bolos?

374 37 0
                                    

"baik lah mari kita mulai" ucap pak kepala sekolah "Aran kenapa kamu memukul dia?" Tanyanya pada Aran

"Ia mengganggu pacar saya pak" jawab Aran santai

"Hanya karena menggangu pacar anda?" Tanya culnaser "dan kamu langsung menghajar anak saya?" Lanjutnya penuh emosi

"Setelah ia mengganggu pacar saya dia langsung menantang saya, dan saat dia kalah dia bilang kalau Saya menghajar dia?" Ucap Aran dan sedikit emosi

Chika yang tahu bahwa Aran sedang emosi langsung menenangkannya dengan mengelus punggung Aran dengan lembut

"Pak pokoknya saya tidak mau tahu, dia harus di keluarkan dari sekolah ini" ucap aser ayah vino

"Saya tidak takut dengan ucapan anda dan juga saya bisa meminta ayah Chika untuk mengeluarkan anda dari perusahaan AKH GRUP dan Cross out anda dari perusahaan-perusahaan lainnya" ucap Aran sambil tersenyum penuh arti

"Apa kamu sedang mengancam saya? Kamu itu hanyalah murid baru yang belagu dan sekarang menantang saya yang merupakan CEO cabang AKH GRUP? Hahaha lucu sekali anda" ucap aser dengan nada meremehkan

"Anda tidak lupa dengan pak pucho Bleszynski kan? Pak CEO pusat yang di kenal dengan ketegasannya dan sedikit kejam mungkin... Atau memang ia kejam?" Ucap Aran dan berdiri dari duduknya, Chika ingin menahan Aran tapi tak jadi karena Aran menggenggam tangannya "dan yang di sebelah saya adalah anaknya, anak perempuan kesayangannya, jikalau ia tahu kalau anak kesayangannya di ganggu oleh anak anda, mungkin ia akan menghancurkan hidup keluarga anda" ucap Aran dan langsung menarik Chika untuk keluar dari sana

"Jika anda dan keluarga anda ingin hidup tenang, sebaiknya jangan ganggu kehidupan keluarga saya dan juga keluarga Chika" ucap Aran sebelum ia keluar

Aran dan Chika memilih untuk bolos ke belakang gedung, tempat pertama kali mereka bolos bareng tanpa sengaja, mungkin. Berteduh di bawah pohon rindang yang sudah tua

Aran memilih berbaring dengan berbantalkan paha Chika, lalu meletakkan tangan Chika di kepalanya, Chika yang mengerti maksud Aran langsung mengusap lembut kepala Aran

"Masih marah?" Tanya Chika lembut

"Sedikit emosi" jawabnya dan Chika hanya tersenyum

"Kamu harus tanggung jawab" ucap Chika tiba-tiba yang membuat Aran kaget bukan main, Aran langsung ber-negatif thinking

"Kenapa?" Tanya Aran panik

"Aku ketinggalan pelajaran dan pastinya susah untuk memahami pelajarannya kalau dari teman-teman" jawab Chika yang membuat Aran bernafas lega

"Aku bawa permen, kamu mau?" Tanya Aran dan merogoh kantong celananya

Aran langsung membuka bungkus permen tersebut dan menyodorkannya pada Chika, tanpa menaruh kecurigaan ia langsung memasukkan permen itu kedalam mulutnya, tak berselang lama ia langsung membuang jauh-jauh permen tadi yang membuat Aran langsung berdiri dan tertawa

"Isss, itu permen apa ran?" Ucap Chika dan sesekali memasang wajah masam

"Itu permen asam" jawab Aran dan langsung dapat pukulan kecil dari Chika

"Sabar dulu sayang" ucapnya dan memberhentikan pergerakan Chika "itu emang asam tapi hanya di awal, lama-lama jadi manis" ucapnya menjelaskan

"Ihh boong ya?" Ucap Chika dan Aran hanya menggeleng

Aran kembali memberikan Chika permen dan mereka berdua memakan permen yang sama, mereka kembali ke posisi semula, Chika yang awalnya ragu mulai percaya saat ia merasa perubahan pada rasa permen nya dan Aran juga ikut memakan permen tersebut

Ia tak memahami mengapa Aran memberikannya permen tersebut, padahal ada permen lolipop yang tidak memiliki rasa asam seperti permen yang sedang ia dan Aran makan, ia tak ingin ambil pusing dan tetap menikmati waktu mereka berdua

Tak terasa sudah 2 jam mereka ada di sana dan sekarang sudah waktunya pulang sekolah, mereka tidak langsung pulang karena ada pertemuan untuk anggota olimpiade

Aran yang berfikir bahwa mereka akan pulang lama ternyata salah, pak Dion memilih mempersingkat waktu belajar mereka

Sekarang Aran sudah sampai di rumah setelah ia mengantar Chika dan juga Jinan pulang

"Assalamualaikum" salam Aran sedikit berteriak

"Walaikumssalam Koko" balas Shani dan muthe

"Jangan lari, nanti jatuh" ucap Aran saat melihat muthe yang berlari ke arahnya sambil merentangkan kedua tangannya seakan memberi kode untuk menggendong dirinya

"Ayok kerjain tugas dedek, Koko kan kemarin dah janji" ucap muthe saat sudah ada di gendongan Aran

"Iya tapi ntar dulu ya, Koko mau bersih' dulu" balas Aran lembut

"Bunda nggak ke butik?" Tanya Aran pada Shani

"Bunda hari ini gak ke butik, soalnya butik lagi aman" jawab Shani sambil memberikan pose jempolnya "mending sekarang Koko bersih' dulu, dah bau matahari" ucap Shani sambil mencium bau badan Aran

"Nggak ya, Koko nggak bau matahari" bukan Aran yang protes melainkan muthe yang protes

"Bau" ucap Shani ingin menjahili si bungsu

"Enggak" balas muthe

"Bau"
"Enggak"
"Bau"
"Enggak"
"Enggak"
"Bau" ucap muthe tanpa sadar

"Oh jadi Koko bau?" Tanya Aran yang ikut menjahili bungsu kesayangannya

"Nggak Koko, maksud dedek bukan... Ahhh bundaaa" ucap muthe panik

"Bunda gak ikut-ikutan" balas Shani

"Koko, Koko jangan marah, maksud dedek bukan gitu ko, mak-shud de-deek bu-kan gitu hiks hiks" ucap muthe sesenggukan, bukan karena apa', ia hanya gak mau Koko nya itu ngambek padanya

"Atututututuuu jangan nangis dong dedek, iya' Koko tau kok, Koko juga tadi bercanda, udah ya jangan nangis" ucap Aran sambil membantu mengelap air mata muthe




"Dedek ngambek sama Koko"





HAI GENGS I'M BACK, MAAF TYPO





HARI INI DOBLE UP YA





TERIMA KASIH

pawang monster [chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang