Keesokan harinya Aran sudah berdiri di depan rumah Chika semenjak 20 menit yang lalu, dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 06.35
"Kemana sih" gumam Aran sambil menatap pintu rumah Chika dan hpnya secara bergantian
Sudah sejak tadi ia ngechat Chika namun belum ada jawaban, pesan yang ia kirim pada Chika centang dua namun belum di baca
Kini sudah pukul 06.55 dan sudah hampir satu jam ia berada di sana hingga ia melihat pintu rumah tersebut terbuka, namun bukan orang yang ia tunggu yang keluar
"Lah bukannya dah berangkat bang?" Tanya Tian pada Aran, dapat ia lihat perubahan raut wajah Aran menjadi datar, bahkan lebih datar dari sebelumnya
Tanpa aba-aba Aran langsung masuk ke dalam mobilnya dan melaju dengan kecepatan di atas rata-rata meninggalkan pekarangan rumah Chika
Di dalam mobil ia melihat ponselnya karena ada beberapa pesan masuk, ia melihat pesan dari nomor tak dikenal yang membuat ia makin emosi, tak lama ia mendapat pesan, ia melihat nama pengirim pesan dan langsung melempar ponselnya ke bangku di sampingnya, berkali kali dering telepon terdengar namun ia tetap mengabaikannya
Ia sudah sampai dan memarkirkan mobilnya namun bukan di sekolah, ia memutuskan untuk pergi ke rumah kosong yang jauh dari perkotaan hanya untuk menenangkan pikiran nya, ia datang dengan keadaan berantakan karena sedari tadi ia mengacak rambutnya, baju yang sudah di keluarkan, dasi yang sudah longgar, dan ikat pinggang yang sudah di lepas
Ia memasuki rumah kosong tersebut dengan terburu-buru, ia langsung menghantam tembok yang sudah rapuh karena sering di tinju
"Ada masalah nduk?" Tanya seorang pria paruh baya, ia berdiri di depan jendela sambil memegang kain lap dan cairan pembersih kaca
Aran hanya mengangguk dan memilih untuk duduk di sofa reot yang ada di dalam rumah tersebut, pria paruh baya itu menghampiri Aran dan mengelus lembut punggung Aran untuk menenangkannya
"Sekarang masalah apa lagi? Masalah rumah? Teman? Atau masalah cinta?" Tanya pria paruh baya itu
"Masalah perasaan kek" jawab Aran tanpa menoleh "kakek yon sama nek Siti dulu pacaran gak?" Tanya Aran tiba'
Yono kurniman atau biasa di panggil kek yon dan Siti nurzaliha atau biasa di panggil nek Siti adalah sepasang kekasih yang tinggal di sebelah rumah kosong tersebut, mereka sudah tinggal ± 50 tahun di daerah sini, pasokan makanan yang selalu di antar oleh beberapa warga, mereka memiliki 5 anak dan lima'nya merantau, dulu di kenal dengan sepasang kekasih yang hobi merawat burung dan kucing untuk di jual sekarang memiliki hobi membersihkan rumah kosong tersebut
Rumah kosong yang tampak seram dari luar dan akan nyaman jika sudah di dalam rumah tersebut yang membuat Aran memilih bangunan tersebut menjadi tempat pelariannya
"Kakek sama nenek memang pacaran dulu, tapi tidak lama karena kami memilih langsung menikah setelah kelulusan kami" ucap kek yon sambil mengingat kenangan lama antara ia dan istrinya itu
"Selama pacaran kalian banyak masalah gak kek?" Tanya Aran lagi
"Dalam setiap hubungan pasti ada masalah, dan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya" jawabnya yang membuat Aran mengangguk
"Jadi masalah kamu apa nak?" Tanya kek yon
"Masalah percintaan anak muda kek" jawab Aran sambil menundukkan kepalanya
"Masalah anak muda ya?" Ucap kek yon sambil berpikir dan mengingat sesuatu "kamu selingkuh? Atau pacar kamu yang selingkuh?" Tanya kek yon tiba'
"Gak tau kek, aku gak tau dia selingkuh atau tidak, tapi aku cemburu" ucap Aran lesu
"Kamu bertanya dulu sama dia nak, jangan karena ego kamu nanti semuanya jadi berantakan" ucap kek yon
"Iya kek" jawab Aran
"Kamu mau langsung pulang atau di sini dulu?" Tanya kek yon
"Di sini dulu kek" jawab Aran dan mengambil ponselnya di mobil
Ia kembali menatap beberapa foto yang di kirim oleh no yang tak dikenal, ia mengepalkan tangannya hingga kukunya memutih
Foto yang pertama berisikan Chika yang di bonceng oleh seorang pria dengan posisi Chika memeluk pria tersebut
Foto yang kedua berisikan Chika berdiri dan menghadap seorang pria yang sedang bersandar pada tembok, pria yang belum pernah Aran lihat
Dan foto terakhir nampak seorang pria yang membelakangi kamera sedang meng-sejajarkan wajahnya dengan wajah Chika
Tak lama kemudian Aran mendapat panggilan dari mirzan dan ia langsung mengangkat panggilan tersebut
"Halo cil, Lo di mana?" Tanya mirzan dari sebrang sana
"Gw gk sekolah, bilang sama guru mapel gw izin" jawab Aran datar
"Chika dari tadi nanyain lu, lu di mana dah?"
"Bilang aja sama dia nggak tau"
"Ya udah, nanti main ya cil" ucap mirzan dan langsung memutuskan panggilan tersebut
Beberapa detik kemudian ia mendapat panggilan dari Chika ia yang sudah malas di telepon pun langsung mengangkat panggilan tersebut
"Sayang maafin aku"
♦
♦
♦
♦
♦
SEGINI DULU YA MANTEMAN
♦
♦
♦
♦
♦
JAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA
♦
♦
♦
♦
♦
TERIMA KASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
pawang monster [chikara]
Teen Fiction"ran, tenangin diri kamu dulu"~c "tapi dia duluan Chik"~a "iya aku tau, udah ya nanti dia bisa mat! kalo kamu pukul terus"~c "iya"~a ini cuma khayalan dan fiksi, jangan di bawa ke dunia nyata, ini haluan aku aja