"Kaluna, kenapa kamu ga Sekolah?"
Adelia yang baru saja pulang ke rumah, mendapatkan kabar dari sopir bahwa hari ini Kaluna tidak Sekolah. Ia langsung bergegas mencari keberadaan putrinya itu hingga Adelia menemukan Kaluna sedang bersantai di sebuah tepi kolam renang. Langsung saja, ia menghampiri Kaluna yang tengah mengenakan masker wajah itu dan tak menghiraukan kedatangan Adelia.
Dengan kesal, Adelia membuang timun yang menutup mata putrinya itu. Kaluna mendengus kasar, melayangkan tatapan tajam ke arah wanita paruh baya yang mengusiknya.
"Jangan ganggu luna, Mom."
Adelia tertawa kecut, "Jangan ganggu, kamu bilang? Kalau Daddy kamu tahu, nanti Momy yang kena sasaran. Jangan bikin memperburuk citra Momy di hadapan Daddy kamu!"
Hening sejenak, sebelum Kaluna terbahak kencang. "Maksudnya, Momy bakalan di pukulin gitu? Kenapa harus takut, Momy. Anggap aja itu pukulan uang. Semakin Momy di pukulin, semakin duit Momy banyak."
"KALUNA!!" Bentaknya.
Kaluna menghela nafas, beranjak bangun dari kursi hendak pergi menjauh. Namun, satu tangannya di tahan oleh Adelia. Ia memutar badan, menatap malas pada ibu kandungnya itu. Menunggu Adelia kembali melanjutkan ucapannya.
"Kamu harus bersikap baik, jika Daddy kamu ingin mewarisi Yayasan buat kamu, Kaluna." Gumam Adelia.
Kaluna tersenyum miring, menghempaskan kasar tangan Adelia. "Terus? Luna ga peduli, Mom. Luna bukan Momy yang gila uang, apalagi sampai ngelakuin segala cara buat semata-mata karena uang. Hidup aku bukan hanya uang. So, stop berpikir kalau aku bisa di ajak kerja sama dengan Momy."
Adelia terdiam, menutup rapat bibirnya. Hati kecilnya merasa tertampar oleh jawaban dari putrinya itu.
"Terakhir, jangan pernah atur hidup gue." Setelah itu, Kaluna melengos. Benar-benar meninggalkan Adelia dari tempatnya.
_
Menjelang larut malam, Kaluna dan kedua sahabatnya berencana akan menghabiskan waktu bersama dengan nongkrong di salah satu kafe anak muda. Sambil bersenandung kecil, ia memutar tubuhnya di hadapan cermin rias. Rambut panjangnya di kepang menjadi satu dan wajah cantiknya sudah terpoles makeup yang tipis. Ia sudah tampil cantik, mengenakan balutan dress anggun selutut berwarna Soft peach.
Entah lah, Kaluna juga tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini ia merasa lebih menyukai berpenampilan feminin semenjak kemarin ia mengenakan dress hitam.
Melihat Raka sampai tidak berkedip kemarin, membuat Kaluna kembali senyum-senyum sendiri. Omong-omong soal Raka, Kaluna masih bingung bagaimana bisa Raka menyadap ponsel Caca tadi pagi? Dan belum ada kabar apa pun dari Caca. Ia sangat penasaran.
Ting
Suara notifikasi pesan mencuri perhatian gadis itu. Kaluna langsung meraih ponsel yang tergeletak di atas meja, menampilkan beberapa bubble chat grup di layar ponselnya.
Anna janda pirang:
Gys kalian lagi dimana? Gue bntr lagi nyampe. 19.22Caca bgst:
Busehhh 19.22
Rikat amat lu, Na. 19.22HAHAHA, kebelet nyari duren si Anna. 19.23
Caca bgst:
Njayy, DUDA KEREN. Kelamaan perawan pengen di anu-anu katanya lun. 19.23Anna janda pirang:
Shut the fuck up, bitch! 19.23Otw.19.24
![](https://img.wattpad.com/cover/368630258-288-k192788.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaluna (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Kalo gue maunya sama lu, gimana?" "Saya sudah bertunangan, Kaluna." Kaluna putri Antonio, seorang gadis cantik yang mengejar cinta seorang guru Matematika yang sudah bertunangan, Raka Praja Mahesa.