Bab 12

92 16 12
                                    

Air terus menetes dari baju yang basah kuyub di karnakan hujan cukup lebat.

Yechan segera turun dari motor sport dan menyusul pemiliknya ke teras rumah yang terlihat luas dan mewah.

Menatap dua pintu yang menjulang tinggi dengan ornamen mewah, Yechan tidak pernah habis mengaggumi nya.

"Deureo wa !" Jehyun meminta Yechan untuk mengikutinya masuk kedalam rumahnya sambil membukakan pintu untuk nya.

Namun sepertinya Yechan terlihat ragu dan takut. Rumah besar itu terlihat sangat sepi, tidak ada tanda-tanda kehidupan lain selain mereka berdua. Hingga membuatnya mematung dan diam di tempatnya berdiri.

Karna tak sabaran, Jehyun menggenggam tangan Yechan dan sedikit menyeretnya. Memaksa nya untuk ikut masuk, tentu Yechan tidak bisa menahan kekuatan dari Jehyun.

Dengan terpaksa, Yechan mengikuti langkah Jehyun juga. Mulut Yechan mulai terbuka hingga melebar ketika melewati satu persatu ruangan yang ada di dalam sana.

"Aku pikir rumah besar seperti ini hanya ada dalam drama-drama saja." Ucap Yechan begitu langkah mereka berhenti di sebuah pintu, sepertinya itu pintu kamar Jehyun.

Jehyun melepaskan genggaman nya, lalu menatap Yechan.

"Kamu pikir rumah yang di drama-drama itu bohong ? Itu juga rumah sungguhan."

"Apa salah satu nya ada rumah mu ?"

Jehyun menggeleng tidak percaya dengan keluguan yang Yechan miliki. Tentu Jehyun tidak akan menjawab itu, dia hanya meminta Yechan menunggu nya sebentar.

"Tunggu disini sebentar, aku masuk hanya untuk berganti pakaian."

"Apa ini kamar mu ? Kenapa aku harus menunggu disini ?"

"Kamu mau ikut kedalam berasama ku, Yechan ?"

Yechan langsung menyilangkan tangan nya di dada sambil menatap Jehyun curiga. Tentu saja itu membuat Jehyun sedikit kesal.

"Apa maksud mu ? kamu pikir aku akan...aahhh, tunggu disini saja."

Seperti kehabisan kata menghadapi tingkah Yechan, Jehyun memutuskan untuk langsung masuk dan meninggalkan Yechan sebentar untuk mandi dan berganti pakaian nya.

Yechan pun mematuhi perkataan Jehyun untuk menunggu, sesekali Yechan hanya memutar-mutar tubuhnya seperti memperhatikan setiap ruangan yang ada di hadapan nya sekarang.

Sungguh bertolak belakang dengan rumah yang dia tempati bersama orang tua dan kakak perempuan nya. Rumah sederhana dengan 3 kamar tidur dan sedikit ruangan. Rumah sederhana yang hangat dan sangat berisik untuk sekedar di rindukan, atau di tempati.

Setelah hampir 20 menit menunggu, Jehyun keluar dengan pakaian yang sudah berganti. Di tangan nya terdapat sepasang baju rumahan sederhana namun dengan merk ternama juga sebuah handuk untuk di gunakan Yechan.

"Ambilah...ganti pakaian mu. Aku akan menunggu, setelah itu baru kita belajar !"

Jehyun menyodorkan pakaian dan handuk di tangan nya, meminta Yechan untuk mengganti pakaian nya juga.

Tanpa membuang waktu, Yechan meraih pakaian ganti nya dan berganti di kamar pribadi yang besarnya bahkan seperti satu kali besar rumah nya. Tapi, ini terlalu sunyi untuk di sebut rumah. Tidak ada orang tua yang menyambut nya ketika Jehyun pulang, tidak ada kelahi saudara karena meributkan hal-hal sepele atau saling ganggu. Kini Yechan mulai menyadari, dari mana sikap dingin Jehyun itu.

Membuka satu persatu kancing kemeja nya, saat dia sudah berada di kamar mandi pribadi Jehyun. Lebih membuat Yechan tercengang, kamar mandi dengan lantai dan dinding marmer berwarna krem dan corak urat berwarna senada namun lebih tua dari warna dasarnya yang menggambarkan kemewahan.

Love Affirmation Where stories live. Discover now