16. Uri maknae-deul

6.2K 435 42
                                    

Konser hari terakhir di Osaka Jepang begitu luar biasa, para member senang melihat para penggemar bisa bersenang-senang bersama mereka. Tak ada yang lebih bahagia bisa melihat sijeuni di setiap negaranya nanti.

Ini sudah encore konser Haechan berjalan berkeliling menyapa para penggemar. Haechan berdiri disisi panggung tak sengaja melihat Chenle yang juga tengah berdiri. Haechan mendekati bungsu pucat nya itu, merangkul bahunya. Chenle menoleh pada Haechan dan tersenyum tipis.

Hari ini memang agak emosional untuk pria China ini, sebelum naik panggung mereka sempat berkabar dengan Renjun dan Chenle menjadi rindu pada kakak satu negara nya itu. Biasanya mereka bersenang-senang bertujuh tapi kali ini satu dari mereka tengah berusaha untuk sembuh.

Chenle menunduk merasa denyutan nyeri di dadanya. Matanya sudah berkaca-kaca tapi tak diijinkan untuk menangis didepan sijeuni, Chenle takut membuat mereka ikut bersedih.

Tentunya yang merindukan Renjun bukan hanya Chenle tapi semua member. Mark merangkul Chenle menenangkan, para kakaknya memaklumi setiap emosional yang kadang tidak bisa dikontrol. Kesibukan mereka, rasa lelah baik fisik atau pikiran membuat itu semua terasa sulit dikendalikan maka dari itu semua member saling menguatkan satu sama lain.

Konser Osaka sudah selesai, keenamnya mulai berganti pakaian dan ingin segera tidur di hotel. Apalagi melihat Jisung yang juga kondisinya tengah sakit. Kedua maknae Dream ini tengah tidak baik-baik saja.

"Adek sama Jeno dan Jaemin Hyung dulu ya. Nanti langsung istirahat."

"Iya Bibu."

Jisung melepas pelukannya dengan tidak rela, hari ini si anak ayam tidak pulang satu mobil dengan induknya. Jisung mengerti jika Haechan akan memenangkan Chenle lebih dulu.

"Kata manager Hyung Jisung harus di infus vitamin dulu agar lebih baik."

Haechan mengusap kepala Jisung lembut. "Jangan sakit terlalu lama maknae."

"Iya Bibu, adek sebentar lagi sembuh kok."

Jeno dan Jaemin mengulum senyum melihat interaksi manis kedua orang tersayang nya.

"Kami pulang lebih dulu sayang. Katakan pada Chenle untuk jangan sedih lama-lama."

"Iya Nana."

Ketiga orang itu masuk kedalam mobil, Jisung menurunkan jendela mobilnya untuk terus menatap Haechan dan melambai sampai mobil menjauh.

Haechan berbalik menemukan Chenle dan Mark berjalan keluar stadion.

"Jiji dan si kembar sudah pulang?"

"Sudah Hyung."

Haechan ikut merangkul Chenle berjalan bersama masuk ke mobil mereka. Haechan duduk dibelakang bersama Chenle membiarkan Mark yang menyetir sendiri. Kedua orang tua itu ingin mengajak Chenle berjalan-jalan sebentar agar merasa lebih baik.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, Mark sesekali melirik dua orang dibelakang yang tengah duduk saling berpelukan. Haechan dengan sayang mengusap surai merah Chenle.

"Lele jangan sedih terlalu lama jika Renjun tau dia juga tidak akan senang."

"Aku tau kalian begitu dekat lebih dari apa yang kita lihat, kalian berasal dari negara yang sama jadi saling mengerti bagaimana rasanya jauh dari orang tua. Kalian saling menjaga satu sama lain di negara lain. Meski begitu kalian juga punya kami."

"Aku hanya takut Renjun Hyung menyerah.."

Haechan langsung membawa Chenle untuk menatapnya. "Hei, jangan berpikir seperti itu Lele. Kita sudah lama berjalan bersama jadi Renjun pasti akan kembali."

Dreamies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang