08+ Bibu sakit

10.7K 487 16
                                    

Hawa panas disekitarnya membuat seseorang yang tidur disampingnya terbangun. Jeno melihat Haechan yang tertidur tak tenang, bibirnya juga mendesis resah. Jeno mengusap dahi Haechan yang ternyata hangat, kekasihnya sakit.

"Haechan tubuh mu panas sekali."

"Nono, kepala ku sakit." Suaranya lirih dan serak.

"Sini sayang."

Jeno membantu Haechan melepaskan diri dari sibungsu yang memeluknya. Membawa si Tan pada gendongannya, Jeno takut Jisung ikut terbangun jadi ia bawa Haechan ke luar.

"Kita kerumah sakit ya, aku bangunkan Mark Hyung dulu."

"Jangan Nono, tidak mau kerumah sakit."

"Baiklah, baiklah."

Haechan memeluk lehernya erat terasa sekali nafas si manis terasa hangat menerpa ceruk lehernya. Jeno menarik laci ruang tengah menemukan p3k dan mengambil fever pack ditempelkannya di dahi Haechan.

"Duduk disini sebentar ya, aku ambilkan air," ucap Jeno lembut.

"Tidak mau, Nono jangan kemana-mana." Haechan semakin memeluk Jeno erat dan merengek.

"Iya, iya aku disini."

Diusapnya sayang kepala si manis, Jeno bangkit dari duduk masih menggendong Haechan menuju dapur. Mengambil air untuk kekasihnya minum dan beberapa butir obat penurun panas. "Minum obat dulu ya, biar lebih baik."

Haechan menggeleng dipelukkan Jeno. "Pahit."

"Obat memang pahit sayang, tapi jika tidak minum obat kau bisa terus sakit. Jika tidak minum obat aku akan membawa mu kerumah sakit."

"Tidak mau kerumah sakit Nono...."

"Maka dari itu minum obat ya sayang."

Akhirnya Haechan menjauhkan wajahnya di leher Jeno meminum sedikit air putih yang terasa tidak enak dan obatnya, wajahnya mengerut tidak suka. Jeno tersenyum lembut mengusap dahi dan pipi Haechan yang lembab, wajah si manis juga memerah karena demamnya.

"Rasanya tidak enak, pahit Nono. Airnya tidak enak, obatnya juga. Nakal!" Kaki Haechan bergerak-gerak digendongan Jeno, wajahnya kembali disembunyikan dibahu tegap pria dominan nya.

Jeno menepuk-nepuk punggung Haechan lembut, kembali membawanya ke sofa diruang tengah, membiarkan Haechan dipangkuan nya.

"Lepas sebentar sayang, sebentar saja."

Pelukan keduanya terlepas, Jeno membuka piyama Haechan dan piyamanya lalu kembali memeluk si tan. Membiarkan suhu panas kekasihnya terbagi padanya. Jeno menyelimuti punggung terbuka Haechan dengan kemejanya, mengusap-usap lagi punggung itu agar Haechan bisa tidur nyenyak.

Jeno tidak kembali ke kamar karena takut membangunkan Jisung, maka Jeno bersandar penuh di sofa dengan Haechan bergelung di pelukannya.

Beberapa saat Jeno tidak bisa tidur kembali, pria itu terus memeriksa keadaan Haechan, menjaga si manis agar tetap nyaman dalam tidurnya meski sesekali merengek.

Jeno menyentuh dahi Haechan yang panasnya lebih baik meski masih hangat. Mengecup sayang kepala si manis lalu tak lama Jeno ikut terlelap memeluk Haechan erat.

Suara-suara ramai membangunkan Jeno dari tidurnya, sinar matahari membuat matanya menyipit, ternyata sudah pagi. Jeno melihat para member mengelilingi nya. Jeno menunduk melihat Haechan masih bergelung di pelukannya.

"Kenapa tidur di sini Jeno? Dan tidak pakai baju?" Renjun menatap menyelidik pada temannya itu.

"Haechan sakit semalam, tubuhnya panas," jawab Jeno tak mau Renjun menyangka dirinya yang tidak-tidak.

Dreamies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang