting him, I will give you a kiss" bisik Chika pada telinga Aran
"Udah ya, jangan marah lagi" ucap Chika sambil mengusap dada Aran
"Iya" ucap Aran menundukkan kepalanya
Chika tersenyum menatap Aran yang menuruti permintaan nya, setelah itu ia menggenggam tangan Aran dan menatap guru yang tadi di tendang Aran
"Bawa ke BK saja" ucap salah satu pak guru sambil memegang perutnya yang di tendang Aran
"Baik pak" jawab Chika
Kumpulan Siswa-siswi yang menonton Aran berkelahi langsung di bubarkan oleh anak OSIS, Aran di gandeng Chika menuju ruang BK, namun saat di tengah jalanan Aran memanggil Mandra yang ada di lorong
"Man" panggil Aran
"Kenapa bang?" Tanya Mandra
"Beliin kami makan, nasgor 2 Tarok piring antar ke ruang OSIS, nanti taruh di atas meja ketos" ucap Aran sambil memberikan selembar uang merah
"Sisanya makan ku ya, bagi sama Lio sama Biel" ucap Mandra
"Iya" ucap Aran dan langsung melanjutkan langkahnya menuju ruang BK
Sesampainya di ruang BK Chika dan Aran masuk, di dalam sudah ada siswi yang tadi membully dan teman siswa yang menampar Chika
Saat sudah masuk ke dalam, Aran duduk di kursi dan di sebelahnya ada Chika yang menggenggam tangannya
"Chika boleh keluar, Chika tidak bermasalah kan?" Ucap pak toti yang tadi berusaha memisahkan Aran saat berantam
"Baik pak" ucap Chika dan berdiri
Saat Chika ingin keluar dari ruangan itu ia menghentikan langkahnya saat tangannya di tahan oleh Aran
"Pertimbangkan lagi perkataan anda, jika anda memang bisa menghentikan saya ketika saya mengamuk" ucap Aran datar
"Ahh… mending Chika di sini aja ya nak ya" ucap Bu Sisca yang ada di sana juga
"Baiklah, langsung ke intinya saja, mengapa anda berkelahi" ucap pak toti menatap Aran
"Dia menampar pacar saya" jawab Aran datar
"Hanya karena dia menampar pacar anda?" Tanya pak toti dengan menaikkan nada bicaranya
"Jaga intonasi bicara anda pak" ucap Aran datar
"Kenapa hanya karena pacar kamu di tampar kamu langsung marah sebesar itu" ucap Bu Sisca sedikit melembutkan suaranya agar tidak memancing emosi Aran
"Karena pacar saya tidak pernah di tampar oleh ayahnya" ucap Aran sambil menatap Chika
Bu Sisca yang mengerti maksud dari tatapan Aran langsung menganggukkan kepalanya
"Lalu kenapa kamu memukul dia" ucap pak toti sambil menunjuk siswa tadi
"Karena dia memarahi saya" jawab Aran
"YA IYALAH GW MARA SAMA LO, ORANG LO NGEHAJAR TEMAN GW" emosi siswa tadi, ia berdiri sambil menunjuk-nunjuk wajah Aran
"YA UDAH, LO SANTAI AJA NGOMONGNYA" ucap Aran yang kepancing emosi
"GIMANA MAU SANTAI BANGSAT, LO UDAH BUAT TEMAN GW MASUK RUMAH SAKIT" ucapnya makin emosi
"YA GW GAK PEDULI, LAGIAN SIAPA SURUH NAMPAR PACAR GW, SEBENARNYA YANG BANGSAT TU GW APA TEMAN LU?" ucap Aran yang makin maju mendekatkan dirinya dengan siswa tadi
Orang yang ada di ruangan itu langsung berusaha memisahkan mereka, siswa tadi di tahan oleh pak toti dan Bu Sisca sedangkan Aran di tahan oleh Chika
"Yang, stop please" ucap Chika lembut sambil menahan badan Aran
"Jangankan Lo, keluarga besar Lo juga bisa gw musnahin, sampah layaknya di buang ke tong sampah" ucap Aran dan langsung menarik tangan Chika pergi dari sana
Mereka pergi ke ruang OSIS untuk mengobati luka mereka, sesampainya di ruang OSIS Aran duduk di kursi milik Chika karena kebetulan ruang OSIS sepi dan tidak ada orang, Chika memutuskan untuk mengambil kotak P3K untuk mengobati sedikit luka yang ada di wajah Aran
"Di sini ada air dingin sama kain gak?" Tanya Aran pada Chika
"Ada, buat apa?" Tanya Chika
"Ambil aja, kainnya di basahi pake air dingin ya" ucap Aran
Setelah menyiapkan semuanya Chika kembali berjalan menuju Aran, Aran memberikan kode agar Chika duduk di pangkuannya, Chika dengan senang hati duduk di pangkuan Aran, ia duduk sambil menghadap Aran
Aran mengambil kain basah tadi dan mengelap pipi Chika yang di tampar tadi, sedangkan Chika sibuk mengobati luka yang ada di wajah Aran
Setelah selesai mengobati luka Aran Chika menatap mata Aran, begitu juga dengan Aran yang menatap mata Chika, entah siapa yang memulai untuk mengikis jarak antara mereka, setelah itu Chika dapat merasakan ada benda kenyal menempel di bibirnya, begitu juga dengan Aran
Entah siapa yang memulai, yang awalnya hanya menempel sekarang berubah menjadi lumatan, lumatan lembut namun menuntut
"Enghhh" desahan halus keluar dari mulut Chika
Setelah itu Aran menggigit pelan bibir bawah Chika, saat Chika membuka sedikit bibirnya, Aran langsung memasukkan lidahnya kedalam mulut Chika, mereka bertukar ludah tanpa jijik
"Permisi ba…"
♦
♦
♦
♦
♦
LAGI ENAK ENAKNYA MALAH KE GAP 😒🙂
♦
♦
♦
♦
♦
JAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA
♦
♦
♦
♦
♦
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
pawang monster [chikara]
Teen Fiction"ran, tenangin diri kamu dulu"~c "tapi dia duluan Chik"~a "iya aku tau, udah ya nanti dia bisa mat! kalo kamu pukul terus"~c "iya"~a ini cuma khayalan dan fiksi, jangan di bawa ke dunia nyata, ini haluan aku aja