Pahlawan, Penjahat, dan Burung Kenari Tanpa Kepala

266 38 19
                                    

Pada sebuah cerita, terdapat seseorang yang hatinya diselimuti kebingungan. Orang itu disebut sebagai Pahlawan, karena berhasil menghabisi bajingan yang meracuni orang tersayangnya masyarakat luas.

Dengan membawakan kepala bajingan itu ke bawah kaki si korban, Pahlawan dipuji puji oleh banyak orang atas tindakannya yang mencerminkan keadilan.

Namun saat ini hatinya gundah, tatkala bajingan itu malah mulai merangsek masuk ke dalam pikirannya.

Ia tidak ingat apapun. Memori memori kelam itu, kepanikan itu, hari di mana kepalanya jatuh ke tanah.

Saat ini bajingan itu muncul kembali ke hadapannya, namun dia tidak mengingat apapun. Dia tidak mengingat luka yang ditoreh oleh pedangnya yang haus darah.

Entah dia itu dibutakan rasa bersalah, rasa marah, rasa dendam yang belum puas bahkan setelah menghilangkan nyawa si bajingan, atau rasa iri karena bahkan yang disayangi olehnya tidak melihatnya sama sekali.

Selama ini dia melindungi hati yang telah menjadi milik orang lain. Sekali dua dia menyebutnya karma, karena telah merenggut nyawa seseorang yang mungkin di luar sana masih ada yang menyayanginya.

Hey.

Siapa yang akan menyayangi seorang sampah, Pahlawan?

Suatu hari si Pahlawan mengunjungi Putra Mahkota, dengan segenap rasa bingung yang ada di hatinya itu, dia berhadap muka dengan Putra Mahkota.

"Wahai Pahlawan, ada apakah gerangan?", Putra Mahkota bertanya pada Pahlawan. Pahlawan hanya menjawab, "Saya tengah berada di dalam labirin, Yang Mulia".

"Jika kamu memperkenankan aku tahu, maka ceritakanlah gundahmu padaku" Putra Mahkota menimpali

"Yang Mulia, saya sedang menjaga hati saya untuk seorang gadis yang begitu saya sayangi. Di satu sisi ada seseorang lain yang begitu saya benci. Namun akhir akhir ini, orang yang saya benci itu mulai meracuni pikiran saya dengan segala hal tentangnya. Saya bingung untuk siapakah hati saya ini, Yang Mulia?"

"Kstariaku, pantaskah kamu mencintai seseorang?"

Pertanyaan balik Putra Mahkota membuat Pahlawan bingung. Apa maksud Putra Mahkota menanyakan hal yang menyakiti hati seperti itu?

Namun Pahlawan berpikir sejenak atasnya. Apakah ia pantas mencintai seseorang? Ingatlah bahwa Pahlawan kita tidak memiliki memori memori kelam itu.

Jadi yang terlintas di pikirannya adalah, mengapa dia tak pantas mencintai seseorang?

"Kstariaku, izinkan aku bertanya satu hal lagi padamu" Putra Mahkota tersenyum memaklumi

"Tanah yang harus kamu lindungi ini sedang di ambang kehancuran, dan satu satunya yang bisa menyelamatkan tanah ini adalah kamu. Syaratnya hanya satu, yaitu mengorbankan orang yang paling kamu sayang dan cintai. Kamu akan mengorbankan orang yang sangat kamu sayangi dan menyandang gelar Pahlawanmu itu, atau mengorbankan tanah ini demi orang yang kamu sayangi?"

Pahlawan berpikir keras. Segala jenis deduksi dan kemungkinan ia pikirkan namun kesimpulan yang didapatkan olehnya hanyalah satu.

"Saya akan mengorbankan orang tercinta saya" Putra Mahkota mengangguk angguk seperti sudah memperkirakan hal itu

"Ksatriaku, kamu sungguh tidak pantas mencintai seseorang. Datanglah kembali esok hari dan akan aku terangkan alasannya"

Pahlawan menyetujui hal itu dan kembali keesokan harinya. Sungguh heran dirinya saat mendapati seseorang sedang berbincang dengannya.

BETWEEN (𝐔𝐒) THEM-ICELAZE [BoboiboyShipAU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang