Bab 23

92 13 4
                                        

Terlihat susunan buku-buku yang begitu rapih di rak-rak yang tersedia di dalam perpustakaan.

Sesekali mata Jehyun sibuk mencari barisan dimana tempat yang seharus nya untuk dia menaruh buku yang harus dia tata.

Jehyun memperhatikan dengan seksama tema dan judul buku yang di genggam nya. Lalu mendongak untuk mencari baris yang tepat untuk buku itu.

Akhirnya, Jehyun menemukan juga. Baris paling atas. Buku-buku dengan tema serupa namun judul yang berbeda, cover-cover beragam dengan berbagai design gambar dan warna.

Jehyun berjinjit, mencoba menggapai tempat dan menaruh beberapa buku yang harus disusun. Tinggi Jehyun tidak cukup untuk itu, membuatnya sedikit kesulitan.

Belum juga di letakkan dengan benar, Buku-buku itu nyaris saja jatuh dan hampir menimpa kepala Jehyun.

Jika saja Yechan tidak datang tepat waktu. Dengan cepat Yechan setengah berlari dan langsung menahan buku-buku yang nyaris jatuh itu.
Dengan tinggi nya yang mencapai 183, dengan mudah Yechan menggapai sesuatu yang tinggi.

Mata Jehyun yang sempat terpejam karna berpikir akan tertimpa banyak buku akhirnya terbuka.

Kepala Jehyun mendongak sedikit ke atas untuk melihat apa yang terjadi. Sepasang tangan menahan nya, membuat dia berbalik untuk melihat tangan milik siapa itu.

Setelah sekian lama, mata mereka kembali bertemu untuk jarak sedekat itu. Jehyun tidak bisa berkata-kata, begitu juga Yechan, masing-masing dari mereka hanya bisa mendengar degub jatung yang semakin cepat.

"Apa kepintaran mu berkurang ?" Tanya Yechan sambil merapihkan buku-buku yang seharusnya di susun oleh Jehyun.

Tersadar juga dari lamunan nya, Jehyun terlihat sedikit salah tingkah dan menggaruk-garuk belakang kepalanya.

"Apa maksud mu, bagaimana kepintaran seseorang bisa berkurang"

"Lihat lah, di sediakan tangga untuk bisa menggapai tempat tinggi. Mengapa kamu malah memilih berjinjit ? Kamu pikir tinggi mu akan bertambah hanya dengan berjinjit ?"

Jehyun menoleh kan kepalanya ke samping, tepat di mana Yechan menunjuk dengan isyarat mata. Benar saja, sudah tersedia sebuah tangga.

Kini Jehyun merasa diri nya benar-benar tolol, di dorongnya Yechan pelan. Lalu berjalan mengambil tangga itu.

"Permisi !"

Yechan tersenyum sambil menggeleng, matanya terus memperhatikan Jehyun yang sibuk mengambil tangga. Menempatkan tepat di hadapannya.

Perlahan Jehyun menaiki anak tangga satu demi satu, namun apa ? Baru juga sampai di batang tangga ke tiga, Jehyun terpeleset dan jatuh.

Untunglah Yechan masih disana, dengan setia membantu. Memegangi tangga agar tidak goyang Dan membuat Jehyun terjatuh. namun ternyata, meski tidak bergoyang tetap saja terjatuh.

"Aa...aaakkkk....."

Dengan sigap Yechan menangkap Jehyun yang terjatuh di pelukkan nya.
Sejenak mata mereka bertemu, Lagi. membuat mereka sama-sama terdiam seperti kehilangan suaranya.

ah tidak...mereka jadi salah tingkah, alih-alih melepaskan pelukkan Yechan. Jehyun malah terjatuh ke lantai perpustakaan karna menyingkirkan tangan Yechan dari tubuhnya.

tentu Yechan tidak bisa diam melihat itu, tawa nya nyaris meledak jika tidak ingat mereka berada di perpustakaan.

Yechan membungkuk dan mengulurkan tangannya. membantu Jehyun berdiri tanpa di minta, jelas Jehyun merasa sedikit malu bertingkah bodoh seperti ini.

Love Affirmation Where stories live. Discover now