Bab 24

128 12 26
                                    

Tidak ada yang bisa Jehyun rasakan kecuali kesal, marah, jengkel atau apapun yang setara dengan itu.

tetesan-tetasan air  yang mebasahi wajah nya jatuh perlahan ke washtafel setelah dia membasuh wajahnya dan meninggalkan Yechan bersama Junghoon dan Xen di Perpustakaan.

Ingatan nya kembali melayang pada hari itu...

Sore dimana Hujan lebat turun, ketika untuk kali pertama dia merasa sangat marah pada Jaehan.

Sore dimana Hujan lebat turun, ketika untuk kali pertama dia merasa sangat marah pada Jaehan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

* * *
"Kenapa Hyung tidak memberi tau ku ? Hyung tau Xen akan pergi ke Jepang kan ?"

Sekuat tenaga Jaehan mencoba menahan Jehyun hari itu. menjelaskan sebisa nya, meski kekecewaan yang di rasakan Jehyun tidak akan pernah bisa di redam lagi.

"Mianhae... Jehyun-ah. Aku sudah berjanji pada Xen, aku tidak berhak memberi tau mu. Dia berjanji akan mengabari mu ketika tiba di Jepang, makanya aku meng-iyakan permintaan nya untuk merahasiakan semuanya padamu "

Di hempaskan kasar tangan Jaehan dari lengan nya. Sorot mata Jehyun kini tidak lagi memandang Jaehan sebagai teman nya, tidak ada penjelasan yang bisa di terima Jehyun .

"Cih..."

Jehyun terkekeh seperti meremeh kan segala perkataan Jaehan. Jika semua menjadi penting untuk perasaan Xen kenapa tidak untuk nya, bukan kah itu tidak adil.

"Jehyun-ah...Xen pasti punya alasan..dia.."

"Berhenti...."

Belum sempat Jaehan menyelesaikan kalimat nya, Jehyun langsung memotong dengan berteriak. sepertinya akal sehatnya sudah tidak berfungsi lagi. kini hanya amarah yang bisa dia rasakan.

"Persetan dengan semua penjelasan dan alasan kalian. Kenapa terus menyebut Xen...Xen...Xen...Xen, Aku bagaimana ? apa perasaan ku tidak penting ? apa menurut kalian kesakitan ku cuma gurauan semata ? apa kalian pikir aku tidak akan hancur ? mulai saat ini, kita bukan lagi teman, Jaehan."

Mata Jaehan terbuka, tidak percaya dengan apa yang di dengar nya. Posisi nya kini dia serba salah, tidak bisa menolak permintaan Xen tidak juga bermaksud membohongi Jehyun.

Namun semua kini hancur lebur, pengorbanan nya malah menjadi boomerang untuk nya.

"Jehyun...dengarkan aku dulu..."

Sudah beranjak pergi meninggalkan Jaehan tanpa ingin mendengar apa-apa lagi.

Jehyun berlari kencang menghampiri motornya, mengenakan helm dan menghidupkan mesin. Tidak tau ingin kemana, yang jelas dia ingin pergi sejauh mungkin.

Namun baru saja pergi meninggalkan pagar sekolah sebuah mini sedan menabraknya, menyeretnya hingga beberapa meter menjauhi sekolahnya.
 
                             * * *

Love Affirmation Where stories live. Discover now