Part 20

1.1K 31 0
                                    

"Kayuna, itu ayah kamu sama siapa?" Tanya salah satu seorang anak perempuan yang sedang duduk di ayunan menunjuk ke arah belakang.

Keempat anak perempuan yang bermain di taman itu serentak langsung menoleh ke arah telunjuk temannya. Termasuk Kaluna, tawa di bibirnya hilang kala melihat seorang anak perempuan yang tersenyum lebar sambil berpegangan tangan ayahnya.

Kaluna yang masih kecil saat itu, merasa tidak senang. Kerutan alisnya menyatu, saat anak perempuan itu dan sang Ayah mendekat.

Julio, ayah kandung Kaluna. Ia berjongkok menghadap putrinya, menangkup kedua pipi Kaluna dengan tangan besarnya. Kaluna melihat ada guratan kebahagiaan yang terpancar di wajah Julio.

"Kaluna punya Kakak, sekarang."

Kaluna hanya diam, wajahnya masih cemberut menandakan ia tidak suka. Tatapan Kaluna beralih pada anak perempuan itu. Lalu, satu tangan mungil tersodor kepadanya.

"Kenalin, aku Nayya."

Anak perempuan yang menyebut dirinya Nayla itu masih tersenyum lebar, dengan setia menunggu Kaluna membalas uluran tangannya. Tanpa diduga, Kaluna justru maju selangkah dan mendorong Nayla hingga terjatuh. Teman-teman Kaluna yang menonton, sontak menertawakan Nayla yang sudah basah terkena genangan air kotor.

Julio yang melihat Nayla tersungkur, dengan sigap menolong putri angkatnya itu. Ia tidak bisa lagi menyembunyikan wajahnya yang khawatir. Baju Nayla sudah basah kuyup dan berubah warna menjadi kecokelatan.

Julio menatap tajam pada Kaluna, "Kaluna! Siapa yang ngajarin kamu seperti itu?!" bentak Julio.

Mata Nayla berkaca-kaca, namun masih berusaha untuk tersenyum. Nayla menyentuh pundak Julio, "Ayah, Nayya gapapa. Jangan mara sama Kayuna."

Seketika Kaluna langsung terkejut mendengar panggilan Nayla pada Julio. Kepalanya semakin memanas. Kaluna tidak ingin berbagi kasih sayang Julio pada siapa pun. "AYAH CUMAN PUNYA AKU!" Teriak Kaluna.

"KALUNA!"

"KAYUNA GAMAU! AYAH CUMAN PUNYA KAYUNA! KAYUNA GAMAU PUNYA KAKAK!KAYUNA CUMAN MAU SAMA AYAH!"

"Kaluna dengerin ayah-"

"NGGAK!" Kaluna menggeleng-gelengkan kepalanya, wajahnya memerah. Tak lama, deraian air mata Kaluna turun membasahi pipi. Tangan mungil Kaluna memukul-mukul dada Julio untuk melampiaskan rasa kekesalannya. Dadanya sesak, saat Julio justru beranjak bangun membawa Nayla meninggalkannya.

Tangisan Kaluna semakin histeris, lalu tatapannya bertemu dengan mata Nayla yang menoleh ketakutan padanya. Saat itu, Kaluna mulai menanamkan kebencian mendalam pada Nayla. Karena, pertama yang ia curi adalah cinta pertamanya, Julio.

__

Tanpa sengaja, Kaluna meneteskan air mata dalam tidurnya. Dadanya terasa sesak, seperti sesuatu mengimpit ruang pernafasannya. Kaluna mengerjap-ngerjapkan kelopak mata perlahan, lalu satu tangan Kaluna terulur hendak mengambil segelas air di atas meja nakas.

Karena pergerakan Kaluna yang lemah, gelas berisikan susu itu terjatuh pecah ke lantai. Dengan susah payah, ia berusaha terbangun dari posisi tidur. Tatapan Kaluna berkeliling, baru menyadari ternyata ia sudah berada di dalam kamar miliknya dengan balutan baju yang masih mengenakan dress hitam tadi sore.

Mendengar suara pecahan kaca, seorang wanita paruh baya yang bekerja di rumah Kaluna bergegas menghampiri kamar majikannya. "Ya tuhan, kenapa Non?" Paniknya, memeriksa keadaan Kaluna.

Kaluna menggeleng lemah, menepis lengan pembantu tersebut.

"BUTA MATA LU?! BERSIHIN TU BELING!" Bentaknya arogan.

Kaluna (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang