Pria tinggi itu lagi-lagi melihat cermin memperhatikan wajahnya, dalam hati terus meyakinkan diri jika apa yang baru di lakukannya tidaklah sangat buruk.
"Bagus kan?"
"Iya lumayan kok."
"Jelek!"
Park Jisung ingin menangis meruntuki tindakan gegabah nya beberapa menit yang lalu. "Huuuuaaa~ Bibu..." Tangisnya pecah juga setelah terus meyakinkan dirinya sedari tadi. Hati nya tidak bisa menganggap jika ini bagus.
Haechan yang baru kembali setelah jadwal bersama 127 dan mencari Jisung langsung terkejut mendengar suara tangis anaknya. Haechan masuk ke kamar Jisung yang ternyata Jisung berada di kamar mandi.
"Adek kenapa? Adek buka pintunya, kenapa di kunci. Ada apa? Kenapa menangis?"
Haechan panik saat pintu kamar mandi di kunci tidak seperti biasanya, Haechan ketuk pintunya agar di buka kan. Sepertinya suara teriakan Haechan terdengar oleh semua member.
"Sayang ada apa?"
"Ini Jisung menangis di dalam, pintu nya terkunci," jawab Haechan khawatir pada para dominannya.
Jaemin ikut mengetuk pintu kamar mandi si bungsu. "Jisung ada apa? Kau baik-baik saja di dalam? Buka pintunya."
"Jisung jika kau tengah kesulitan bicaralah dengan kami, kami akan membantumu." Mark selaku leader juga merasa panik.
"Menyingkir semuanya aku akan mendobrak nya." Jeno menyuruh semua member untuk menyingkir dari depan pintu kamar mandi bersiap mendobrak nya jika Jisung tidak berteriak dari dalam.
"Jangan! Adek mau Bibu saja, adek mau Bibu.."
"Adek Bibu disini, buka pintunya ya."
"Adek buka tapi hanya Bibu yang boleh masuk."
Haechan menatap bingung para dominannya ini lalu Mark mengangguk. "Iya adek, jadi buka pintunya."
"Janji?"
"Iya janji."
Suara kunci terdengar dan pintu kamar mandi terbuka sedikit, tepat saat Haechan masuk pintu kamar mandi langsung di tutup dan di kunci lagi.
"Hyung-deul pergi saja." Kata Jisung lagi.
Haechan memperhatikan anaknya yang menundukkan kepalanya, Haechan sentuh wajah bungsu nya agar menatap dirinya. "Jiji ada apa? Kau sedang dalam masalah serius sekarang? Cerita pada ku."
"Bibu~"
Jisung memeluk Haechan kembali menangis. Haechan membalas pelukan anak ayamnya, ngomong-ngomong Jisung juga masih menggunakan bathrobe.
"Bibu adek jadi jelek.."
"Huuuuaaa~"
"Kau tidak jelek Jiji, siapa yang mengatakan jika adek jelek? Katakan padaku." Haechan berusaha menatap Jisung tapi Jisung terus memeluknya erat.
"Tapi adek memang jelek Bibu."
Haechan usap-usap punggung anaknya mencoba untuk mengerti. Haechan biarkan Jisung menangis sepuasnya lebih dulu.
Lama Jisung menangis memeluk Haechan membuat si manis pegal terus berdiri. "Adek sudah jangan menangis lagi nanti kepalanya pusing, kau juga belum pakai baju nanti masuk angin. Kita keluar yuk, pakai baju dulu nanti boleh nangis lagi deh."
Jisung menggeleng masih membenamkan wajahnya di bahu si manis.
"Aku pegal Jiji."
Jisung bawa dirinya duduk di WC dengan Haechan di pangkuannya. "Jangan dengar hate komen ya Jiji, anak ayam Bibu tampan kok..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamies
FanfictionHaechan harem. Series. ••••• Grup yang isinya sedari kecil bersama-sama yang mana didalamnya tercipta struktur keluarga yang entah sejak kapan terjadi. Haechan sebagai sosok Bibu Chenle dan Jisung sebagai anaknya Dan para dominan lainnya sebagai Yay...