Raka menahan nafas, saat tatapannya bertemu dengan netra cokelat Kaluna yang berjalan mendekat ke arahnya. Dari bawah meja, Raka menggenggam erat telapak tangan Nayla. Membuat gadis berambut pendek itu mengernyitkan dahi bingung melihat tunangannya itu. Raka cukup mengetahui keagresifan Kaluna jika tidak senang, khawatir Kaluna akan melukai tunangannya.
Namun tanpa Raka duga, ternyata Kaluna justru tetap melangkah berlalu begitu saja melewati meja mereka. Refleks, Raka sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Melirik Kaluna yang sedang berbincang sesuatu dengan sang vokalis kafe.
"Kenapa sayang?" Tanya Nayla, membuat pria itu sedikit tersentak. Raka menggeleng menarik sudut bibirnya tersenyum tipis, lalu ia mengusap puncak kepala Nayla.
Hingga tiba-tiba, ia mendengar suara seseorang dari mikrofon panggung kafe. Raka sangat mengenali suara itu. Namun, ia enggan menoleh kembali ke belakang dan memilih cuek membelakangi Kaluna.
Sementara itu,Kaluna sudah siap duduk di sebuah kursi vokalis sambil memegang gitar di atas panggung. Keberadaannya cukup berhasil mencuri perhatian seluruh pasang mata yang ada di dalam kafe, kecuali Raka.
"Hai semuanya,kenalin nama gue Luna. Maaf ganggu waktunya sebentar ya. Gue juga sebelumnya mau bilang makasih, karena udah izinin gue buat nyumbang lagu. Gue mau nyanyi lagu dandelions dari Ruth B. Lagu ini gue persembahkan buat seseorang yang spesial banget buat gue,"
Lalu suara petikan gitar mulai terdengar di telinga Raka. Pria itu kembali melanjutkan makan sambil mendengarkan saksama dalam diam. Sedangkan Nayla, gadis itu sudah memusatkan perhatian sepenuhnya pada Kaluna. Selain berparas sangat cantik, ia juga mengagumi bakat musik dari perempuan yang menyebut dirinya Luna itu.
"Maybe it's the way you say my name, Maybe it's the way you play your game"
(Mungkin itu cara mu mengucapkan namaku, mungkin itu cara mu memainkan permainanmu)
"But it's so good, i've never known anybody like you, But it's so good, i've never dreamed of nobody like you"
(Tapi itu menyenangkan, aku tidak pernah mengenal orang seperti mu. Tapi itu menyenangkan, aku tidak pernah bermimpi seseorang seperti mu)
"And i've heard of a love that comes once in a lifetime, and i'n pretty sure that you are that love of mine"
(Dan aku pernah mendengar tentang cinta yang datang sekali seumur hidup, dan aku cukup yakin bahwa kamu adalah cintaku)
"Cause i'm in a field of dandelions, wishing on every one that you'll be mine, mine"
(Karena aku berada di ladang bunga Dandelion, berharap pada semuanya bahwa kamu akan menjadi milikku, milikku)
"And i see forever in your eyes, i feel okay when i see you smile, smile"
(Dan aku melihat keabadian di matamu, aku merasa baik-baik saja ketika aku melihat senyummu, senyummu)
"Wishing on dandelions all of the time, praying to god that one day you'll be mine."
(Berharap pada bunga Dandelion sepanjang waktu, berdoa pada tuhan bahwa suatu hari kamu akan menjadi milikku)
Suara itu, begitu mengalun lembut dan menenangkan siapa pun yang mendengarnya. Raka baru saja mengetahui salah satu bakat Kaluna selain menggoda, yaitu bernyanyi. Mengikuti rasa penasaran, ia akhirnya menoleh ke belakang. Tatapan mereka seketika langsung terkunci, kala berganti ke lirik berikutnya.
"I think that you are the one for me, cause it gets so hard to breathe"
(Aku pikir kau hanyalah untukku, karena aku menjadi sangat sulit untuk bernafas)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaluna (SUDAH TERBIT)
Dla nastolatków"Kalo gue maunya sama lu, gimana?" "Saya sudah bertunangan, Kaluna." Kaluna putri Antonio, seorang gadis cantik yang mengejar cinta seorang guru Matematika yang sudah bertunangan, Raka Praja Mahesa.