Keping Delapan

350 47 36
                                    

Ruang makan lengang. Maksudnya, benar benar lengang. Ya cuma sesaat sih.

Hari ini Blaze turun ke meja makan dengan tidak semangat. Saat masuk, dia memberikan senyum terbaiknya di antara wajah canggung ketiga pria de Arnauth. Sementara Raly dan Duchess menyambutnya dengan baik.

Meskipun senyum itu lebar hampir dari telinga ke telinga, kelima orang itu masih bisa merasakan kemalasan Blaze. Lemas sekali gerakannya.

"Ibu, tolong lihat tubuh ku sekarang"

"Ya?"

Duchess kaget. Ini anak mau apa?

"Tolong perhatikan dulu" Duchess mengiyakan meski bingung maksud dari keinginan Blaze. Setelah Blaze berputar ke segala sisi secara perlahan, Blaze duduk di bangkunya dengan lemas.

Di luar perkiraan, Blaze memakan makanannya seperti penyedot debu. Solar tersenyum ceria, senang Tuan Mudanya mendapat semangat (meski cuma untuk makan)

Duchess sedikit kaget, tapi dengan cepat kembali melayani Blaze.

"Kamu mau, nak?" Duchess menyodorkan sepotong daging kalkun

"Iya, Ibu. Terimakasih" Lagi, kelima orang itu terpaku pada Blaze, sementara Solar senang senang saja.

"Eh, Blaze mau daging lagi?" Raly memperlihatkan salah satu piring menunya. Blaze menatapnya sedikit lama, lalu tersenyum.

"Tidak perlu, Raly. Makan yang banyak" katanya sambil memberikan sepotong daging yang Ibu berikan. Blaze sudah kembali ke dunianya.

Setelah puas makan dan dirasa lambungnya sudah penuh, Blaze berdiri.

"Ibu, tolong lihat lagi. Apa aku sudah sedikit menggemuk?"

"Apa? Ya..." Duchess makin ga pahan sama tingkah absurdnya

"Kamu ini minta tolong buat apa?" Ice ikut menyahut

Blaze cuma melirik malas, kemudian berbalik badan pada Solar.

"Sudah gemukan sedikit?"

"Iya, Tuan Muda. Sudah"

"Baik" Blaze manggut manggut "Saya permisi, maaf mengganggu makan kalian. Silakan lanjutkan" Blaze keluar dengan senyum puas #senyumkekenyangan

"Solar" Itu suara Duke "Ada apa dengan anak itu?"

"Pagi ini Tuan Muda bilang pada saya bahwa ia harus kelihatan gemuk di depan Count Muda Nox." Solar memberitahu dengan senang hati. "Saya tidak begitu mengerti mengapa"

Duke mengangguk, kemudian mengizinkan Solar kembali mengekori Tuan Mudanya.

"Kamu tau sesuatu soal itu, Ice?" Duke sekarang menanyai Ice.

"Tidak, Ayah. Blaze...belum pernah cerita apapun pada saya" Ruang makan itu hening lagi.

"Itulah ku katakan. Kamu terlalu keras padanya. Dia anak yang baik"

Ice cuma menelan ludah mendengar perkataan Duchess.

"Tapi dia kan dari keluarga Reenberg" Zach ikut bicara. Sepertinya dia tidak menyukai sikap memanjakan Duchess pada Blaze.

"Memangnya kenapa kalau dia seorang Reenberg? Apa saat kamu ada di Reenberg, mereka berlaku kejam padamu karena kamu seorang de Arnauth?" Duchess tidak mau kalah.

Zach sendiri gak bisa menyangkal. Dia diperlakukan dengan baik selama di kediaman Reenberg. Tidak kelihatan sama sekali adanya ketidaksukaan.

"Haaah...kalian jangan banyak tingkah padanya" Duke akhirnya memotong daging di piring "Kelihatannya...dia anak yang lembut" Duchess mengangguk senang kemudian.

BETWEEN (𝐔𝐒) THEM-ICELAZE [BoboiboyShipAU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang