14. Shirtless

6.1K 486 29
                                    

Sebenarnya Haechan agak merasa malu melihat salah satu kostum perform yang digunakan Jaemin dan Jeno, tiap kali ia menatap keduanya pipinya akan memanas sendiri. Bagaimana tidak kedua perut kotak-kotak kekasihnya itu terumbar kemana-mana. Haechan kan ingin mendaratkan tangannya dan mengusap perut ber-abs itu, Haechan segera menggelengkan kepalanya dirasa mulai berpikiran yang tidak-tidak.

"Chocoball hei kenapa menggelengkan kepala mu sekencang itu, kau bisa pusing."

Jaemin menangkup dua pipi Haechan agar tidak menggelengkan kepalanya lagi. Dilihatnya mata bulat kekasihnya menatapnya polos, sumpah Haechan benar-benar cantik sekali. Tak bosan-bosan Jaemin memujinya.

Haechan berusaha untuk tetap menatap mata Jaemin tak membiarkan kearah yang lain. "Tidak apa-apa Nana." Katanya sembari mengalihkan tatapannya tapi lagi-lagi malah melirik pada perut terbuka itu.

Jaemin yang tau kemana arah mata kekasihnya melihat langsung tertawa kecil, tangannya mengusap kepala Haechan. "Ini milik mu, mereka hanya bisa melihat tapi tidak bisa memegang nya." Jaemin meletakan tangan kecil Haechan di perutnya.

Pipi Haechan perlahan bersemu merah namun tangannya malah mengusap-usap perut Jaemin. Jemarinya bergerak menghitung kotak-kotak diperut itu padahal Haechan sudah hapal betul.

Jaemin membiarkan kekasih kecilnya terus bermain di perutnya. Sesekali mengusap kepala Haechan yang anteng.

"Anu.., Jaemin-shi ini giliran mu di rias." Seorang staff wanita berucap tak enak pada dua orang itu.

"Nanti lagi ya." Jaemin menunduk melihat Haechan yang duduk didepannya berbicara lembut pada si kecil.

Haechan agak cemberut kesenangan nya hilang tapi tetap mengangguk melepaskan Jaemin nya. Jaemin gemas mengecup habis pipi bulat itu sebelum melangkah ke kursinya.

Jeno, Mark dan Chenle yang tengah dirias juga melihatnya melalui cermin didepan mengulum senyum mereka. Merasa gemas oleh si buntelan Tan itu.

"Bibu ada punya adek."

Jisung yang juga sudah dirias bersama Haechan tadi menaikan dalaman hitamnya menunjukkan jika dirinya juga punya yang seperti Jaemin miliki.

Haechan segera menutup kaus Jisung karena disini banyak para staf. "Adek jangan umbar-umbar seperti Jeno dan Jaemin Hyung mu, kau masih kecil bayi."

Padahal Jisung sudah berumur 22 tahun tapi Haechan tetap menganggapnya bayi, ya bayi yang bisa buat bayi lebih tepatnya. Jisung yang merasa kausnya kembali tersingkap sedikit menatap Haechan. "Katanya tidak boleh di umbar-umbar Bibu."

Pipi Haechan semakin memerah tangannya seperti om-om cabul bergerak sendiri masuk ke dalam kaus hitam Jisung. "Pegang dikit." Bisiknya lalu membenamkan wajahnya pada bahu lebar bungsunya, Haechan malu.

Jisung tertawa gemas menahan tangan Haechan agar tetap di perutnya. "Ini milik mu Bibu, kau bebas memegang nya." Bisik Jisung pelan malah membuat Haechan semakin malu, salah kan tangannya yang tak tau malu. Ehe.

Selama menunggu yang lain di rias Haechan anteng duduk sembari menonton bersama Jisung, sesekali tangannya yang masih di dalam kaus Jisung bergerak mengusap-usap kotak-kotak yang ada. Kadang usapan Haechan terlalu keatas atau terlalu kebawah. Mati-matian Jisung menahan dirinya sendiri apalagi sebentar lagi mereka harus naik panggung.

Setelah ini kebiasaan Haechan sebelum naik keatas panggung sepertinya harus mengusap-usap perut ABS prianya.

"Aku ke toilet sebentar, aku akan cepat kembali."

Belum ada balasan dari para kakaknya, Jisung sudah melesat menjauh. Haechan menatap bingung sementara yang lain tentu saja mengerti.

"Jiji kenapa?" tanya nya polos.

Dreamies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang